Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Buku Kesehatan Ibu dan Anak Bisa Jadi Pedoman Orang Tua Cegah Anak Stunting

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

image-gnews
Ilustrasi keluarga. (Pexels/William Fortunato)
Ilustrasi keluarga. (Pexels/William Fortunato)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan (Kemenkes)  Erna Mulati menjelaskan keluarga memiliki peran dalam menurunkan angka stunting atau kekerdilan, salah satunya melalui pemanfaatan buku kesehatan ibu dan anak (KIA) sebagai medium pembelajaran.

“Buku revisi sudah begitu lengkap melihat beberapa faktor risiko yang kemungkinan terjadi pada ibu hamil dan anak-anak, serta terkait dengan pencatatan termasuk untuk pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut,” kata Erna dalam media gathering yang dilakukan secara virtual, Senin.

Untuk kondisi bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), ia juga mengatakan Kemenkes juga telah mengembangkan buku KIA Khusus Bayi Kecil sejak tahun lalu mengingat intervensi yang dilakukan tidak sama dengan anak-anak dengan umur cukup bulan atau anak dengan berat badan normal.

Hingga saat ini, pemerintah telah menyediakan berbagai layanan dan program kesehatan, terutama terkait dengan stunting, sesuai siklus hidup mulai dari pada usia sekolah dan remaja, calon pengantin dan pasangan usia subur, hingga pelayanan KIA. “Kami harapkan semua kelompok sasaran mendapatkan pelayanan secara lengkap sesuai dengan program yang ada di Kemenkes dan diturunkan sampai ke tingkat puskesmas,” kata Erna.

Tidak hanya keluarga atau masyarakat, Erna berharap pemerintah daerah terutama tingkat desa juga mendukung penurunan angka stunting dengan melakukan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pemenuhan nutrisi serta stimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak.

Erna menjelaskan bahwa program penurunan angka stunting masuk di dalam sembilan upaya prioritas pembangunan nasional Indonesia. Menurutnya, permasalahan stunting jika didiamkan akan menimbulkan banyak masalah kesehatan lainnya seperti peningkatan penyakit degeneratif di usia dewasa muda.

Hasil survei Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada 2021 menunjukkan prevalensi stunting (tinggi badan rendah menurut usia) di Indonesia berada di angka 24,4 persen. Sementara itu, wasting (berat badan rendah menurut tinggi badan) sebesar 7,1 persen dan underweight (berat badan rendah menurut usia) sebesar 17,0 persen. “Wasted dan underweight menjadi fokus perhatian kita karena keduanya mempunyai kontribusi tiga kali lipat untuk menjadi stunting jika tidak dilakukan tata kelola dengan baik,” ujar Erna terkait data SSGI tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan sebanyak 23 persen anak lahir dengan kondisi sudah stunted akibat ibu hamil sejak masa remaja kurang gizi dan anemia. Sementara, setelah kelahiran stunting meningkat signifikan pada usia 6-23 bulan dari 21 persen menjadi 37 persen akibat kekurangan protein hewani pada MP-ASI yang mulai diberikan sejak usia 6 bulan.

Merujuk pada data tersebut, maka intervensi penurunan stunting perlu dilakukan sebelum dan setelah masa kelahiran. Erna mengatakan perempuan menghadapi kondisi kesehatan yang berisiko jika hamil, mulai dari tingginya kasus penyakit tidak menular hingga belum maksimalnya program keluarga berencana (KB).

Untuk mengatasi hal tersebut, Erna menjelaskan Kemenkes juga memiliki program pelayanan kesehatan masa sebelum hamil dalam mendukung penurunan angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), serta stunting bagi calon pengantin dan pasangan usia subur, seperti konseling, informasi dan edukasi (KIE) kesehatan reproduksi hingga pelayanan KB.

Erna mengatakan pihaknya juga tetap mengampanyekan pentingnya 1000 hari pertama kehidupan (HPK) guna menurunkan dan mencegah masalah malnutrisi atau stunting. 1000 HPK merupakan periode emas pertumbuhan anak, dimulai sejak dalam kandungan (270 hari) hingga anak berusia dua tahun (730 hari).

Baca: Tim Peneliti Telkom University Bikin Alat Cegah Balita Stunting

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pemerintah Percepat Penyaluran Bansos Stunting

19 jam lalu

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi. Tempo/Yohanes Maharso Joharsoyo
Pemerintah Percepat Penyaluran Bansos Stunting

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyatakan pemerintah akan mempercepat penyaluran Bansos atau bantuan pangan untuk penurunan stunting.


Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

2 hari lalu

Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan kerja di Provinsi Sulawesi Barat pada Selasa, 23 April 2024. Mengawali kegiatannya, Presiden Jokowi meninjau Kantor Gubernur Sulawesi Barat yang sempat hancur saat terjadi gempa pada tahun 2021 lalu. Foto: Rusman - Biro Pers Sekretariat Presiden
Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?


Anak Terdeteksi Stunting, Segera Tangani agar Tak Ganggu Kecerdasan

26 hari lalu

Ilustrasi stunting. Foto : UNICEF
Anak Terdeteksi Stunting, Segera Tangani agar Tak Ganggu Kecerdasan

Anak stunting adalah penanda makanan ke otak tidak cukup sehingga berdampak pada kecerdasan. Berikut saran dokter anak.


Sempat Jadi Zona Merah Stunting, Pemda Garut Rekrut Enam Ribu Pendamping Keluarga

32 hari lalu

Memahami apa itu stunting dan cara pencegahannya penting diketahui. Sebab, hal ini berkaitan dengan tumbuh kembang anak. Berikut penjelasannya. Foto: Canva
Sempat Jadi Zona Merah Stunting, Pemda Garut Rekrut Enam Ribu Pendamping Keluarga

Pemerintah Garut merekrut ribuan tenaga pendamping keluarga untuk mendukung penurunan angka stunting.


Pemprov Sumut Anggarkan Rp 370 Miliar untuk Turunkan Stunting

36 hari lalu

Ilustrasi pencegahan stunting/ Indofood
Pemprov Sumut Anggarkan Rp 370 Miliar untuk Turunkan Stunting

Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Sumut) anggarkan Rp 370 miliar untuk turunkan stunting.


Pemerintah Salurkan Bantuan Pangan Stunting Rp 400 Miliar

42 hari lalu

Warga membeli barang kebutuhan pokok saat kegiatan pasar murah di halaman Kantor Gubernur Papua, Kota Jayapura, Papua, Rabu 6 Maret 2024. Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Pangan menggencarkan gerakan pangan murah untuk menstabilisasi pasokan dan harga pangan, pengendalian inflasi serta penanggulangan stunting dan keluarga rawan pangan di Papua .ANTARA FOTO/Gusti Tanati
Pemerintah Salurkan Bantuan Pangan Stunting Rp 400 Miliar

Penyaluran bantuan pangan untuk pencegahan stunting mulai dilakukan. Nilai total anggaran Rp 400 miliar.


Distribusi Bantuan Pangan Tahun Ini Mulai Lagi, 7 Provinsi Jadi Target Prioritas

42 hari lalu

Sejumlah siswa Sekolah Dasar (SD) menyantap makanan saat pelaksanaan program dapur masuk sekolah di SD Negeri 205, Kertapati, Palembang, Sumatera Selatang, Jumat 6 Oktober 2023. Program Dapur Masuk Sekolah yang digagas Kodam II/Sriwijaya tersebut bertujuan untuk meningkatkan gizi dan kesehatan anak-anak serta menurunkan dan mencegah stunting pada anak-anak Sekolah Dasar. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Distribusi Bantuan Pangan Tahun Ini Mulai Lagi, 7 Provinsi Jadi Target Prioritas

Direktur Cadangan Pangan dari Badan Pangan Nasional atau Bapanas Rachmi Widiriani mengatakan berdasarkan data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), sebanyak 12 provinsi masuk dalam program pengendalian stunting nasional.


ID Food Salurkan Bantuan Pangan untuk Penanganan Stunting, Dirut: Semua Non-Impor

42 hari lalu

Direktur Utama ID FOOD Frans Marganda Tambunan dalam acara perayaan 2 tahun ID FOOD di Waskita Rajawali Tower, Jakarta Timur pada Senin, 8 Januari 2024. TEMPO/Riani Sanusi Putri
ID Food Salurkan Bantuan Pangan untuk Penanganan Stunting, Dirut: Semua Non-Impor

PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau ID Food mulai kembali menyalurkan bantuan pangan berupa telur dan daging ayam untuk penanganan stunting.


Stunting Jadi Masalah Bersama, Edukasi Antar Pihak Harus Dilakukan

47 hari lalu

Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Ayodhia G.L Kalake menyerahkan cenderamata kepada Corporate Affairs Director Dexa Group Tarcisius Tanto Randy di acara Program Edukasi & Intervensi Stunting dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan, di Kupang, NTT, Kamis, 7 Maret 2024/Istimewa
Stunting Jadi Masalah Bersama, Edukasi Antar Pihak Harus Dilakukan

Stunting masih menjadi masalah bersama. Perlu kolaborasi antar pihak untuk menyelesaikan stunting yang masih jadi perhatian.


16 Tim Mahasiswa Menangkan Kompetisi Proyek Sosial Lingkungan Innovilage 2023

47 hari lalu

Innovilage 2023. Dok. Telkom University
16 Tim Mahasiswa Menangkan Kompetisi Proyek Sosial Lingkungan Innovilage 2023

Innovilage 2023 menyaring ratusan usulan inovasi sosial lingkungan dari kampus. Terdapat 16 tim dengan usulan terbaik yang menerima penghargaan.