TEMPO.CO, Jakarta -Paracetamol atau kerap ditulis juga parasetamol merupakan obat yang biasa diminum untuk meredakan sakit kepala, demam, nyeri, dan sakit gigi. Tetapi, adakah efek samping mengkonsumsi obat ini?
Mengutip NHS Inform di situs nhsinform.scot, umumnya, efek samping penggunaan paracetamol jarang terjadi, tetapi dapat meliputi:
1. Reaksi alergi yang dapat menyebabkan ruam dan pembengkakan.
2. Pembilasan, tekanan darah rendah dan detak jantung yang cepat – ini kadang-kadang dapat terjadi ketika parasetamol diberikan di rumah sakit ke dalam pembuluh darah di lengan.
3. Kelainan darah, seperti trombositopenia (jumlah sel trombosit rendah) dan leukopenia (jumlah sel darah putih rendah).
Baca juga:
4. Kerusakan hati dan ginjal jika parasetamol dikonsumsi terlalu banyak (overdosis), sehingga berakibat fatal.
Guna menekan terjadinya efek samping, sebaiknya perhatikan beberapa hal penting sebelum mengkonsumsi paracetamol. Melansir drugs.com, berikut di antaranya:
1. Jangan gunakan obat paracetamol apabila memiliki alergi terhadap asetaminofen atau parasetamol.
2. Apabila memiliki riwayat alkoholik dan penyakit hati, sebaiknya konsultasi pada apoteker atau dokter sebelum mengkonsumsi parasetamol.
3. Gunakan parasetamol sesuai dosis pada kemasan label atau saran dokter.
4. Apabila parasetamol berbentuk cair, gunakan sendok ukur yang disediakan, jangan menggunakan sendok makan.
5. Apabila mengkonsumsi parasetamol tablet kunyah, ikuti petunjuknya dan kunyah sebelum ditelan.
6. Dan berhenti konsumsi paracetamol dan segera temui dokter apabila: masih demam setelah 3 hari penggunaan, masih merasakan sakit setelah 7 hari penggunaan, mengalami ruam kulit, sakit kepala berkelanjutan, atau kemerahan atau pembengkakan, jika gejala memburuk, atau jika memiliki gejala baru.
DELFI ANA HARAHAP
Baca juga: Saluran Limbah Pabrik Pencemar Paracetamol di Teluk Jakarta Ditutup Paksa