Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pakar Sebut 2 Faktor Risiko Kanker Payudara, Apa Saja?

Reporter

Ilustrasi kanker payudara (pixabay.com)
Ilustrasi kanker payudara (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ahli bedah onkologi dari Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta, Bob Andinata, mengatakan faktor risiko dari kanker payudara terbagi dua, yakni faktor risiko yang bisa dimodifikasi dan faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi.

“Untuk faktor risiko yang tidak bisa dimodifikasi yaitu perempuan, usia di atas 50 tahun, ada riwayat kanker dalam keluarga, menstruasi pada usia kurang dari 12 tahun, dan menopause pada usia di atas 50 tahun,” katanya.

Faktor risiko yang bisa dimodifikasi meliputi perempuan yang tidak menikah, menikah tapi tidak hamil, tidak memiliki anak, penggunaan kontrasepsi hormonal di atas 10 tahun, hingga obesitas. Selain itu, penggunaan kontrasepsi hormonal di atas 10 tahun meningkatkan kadar hormon ekstrogen yang memicu kanker payudara. Begitu juga obesitas, meningkatkan estrogen.

Oleh karena itu, Bob mengimbau masyarakat untuk rutin melakukan skrining dan deteksi dini kanker payudara. Ia termasuk pembicara pada webinar yang diadakan Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI), menggandeng Ikatan Kesejahteraan Keluarga TNI (IKKT) Pragati Wira Anggini Cabang BS I BAIS TNI berkaitan dengan skrining dan deteksi dini kanker payudara.

“Ini merupakan bentuk komitmen bersama untuk menurunkan kejadian kasus baru kanker payudara stadium lanjut di Tanah Air,” ujar Ketua YKPI, Linda Agum Gumelar, di Jakarta, Selasa, 16 Maret 2021.

Ia mengatakan pentingnya informasi tentang skrining dan deteksi dini kanker payudara dengan melakukan pemeriksaan mamografi bagi perempuan berusia di atas 40 tahun, selain rutin melakukan SADARI dan SADANIS. SADARI adalah pemeriksaan payudara oleh diri sendiri dengan berdiri di depan cermin, SADANIS adalah pemeriksaan payudara klinis, yang dilakukan oleh petugas kesehatan seperti dokter.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“SADARI sangat mudah dilakukan dengan syarat dilakukan dengan cara yang tepat, rutin, disiplin, dan bila ada benjolan yang menetap dan tidak sakit segera periksakan ke fasilitas kesehatan terdekat,” imbaunya.

Kanker payudara stadium lanjut dapat dicegah bila ditemukan dalam stadium awal namun tidak semua benjolan di payudara adalah kanker. Ketua IKKT Pragati Wira Anggini Cabang BS I BAIS TNI, Wiwik Joni Supriyanto, menjelaskan saat ini kanker payudara merupakan jenis kanker yang banyak diderita oleh perempuan Indonesia. Untuk itu deteksi dini dan diagnosa dini penting.

“Kunci untuk deteksi dini adalah dengan melakukan pemeriksaan mamografi secara teratur, terutama wanita berusia 40 tahun ke atas, karena pemeriksaan ini sangat efektif untuk deteksi dini kanker payudara hampir 80 hingga 90 persen,” ujarnya.

Baca juga: Pakar Ingatkan Pentingnya Deteksi Dini Kanker Usus Besar

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.




Video Pilihan


Identifikasi Risiko Penyakit Jantung Hingga Kanker dengan Tes Genetik

1 hari lalu

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Identifikasi Risiko Penyakit Jantung Hingga Kanker dengan Tes Genetik

Dalam upaya pencegahan, mengidentifikasi berbagai penyakit tidak menular seperti diabetes hingga kanker bisa dilakukan dengan tes genetik.


Diabetes hingga Kanker Payudara, Berikut Sederet Penyakit Silent Killer

2 hari lalu

ilustrasi diabetes (pixabay.com)
Diabetes hingga Kanker Payudara, Berikut Sederet Penyakit Silent Killer

Silent killer adalah penyakit mematikan yang tidak memiliki gejala atau indikasi yang terlihat kentara. Apa saja penyakit tersebut?


Dampak Penyakit Paru Obstruktif Kronis pada Penderita, Kualitas Hidup Turun

3 hari lalu

ilustrasi sesak napas. shutterstock.com
Dampak Penyakit Paru Obstruktif Kronis pada Penderita, Kualitas Hidup Turun

Dokter mengingatkan penyakit paru obstruktif kronis dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup penderita.


Inilah Risiko Kesehatan yang Mengintai jika Terlalu Sering Makan Pizza

5 hari lalu

Ilustrasi pizza. Sumber: Unsplash/asiaone.com
Inilah Risiko Kesehatan yang Mengintai jika Terlalu Sering Makan Pizza

Pizza sebagai junk food memiliki beberapa risiko kesehatan. Apa saja risiko kesehatan tersebut?


Faktor Risiko Diabetes Melitus yang Perlu Diwaspadai

5 hari lalu

Ilustrasi diabetes. Freepik.com
Faktor Risiko Diabetes Melitus yang Perlu Diwaspadai

Banyak faktor yang berkontribusi pada terjadinya diabetes melitus obesitas, pola makan tidak sehat, kurang aktivitas fisik. Cegah sebelum terjadi.


Cegah Kanker Payudara dengan Mengurangi Konsumsi Jenis Makanan Berikut

5 hari lalu

Ilustrasi kanker payudara. Shutterstock.com
Cegah Kanker Payudara dengan Mengurangi Konsumsi Jenis Makanan Berikut

Kanker payudara dapat terjadi karena disebabkan salah satunya adalah kebiasan mengonsumsi beragam makanan yang tidak sehat secara berlebihan.


Kenali Cara Penanganan Displasia Serviks

6 hari lalu

Ilustrasi kanker serviks. shutterstock.com
Kenali Cara Penanganan Displasia Serviks

Penanganan displasia serviks tergantung pada berbagai faktor, termasuk tingkat keparahan, usia, kesehatan, dan preferensi perawatan.


Kenali Gejala dan Penyebab Displasia Serviks

6 hari lalu

Ilustrasi kanker serviks. shutterstock.com
Kenali Gejala dan Penyebab Displasia Serviks

Displasia serviks adalah kondisi prakanker yang terjadi ketika sel-sel abnormal tumbuh di permukaan serviks.


Faktor Risiko Kanker Payudara yang Bisa Diubah dan Tidak Bisa Diubah

7 hari lalu

Ilustrasi kanker payudara (pixabay.com)
Faktor Risiko Kanker Payudara yang Bisa Diubah dan Tidak Bisa Diubah

Ada dua jenis faktor risiko kanker payudara, yaitu faktor risiko yang dapat diubah dan tidak dapat diubah. Berikut penjelasannya.


Sosialisasi Skrining dan Deteksi Dini Kanker Payudara, Cegah Pasien Datang dengan Stadium Lanjut

7 hari lalu

Kegiatan YKPI di SMA Taruna Nusantara Magelang
Sosialisasi Skrining dan Deteksi Dini Kanker Payudara, Cegah Pasien Datang dengan Stadium Lanjut

Data GLOBOCAN 2020 menunjukkan di Indonesia kasus baru kanker payudara mendekati 66 ribu. Berikut cara yang diharapkan bisa menekan angka kasus baru.