Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pentingnya Orang Tua Peka Soal Perkembangan Sosial Emosional Anak

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Ilustrasi anak dan orang tua. Freepik.com/Peoplecreations
Ilustrasi anak dan orang tua. Freepik.com/Peoplecreations
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Psikolog Keluarga dari Rumah Dandelion Nadya Pramesrani mengingatkan orang tua untuk peka terhadap perkembangan sosial emosional anak terutama di masa transisi menuju pascapandemi COVID-19, demi memastikan si buah hati mampu beradaptasi saat kembali bersosialisasi dengan orang di sekitarnya. "Yang perlu dilakukan ketika kita sudah di masa transisi ini adalah peka dulu terhadap kondisi anak. Secara umum kan (selama pandemi) banyak anak yang mengalami keterlambatan di aspek sosial emosional dan motorik," kata Nadya saat virtual media gathering, Kamis 21 Juli 2022.

Menurut Nadya, kepekaan orang tua sangat penting agar dapat mengetahui tindakan atau stimulasi kreatif yang tepat untuk memecahkan masalah yang dialami anak.

Nadya memaparkan, beberapa masalah yang sering ditemui pada anak-anak di masa transisi di antaranya sulit lepas dari orang tua, takut bertemu orang baru atau anggota keluarga yang lama tidak ditemui, penurunan aktivitas fisik yang disertai peningkatan screen-time, perilaku dan suasana hati yang memburuk, hiperaktif, dan kurang fokus.

Nadya menjelaskan, ada beberapa cara untuk membantu anak agar mampu menghadapi masa transisi dan mengejar ketertinggalan dari aspek sosial emosional d dan motorik. Pertama, dengan memberikan asupan nutrisi yang tepat dan memadai. "Ketika anak mulai keluar rumah, dari mulai ketemu sama banyak orang dari yang tadinya kurang beraktivitas fisik, somehow membuat anak-anak jadi rentan sakit," kata Nadya.

"Karena dari yang tadinya di rumah aja kemudian ke luar rumah kan paparan mereka terhadap virus jadi lebih banyak atau lebih gampang capek. Jadi, yang harus dilakukan adalah pemberian nutrisi yang tepat," katanya.

Kedua, Nadya mengatakan penting untuk menetapkan struktur dan rutinitas baru sesuai dengan perubahan yang terjadi. Ini dilakukan agar anak merasa aman saat melakukan aktivitas baru dan mempermudah mereka dalam beradaptasi. "Buat anak, ketika terjadi perubahan, sebenarnya yang dia rasakan adalah ancaman karena dia tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya. Makanya, memberikan rutinitas dan struktur keseharian yang baru dibutuhkan agar dia merasa aman dan ketika berinteraksi dengan orang lain mereka nyaman," ujar Nadya.

Ketiga, berikan stimulasi kreatif di rumah, misalnya melalui kegiatan bermain yang menyenangkan, terstruktur, dan bertujuan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Keempat, berikan kesempatan agar anak dapat bergerak aktif sehingga dia dapat tumbuh sehat dan berani. Nadya mengatakan bahwa bagi anak di bawah usia 5 tahun, kebutuhan mereka untuk bergerak aktif adalah 300 menit per hari. "Karena di masa pandemi terjadi penurunan kesempatan untuk bergerak aktif, maka sekarang lah waktunya, mesti kita atasi," imbuh Nadya.

Menurut dia, saat anak bergerak aktif, maka akan menstimulasi rangsangan yang diterima otak dan membantu anak belajar lebih efektif.

Kelima, beri kesempatan agar anak melakukan interaksi dua arah untuk mengembangkan kemampuan sosial emosional dan melatih kebaikan dari dalam diri anak. "Bisa dilakukan di rumah, tapi akan lebih bermanfaat kalau dilakukan di luar rumah. Mungkin kayak sama bapak satpam di depan rumah misalnya, atau saat pergi menemani ibu ke supermarket lalu 'nak coba tanya kalau beli ini di mana'," kata Nadya.

"Itu adalah hal-hal kecil yang bisa dilakukan setiap hari untuk memberikan kesempatan agar anak mampu berinteraksi dua arah dengan orang lain," kata dia.

Baca: Tips Psikolog buat Orang Tua agar Anak Tak Ragu Masuk Sekolah

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

1 hari lalu

Jenderal Sudan Abdel Fattah al-Burhan. REUTERS
Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.


Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

1 hari lalu

Petugas kesehatan melakukan imunisasi pada balita saat pelayanan imunisasi Rotavirus (RV) di Posyandu Nirwana, Kecamatan Karang Tengah, kota Tangerang, Banten, Selasa, 15 Agustus 2023. Imuniasi yang diberikan pada bayi umur 2-4 bulan tersebut bertujuan untuk mencegah diare berat serta mengatisipasi terjadinya stunting. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.


10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

1 hari lalu

Warga Palestina, yang menjadi pengungsi akibat serangan militer Israel di Gaza selatan, berusaha untuk kembali ke rumah mereka di Gaza utara melalui pos pemeriksaan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, seperti yang terlihat dari Jalur Gaza tengah 15 April. 2024. REUTERS/Ramadan Abed
10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel


6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

1 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?


Perhatikan Sinyalnya, Siapa Tahu Teman Sendiri adalah Belahan Jiwa Anda

1 hari lalu

Ilustrasi pasangan berbincang santai. Foto: Freepik.com/Our-Team
Perhatikan Sinyalnya, Siapa Tahu Teman Sendiri adalah Belahan Jiwa Anda

Berikut tujuh sinyal pasangan adalah belahan jiwa, siapa tahu dia teman sendiri yang sudah sering menghabiskan waktu bersama.


3 Faktor Penyebab Sindrom Anak Sulung Perempuan

1 hari lalu

Ilustrasi anak sulung perempuan. Shutterstock
3 Faktor Penyebab Sindrom Anak Sulung Perempuan

Fenomena beban emosional yang dipikul oleh anak perempuan tertua alias anak sulung perempuan di banyak keluarga, sejak mereka masih kecil.


Ketahui Sindrom Anak Sulung Perempuan, Beban Putri Tertua

2 hari lalu

(dari kiri) Kim Kardashian dan anak sulungnya, North West. Foto: Instagram/@kimkardashian
Ketahui Sindrom Anak Sulung Perempuan, Beban Putri Tertua

Sindrom putri sulung adalah beban yang dirasakan oleh anak sulung perempuan untuk berperan sebagai orang tua ketiga bagi saudara-saudaranya.


Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

2 hari lalu

Ilustrasi anak sedang menggambar/UNICEF
Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi di berbagai bidang, baik seni maupun bidang lain.


Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

4 hari lalu

Ilustrasi wanita berjalan kaki. Freepik.com/Katemangostar
Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.


7 Ciri-ciri Sigma Male yang Perlu Diketahui

4 hari lalu

Ilustrasi pria berada di rumah. Foto: Freepik.com/Pressfoto
7 Ciri-ciri Sigma Male yang Perlu Diketahui

Berikut ciri-ciri yang bisa dikenali dari orang yang memiliki karakter sigma male.