TEMPO.CO, Jakarta - Jangan biarkan anak terhanyut bahkan tenggelam dalam media sosial. Psikolog dari Universitas Indonesia, A. Kasandra Putranto, mengingatkan para orang tua untuk mengajari anak-anak bijak bermain media sosial dan mencegah dampak negatif sehingga mereka tetap mampu mengembangkan diri.
"Penggunaan media sosial yang tepat dapat meningkatkan pertumbuhan pribadi, kebahagiaan, dan memperluas dunia dengan membuat koneksi yang tepat," kata Kasandra.
Ia mengatakan salah satu yang dapat dilakukan orang tua adalah memastikan anak berinteraksi dengan unggahan dan gambar yang dilihat di media sosial secara positif. Pastikan pula orang-orang yang terkoneksi dengan anak di media sosial adalah yang mampu memberikan nilai serta ajaran yang positif.
"Bicarakan juga hal-hal yang baik dan tidak baik dilakukan di media sosial seperti bullying atau menyebarkan informasi yang tidak benar," jelas Kasandra.
Perlunya pengarahan
Senada, psikolog Samanta Elsener juga mengatakan orang tua memang perlu mengarahkan anak untuk bermain media sosial secara positif, seperti memastikan akun yang diikuti memberikan dampak yang positif.
"Misalnya, mereka masih sekolah, coba follow akun-akun yang berkaitan dengan sekolahnya, yang mengajarkan tentang belajar matematika, public speaking, hobi, bola, segala macam yang berkaitan dengan kesukaan mereka," ujar Samanta. "Kita juga perlu mengajarkan anak menyaring dan memilih konten-konten yang tepat dikonsumsi sesuai dengan usianya."
Selain itu, Samanta juga mengatakan penting bagi orang tua mengajak anak melakukan detoks atau membatasi akses ke media sosial agar tidak ketergantungan sekaligus menjaga keseimbangan kesehatan mental anak.
"Detoks setiap hari Ahad misalnya, selama sepekan sekali enggak ada yang main media sosial atau gadget. Itu adalah langkah awal yang sangat bagus untuk dilakukan," ujar Samanta. "Detoks ini penting sekali karena bisa membersihkan apa-apa saja hal yang sudah kita konsumsi dari media sosial supaya bisa lebih seimbang lagi. Emosi juga jadi lebih stabil lagi dan merasa lebih siap lagi untuk mengonsumsi media sosial."
Baca juga: Psikolog Ingatkan Dampak Media Sosial dan Kesehatan Mental Remaja