Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jam Berapakah Efektif Lakukan Fogging Menangani DBD?

Reporter

image-gnews
Petugas Fogging Puskesmas Pasar Minggu melakukan pogging untuk antisipasi penyebaran nyamuk Demam berdarah di Jakarta Selatan, 25 Februari 2019. Faktor mewabahnya DBD juga dipengaruhi oleh faktor cuaca musim penghujan yang melanda kawasan Ibu Kota Jakarta. Tempo/Amston Probel
Petugas Fogging Puskesmas Pasar Minggu melakukan pogging untuk antisipasi penyebaran nyamuk Demam berdarah di Jakarta Selatan, 25 Februari 2019. Faktor mewabahnya DBD juga dipengaruhi oleh faktor cuaca musim penghujan yang melanda kawasan Ibu Kota Jakarta. Tempo/Amston Probel
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Demam berdarah atau DBD kerap muncul di musim penghujan akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit demam berdarah tidak bisa dipandang sebelah mata. Penanganan untuk menghindarinya harus dilakukan dengan cepat. Selain pencegahan melalui kesehatan manusia itu sendiri, biasanya pencegahan dilakukan dengan penyemprotan atau fogging.

Fogging dilakukan dengan menggunakan mesin yang mengeluarkan asap, asap tersebut berasal dari insektisida yang ada dalam tabung mesin fogging. Fungsi pestisida adalah membunuh nyamuk penyebab DBD. Ada beberapa jenis insektisida yang digunakan, yaitu malathion, cypermetrin, temephos, dan lain-lain.

Mengutip dari Jurnal penelitian Universitas Hassanudin pada 2019, fogging sebaiknya dilakukan saat nyamuk penyebab DBD aktif bergerak, yaitu sekitar pukul 08.00-11.00 dan pukul 14.00-17.00.

Melansir dari Tempo, fogging hanya efektif untuk penanggulangan saat terjadi kasus kejadian luar biasa (KLB) DBD di suatu daerah. Guru Besar Universitas Indonesia Prof dr Saleha Sungkar mengatakan fogging cepat untuk menurunkan populasi nyamuk. Namun, tidak dianjutkan bila pengasapan dilakukan rutin lantaran dinilai kurang efektif memberantas populasi nyamuk.

“Fogging memang membunuh nyamuk dengan cepat, tapi seminggu kemudian nyamuknya keluar lagi. Harusnya diikuti pemberantasan sarang nyamuk,” ujar Saleha dikutip dari Tempo pada Rabu, 13 Februari 2019.

Tidak hanya itu, pengasapan menggunakan insektisida secara rutin juga mahal, dampaknya bisa mencemari lingkungan, bisa membuat vector penular resisten, dan hanya memberikan efek keamanan yang palsu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mengutip kanal dinkes.mataramkota.go.id, pemberantasn DBD dengan fogging tidak bisa mencegah secara keseluruhan, lantaran nyamuk akan tetap menyisakan telur dan jentik atau larva.

Selain itu, jika dilakukan secara sering, maka nyamuk akan menjadi resisten terhadap insektisida. Dengan begitu, langkah fogging yang dilakukan pun bisa sia-sia.

RISMA DAMAYANTI 

Baca: Efektifkah Fogging Memerangi Demam Berdarah? Simak Kata Ahli

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Upaya Wali Kota Zul Elfian Wujudkan Solok Kota Bersih dan Hijau

1 hari lalu

Upaya Wali Kota Zul Elfian Wujudkan Solok Kota Bersih dan Hijau

Solok berhasil kurangi sampah 10 persen


Jadi Duta WWF Ke-10, Berikut Cara Cinta Laura Tingkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Konservasi Air

2 hari lalu

Cinta Laura/Foto: Instagram/Cinta Laura
Jadi Duta WWF Ke-10, Berikut Cara Cinta Laura Tingkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Konservasi Air

Cinta Laura menjelaskan strategi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya konservasi dan manajemen sumber daya air yang berkelanjutan.


Upaya Pengelolaan dan Pengurangan Sampah di Daerah

2 hari lalu

Upaya Pengelolaan dan Pengurangan Sampah di Daerah

Masalah sampah bisa menjadi bencana jika penanganannya tidak komprehensif dan berkelanjutan.


Bamsoet Dukung UI Racing Team Berlaga di Formula Student Czech 2024

3 hari lalu

Bamsoet Dukung UI Racing Team Berlaga di Formula Student Czech 2024

Bambang Soesatyo mendukung para mahasiswa Universitas Indonesia (UI) yang tergabung dalam UI Racing Team ikut dalam kompetisi Formula Student Czech 2024


Universitas Indonesia Jaring Calon Mahasiswa Baru Melalui UI Open Days 2024

3 hari lalu

Logo Universitas Indonesia. TEMPO, Savero Aristia Wienanto.
Universitas Indonesia Jaring Calon Mahasiswa Baru Melalui UI Open Days 2024

Universitas Indonesia menggelar UI Open Days 27-28 April 2024 untuk menjaring calon mahasiswa baru.


Waspada, Kena DBD Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Kesehatan Bayi di 3 Tahun Pertama

3 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Pavel Danilyuk
Waspada, Kena DBD Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Kesehatan Bayi di 3 Tahun Pertama

Studi baru menyebutkan ibu yang terkena DBD selama masa kehamilannya dapat mempengaruhi kesehatan bayi 3 tahun pertamanya.


Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

5 hari lalu

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Pavel Danilyuk
Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki gejala yang hampir sama dengan Typhus. Namun keduanya adalah jenis penyakit yang berbeda


Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

5 hari lalu

Petugas fogging melakukan pengasapan di RW 05, Sunter Agung, Jakarta Utara, Selasa, 8 Agustus 2023. Kegiatan fogging ini sebagai upaya untuk mencegah meluasnya demam berdarah dengue (DBD) di daerah tersebut. Sebelumnya, salah seorang warga di RW 05 terkena DBD. Masyarakat diminta untuk mewaspadai akan ancaman DBD saat musim kemarau dengan tetap menjaga kebersihan dilingkungan tempat tinggal. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

22 April ditetapkan sebagai Hari Demam Berdarah Nasional oleh Kemenkes, meningkatkan kesadaran wargauntuk dapat mencegah penyakit DBD.


Jurnal Internasional IJTech Milik FTUI Kembali ke Posisi Q1

6 hari lalu

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Jurnal Internasional IJTech Milik FTUI Kembali ke Posisi Q1

IJTech milik FTUI kembali menjadi jurnal terindeks kuartil tertinggi (Q1) berdasarkan pemeringkatan SJR yang dirilis pada April 2024


10 Hewan Paling Berbahaya di Dunia, Ada Lalat Tsetse hingga Ikan Batu

7 hari lalu

Ikan buntal. telegraph.co.uk
10 Hewan Paling Berbahaya di Dunia, Ada Lalat Tsetse hingga Ikan Batu

Berikut deretan hewan paling berbahaya di dunia yang bisa membunuh manusia dalam hitungan detik. Ada lalat tsetse hingga tawon laut.