Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kiat Turunkan Risiko Penyakit Kardiovaskular pada Anak

Reporter

image-gnews
ilustrasi jantung (pixabay.com)
ilustrasi jantung (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Indonesia tahun 2016, penyakit jantung merupakan 35 persen dari seluruh kematian yang jumlahnya 1.863.000, disusul kanker (12 persen), dan penyakit tidak menular lain. Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Sukman Tulus Putra, SpA(K), mengatakan pada umumnya, manifestasi klinis penyakit kardiovaskular terjadi pada usia dewasa sebelum umur 60 tahun. 

Namun, proses yang menyebabkan penyakit kardiovaskular (PKV) telah terjadi sejak usia dini terutama, pada masa anak dan remaja. Dengan demikian, faktor risiko kardiovaskular sudah dapat dideteksi pada masa anak dan remaja yang sangat terkait dengan progresivitas proses aterosklerosis pada usia remaja dan dewasa.

"Oleh karena itu, deteksi faktor risiko kardiovaskular secara individual dan intervensi pada masa anak dan remaja merupakan strategi yang sangat penting untuk menurunkan risiko PKV pada usia dewasa," ujar Sukman. "Meskipun belum ada penelitian epidemiologis yang menyeluruh di Indonesia, namun beberapa penelitian pada anak-anak sekolah menunjukkan tingginya faktor risiko kardiovaskular pada anak." 

Identifikasi dan intervensi terhadap faktor-faktor tersebut pada anak dan remaja merupakan upaya untuk mencegah dan menurunkan PKV termasuk penyakit jantung koroner. Sukman memaparkan faktor risiko kardiovaskular dikelompokkan dalam tiga kelompok, yakni faktor risiko yang dapat diubah disebut juga sebagai faktor risiko tradisional, meliputi kolesterol tinggi, obesitas, kurang aktivitas, diabetes mellitus, merokok, danhipertensi. 

Ada juga faktor risiko intrinsik meliputi genetik, lingkungan, dan suscestibility. Terakhir adalah faktor risiko yang baru muncul (emerging risk factors) meliputi inflamasi/infeksi sistemik, sitokin, CRP, dan homosistein. Ada tiga fokus utama yang dapat mencegah faktor risiko kardiovaskular pada anak dan remaja yang dimulai dari asupan nutrisi, aktivitas fisik, dan paparan tembakau atau rokok.

"Nutrisi sejak bayi berupa pemberian ASI eksklusif sejak bayi lahir sampai usia 6 bulan ternyata anak tersebut di sekolah lanjutan atas (remaja) mempunyai ketebalan tunika intima media arteri karotis lebih tipis dan berbeda secara bermakna dibandingkan pada remaja, yang pada masa bayi minum susu formula atau ASI kurang dari empat bulan," papar Sukman.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Hal ini membuktikan nutrisi yang baik anak sejak usia dini dapat mengurangi risiko terjadinya PKV akibat aterosklerosis di kemudian hari. Sementara itu, aktivitas anak yang kurang dan paparan tembakau yang berlebihan telah banyak dibuktikan dapat meningkatkan risiko PKV, khususnya penyakit jantung koroner, yang saat ini menjadi penyebab kematian utama tertinggi di Indonesia.

Deteksi faktor risiko kardiovaskular melalui uji tapis pada usia anak serta remaja dan strategi untuk melakukan intervensi merupakan kunci utama dalam menurunkan angka kejadian PKV di usia dewasa dan lanjut. Masih tingginya angka kematian akibat PKV di Indonesia saat ini mungkin akibat minimnya kesadaran untuk mendeteksi dan mengintervensi faktor risiko kardiovaskular sejak usia dini dan remaja pada sekitar 90 juta anak Indonesia.

"Sehingga diperlukan strategi dan langkah yang kongkrit dengan melibatkan semua sektor terkait dari sektor kesehatan, pendidikan, organisasi profesi, dan masyarakat itu sendiri,” kata ketua Purna Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ini.

Baca juga: Stroke Mengancam Orang yang Sering Lakukan Aktivitas Berulang

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Olahraga-olahraga Kardio Ini Bisa Dilakukan di Rumah

1 hari lalu

Wanita menggunakan Skipping atau lompat tali. shutterstock.com
Olahraga-olahraga Kardio Ini Bisa Dilakukan di Rumah

Saat dilakukan secara teratur, olahraga kardio dapat meningkatkan daya tahan tubuh secara keseluruhan, membakar lemak dan lainnya.


Menguak Peran Vitamin D Sebagai Asupan Penting Sehari-hari

1 hari lalu

Ilustrasi vitamin D. Foto : Shutterstock
Menguak Peran Vitamin D Sebagai Asupan Penting Sehari-hari

Vitamin D memiliki peran dalam menjaga pertumbuhan otot dan tulang yang optimal dengan absorbsi kalsium di saluran cerna.


12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

6 hari lalu

Ilustrasi ciri-ciri kolesterol tinggi pada wanita. Foto: Canva
12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.


Pola Tidur Baik Bantu Kurangi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

7 hari lalu

Ilustrasi wanita menggunakan penutup mata saat tidur. Foto: Freepik.com/senivpetro
Pola Tidur Baik Bantu Kurangi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

Pola tidur yang sehat dapat membantu meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan.


Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

10 hari lalu

Ilustrasi sel darah merah. Pixabay.com/Vector8DIY
Hindari Paparan Zat Asing untuk Cegah Kanker Darah

Masyarakat diminta menghindari paparan zat asing demi mencegah risiko kanker darah. Apa saja yang dimaksud?


Ginekolog Minta Pemilik Kolesterol Tinggi Waspadai Gejala Menopause

11 hari lalu

Ilustrasi menopause. shutterstock.com
Ginekolog Minta Pemilik Kolesterol Tinggi Waspadai Gejala Menopause

Pemilik kolesterol tinggi perlu mewaspadai gejala menopause yang kian berat, terutama risiko penyakit kardiovaskular karena ketiadaan hormon estrogen.


Benarkah Tidur di Lantai atau dengan Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

14 hari lalu

Sejumlah anggota ormas dari BPPKB tidur di lantai  saat menunggu pendataan setelah diamankan oleh tim pemburu preman Polres Jakarta Barat (21/9).  Tempo/Aditia Noviansyah
Benarkah Tidur di Lantai atau dengan Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

Dokter meluruskan beberapa mitos seputar paru-paru basah, termasuk yang mengaitkan kebiasaan tidur di lantai dan kipas angin menghadap badan.


Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

15 hari lalu

Ilustrasi kanker (pixabay.com)
Sering Diabaikan, Padahal Peradangan Berisiko Penyakit Jantung sampai Kanker

Peradangan yang terlalu sering berbahaya bagi kesehatan dan kita kerap mengabaikan dampaknya, yakni penyakit kronis.


WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

20 hari lalu

Ilustrasi Serangan Jantung. thestar.com.my
WHO: Kardiovaskular dan Pembuluh Darah Jadi Penyebab Kematian Utama Secara Global

Kenali ragam penyakit kardiovaskular yang menjadi penyebab utama kematian secara global.


Gejala Penyakit Jantung yang Biasa Muncul saat Bangun Tidur

22 hari lalu

ilustrasi jantung (pixabay.com)
Gejala Penyakit Jantung yang Biasa Muncul saat Bangun Tidur

Penelitian baru-baru ini menemukan gejala penyakit jantung yang biasanya terjadi di pagi hari. Berikut penjelasannya.