TEMPO.CO, Jakarta - Andai pernah ke dokter dan merasa gejala didiagnosa ringan oleh dokter, Anda tidak sendiri. Ini dinamankan gaslighting medis.
"Gaslit medis adalah kondisi ketika dokter atau penyedia layanan kesehatan meremehkan kekhawatiran pasien atau mengabaikan gejala fisik sebagai gejala psikologis," ujar Jenneh Rishe, penulis Part of You, Not All of You dan advokat pasien, dilansir dari Eat This.
Hasil pemeriksaan dokter yang tidak menangani pasien dengan serius dapat memiliki efek yang menghancurkan. Kondisi ini bisa terjadi ketika dokter atau ahli medis tidak memiliki bahasa untuk menggambarkan apa yang terjadi. Contohnya ketika pasien datang dengan gejala yang tidak dapat dijelaskan oleh dokter dengan tes diagnostik tradisional, seperti pencitraan dan laboratorium.
Wanita dinilai paling sering mengalaminya, kemungkinan karena bias gender dalam pengobatan. Studi ini menunjukkan wanita yang datang ke UGD dengan sakit perut lebih kecil kemungkinannya untuk mendapatkan obat pereda nyeri daripada pria yang menunjukkan gejala yang sama, dan kadar rasa sakit yang sama.
Penyakit seperti endometriosis, nyeri kronis, penyakit autoimun, dan fibromyalgia yang umumnya menyerang wanita, lebih rentan dikaitkan dengan hormon, stres, dan emosi. Secara historis, wanita yang kesakitan dianggap histeris.
Tanda sedang gaslighting secara medis Dokter mengabaikan gejala sepenuhnya. Ia menuduh Anda terlalu sensitif atau bereaksi berlebihan atas masalah yang dibenarkan. Dokter mempertanyakan ingatan atau catatan Anda tentang suatu kejadian. Ia menyalahkan gejala fisik Anda pada faktor psikologis.
Jika sedang menjalani pengobatan medis, Anda dapat mencoba berdialog dengan dokter tentang perasaan Anda. Mengajukan pertanyaan dan mengadvokasi diri sendiri membantu Anda menjadi kolaborator dalam perawatan, bukan hanya peserta pasif. Jika ini gagal, Anda selalu dapat meminta pendapat kedua dari dokter lain. Anda tidak boleh merasa terpaksa untuk tetap pada hubungan pasien-dokter yang membuat tidak nyaman atau tidak terdengar.
Advokasi diri telah menjadi bagian integral jadi pasien. Anda dapat melakukan ini dengan mempersiapkan interaksi dengan dokter sebaik mungkin. Hal-hal seperti mencatat secara rinci gejala, terapi, obat-obatan yang telah dicoba, dan hal-hal yang dapat memicu gejala dapat membantu menciptakan gambaran yang lebih besar bagi dokter.
Janji temu dengan dokter dapat menimbulkan stres dan kecemasan, jadi membuat catatan selama janji temu yang dapat ditinjau di lain waktu dapat membantu meringankan tekanan. Pertimbangkan untuk menyiapkan daftar pertanyaan yang dimiliki untuk dokter sehingga percakapan tidak teralihkan. Terakhir, pelajari sebanyak mungkin tentang penyakit atau kondisi sehingga dapat membuat keputusan yang tepat tentang perawatan.
Diperkirakan 10-30 persen pasien mungkin mengalami Long COVID dan ahli medis masih secara aktif mempelajari efeknya pada tubuh melalui penelitian yang sedang berlangsung. Ada banyak laporan anekdot pasien yang memiliki Long COVID yang secara medis gaslit. Long COVID termasuk dalam kategori penyakit yang sulit dijelaskan, tidak memiliki kriteria diagnostik yang jelas, dan memiliki begitu banyak hal yang tidak diketahui dan ketidakpastian di sekitar.
Ini adalah dasar yang sempurna bagi pasien untuk mengalami gaslighting medis. Menjadi gaslit secara medis dapat membuat Anda merasa tidak yakin pada diri sendiri. Percayai naluri jika merasa seperti ada yang salah dan teruslah berjuang sampai merasa didengarkan.
Baca juga: Bentuk Gaslighting Bisa Dilihat dari 4 Perilaku ini