TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah mendorong masyarakat, terutama yang hendak mudik untuk disuntik vaksin Covid-19. Bagi calon penumpang kereta api misalkan, tak perlu lagi menyertakan hasil negatif tes antigen maupun tes PCR asalkan sudah mendapatkan vaksinasi booster. Terlebih, vaksinasi gratis dan tersedia di mana-mana.
Bagi yang mengejar vaksinasi di bulan Ramadan dan sedang berpuasa, ada beberapa hal yang perlu diketahui. Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan, vaksinasi tidak membatalkan puasa. Dia mengutip fatwa Majelis Ulama Indonesia atau MUI Nomor 13 Tahun 2021 tentang Hukum Vaksinasi Covid-19 pada saat Berpuasa. Fatwa itu menyebutkan, vaksinasi Covid-19 dengan injeksi intramuscular atau suntikan pada otot tidak membatalkan puasa.
Masyarakat yang hendak mudik, Wiku menyarankan, sebaiknya mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 setidaknya dua pekan sebelum pulang ke kampung halaman. Musababnya, pembentukan antibodi dalam tubuh rata-rata membutuhkan waktu satu sampai dua minggu setelah disuntik. "Vaksinasi lengkap maupun vaksinasi booster ini merupakan perlindungan diri dan supaya mereka tidak membawa virus saat bertemu keluarga di kampung halaman," katanya.
Lantas bagaimana jika ingin disuntik vaksin Covid-19 saat Ramadan? Simak saran berikut:
- Waktu vaksinasi
Edukator kesehatan, dokter Muhamad Fajri Adda'i mengatakan, penyuntikan vaksin dapat dilakukan saat berpuasa atau malam hari seusai berbuka. Berkaca dari jenis vaksin, Fajri menyarankan vaksinasi pada malam hari atau di waktu mendekati buka puasa. - Merhatikan jenis vaksin yang digunakan
Menurut Fajri, data menunjukkan vaksin Pfizer dan Moderna memiliki kejadian ikutan pascaimunisasi atau KIPI yang cukup tinggi. Efeknya antara lain, demamnya, tidak enak badan, pegal di area suntikan, meriang. "Kondisi ini tidak langsung terasa setelah disuntik melainkan sekitar 18 jam kemudian," jelas Fajri. - Pastikan kondisi benar-benar sehat
Bagi yang hendak disuntik vaksin Covid-19 saat puasa, maka harus dalam kondisi fit dan cukup tidur sehingga vaksin dapat bekerja optimal dalam meningkatkan kadar antibodi. "Kalau disuntik saat puasa, badan harus fit, pola hidupnya teratur, tidur cukup," katanya. "Jangan baru tidur pukul 02.00, pukul 04.00 sahur, lalu pukul 08.00 disuntik. Bisa berpotensi kliyengan," kata Fajri.IklanScroll Untuk Melanjutkan - Jangan stres
Hindari stres atau panik. Komnas KIPI menyatakan sebanyak dua pertiga kejadian ikutan pascaimunisasi muncul akibat panik dan stres. "Kalau sedang kurang sehat, demam, pusing, maag kambuh, jangan dulu," ujarnya Fajri.
Baca juga:
5 Fakta Vaksinasi Malam Hari, Minyak Goreng Gratis hingga Rekreasi
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.