Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pentingnya Orang Tua Ajari Anak Bijak Main Media Sosial

Reporter

image-gnews
Ilustrasi anak perempuan dan laki-laki melihat telepon pintar. (Unsplash/Tim Gouw)
Ilustrasi anak perempuan dan laki-laki melihat telepon pintar. (Unsplash/Tim Gouw)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Jangan biarkan anak terhanyut bahkan tenggelam dalam media sosial. Psikolog dari Universitas Indonesia, A. Kasandra Putranto, mengingatkan para orang tua untuk mengajari anak-anak bijak bermain media sosial dan mencegah dampak negatif sehingga mereka tetap mampu mengembangkan diri.

"Penggunaan media sosial yang tepat dapat meningkatkan pertumbuhan pribadi, kebahagiaan, dan memperluas dunia dengan membuat koneksi yang tepat," kata Kasandra.

Ia mengatakan salah satu yang dapat dilakukan orang tua adalah memastikan anak berinteraksi dengan unggahan dan gambar yang dilihat di media sosial secara positif. Pastikan pula orang-orang yang terkoneksi dengan anak di media sosial adalah yang mampu memberikan nilai serta ajaran yang positif.

"Bicarakan juga hal-hal yang baik dan tidak baik dilakukan di media sosial seperti bullying atau menyebarkan informasi yang tidak benar," jelas Kasandra.

Perlunya pengarahan
Senada, psikolog Samanta Elsener juga mengatakan orang tua memang perlu mengarahkan anak untuk bermain media sosial secara positif, seperti memastikan akun yang diikuti memberikan dampak yang positif.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Misalnya, mereka masih sekolah, coba follow akun-akun yang berkaitan dengan sekolahnya, yang mengajarkan tentang belajar matematika, public speaking, hobi, bola, segala macam yang berkaitan dengan kesukaan mereka," ujar Samanta. "Kita juga perlu mengajarkan anak menyaring dan memilih konten-konten yang tepat dikonsumsi sesuai dengan usianya." 

Selain itu, Samanta juga mengatakan penting bagi orang tua mengajak anak melakukan detoks atau membatasi akses ke media sosial agar tidak ketergantungan sekaligus menjaga keseimbangan kesehatan mental anak.

"Detoks setiap hari Ahad misalnya, selama sepekan sekali enggak ada yang main media sosial atau gadget. Itu adalah langkah awal yang sangat bagus untuk dilakukan," ujar Samanta. "Detoks ini penting sekali karena bisa membersihkan apa-apa saja hal yang sudah kita konsumsi dari media sosial supaya bisa lebih seimbang lagi. Emosi juga jadi lebih stabil lagi dan merasa lebih siap lagi untuk mengonsumsi media sosial."

Baca juga: Psikolog Ingatkan Dampak Media Sosial dan Kesehatan Mental Remaja

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bali Farm House, Destinasi Wisata di Bali dengan Wahana Bermain Alam Terbuka

2 jam lalu

Bali Farm House. Instagram.com/@balifarmhouseofficial
Bali Farm House, Destinasi Wisata di Bali dengan Wahana Bermain Alam Terbuka

Bali Farm House di Buleleng, Bali, menawarkan wahana bermain alam terbuka dan interaksi dengan hewan, menggabungkan edukasi dengan hiburan. Destinasi ini memadukan pemandangan pegunungan dengan arsitektur bergaya Eropa.


KPAI Kritik Istri Pimpinan Ponpes di Aceh yang Siram Santri Pakai Air Cabai sebagai Hukuman

9 jam lalu

Ilustrasi kekerasan terhadap anak. Shutterstock
KPAI Kritik Istri Pimpinan Ponpes di Aceh yang Siram Santri Pakai Air Cabai sebagai Hukuman

KPAI mengkritik keras tindakan istri pimpinan salah satu pesantren di Aceh Barat, NN (40), yang menyiram seorang santri karena dianggap salah.


Istilah Sadfishing di Media Sosial, Kelebihan dan Kekurangan Ekspresi Emosional di Media Sosial

11 jam lalu

Ilustrasi video viral atau media sosial. Shutterstock
Istilah Sadfishing di Media Sosial, Kelebihan dan Kekurangan Ekspresi Emosional di Media Sosial

Sadfishing adalah perilaku kerap berbagi cerita sedih di media sosial demi mendapatkan simpatik. Apa kelebihan dan kekurangannya?


Seorang Ayah di Tangerang Jual Anak Kandung Balita Rp 15 Juta

12 jam lalu

Ilustrasi bayi sedang bermain. Foto: Unsplash.com/Yuri Shirota
Seorang Ayah di Tangerang Jual Anak Kandung Balita Rp 15 Juta

Seorang ayah di Tangerang menjual anak kandungnya seharga Rp 15 juta ketika sang ibu bekerja di Kalimantan.


25 Link Twibbon Rayakan HUT TNI, Begini Cara Menggunakannya

14 jam lalu

Ilustrasi TNI AD. Tempo/Suryo Wibowo
25 Link Twibbon Rayakan HUT TNI, Begini Cara Menggunakannya

Peringatan HUT TNI ke-79 diselenggarakan pada Sabtu, 5 Oktober 2024. Bisa turut merayakannya dengan mengunggah foto profil dari twibbon berikut.


Postingan Threads Bisa Diedit Maksimal 15 Menit, Begini Caranya

1 hari lalu

Logo aplikasi Meta Threads. REUTERS/Dado Ruvic
Postingan Threads Bisa Diedit Maksimal 15 Menit, Begini Caranya

Untuk mengedit postingan di Threads, ikuti langkah-langkah berikut.


Retno Marsudi Sebut Israel Ingin Lawan Narasi Kemerdekaan Palestina Lewat Media Sosial

2 hari lalu

Retno Marsudi/Foto: Instagram/Retno Marsudi
Retno Marsudi Sebut Israel Ingin Lawan Narasi Kemerdekaan Palestina Lewat Media Sosial

Retno Marsudi menyebut Israel ingin mengubah narasi perjuangan kemerdekaan Palestina lewat media sosial.


Saran Psikolog agar Anak Terhindar dari Pemikiran Kriminal

3 hari lalu

Ilustrasi perisakan/bullying atau pengeroyokan. Shutterstock
Saran Psikolog agar Anak Terhindar dari Pemikiran Kriminal

Psikolog membagi tips menghindarkan anak dari pemikiran dan tindakan kriminal, yaitu dengan berfokus pada perkembangan otak anak.


Apa Itu Doom Spending yang Dilakukan Gen Z dan Milenial?

3 hari lalu

Ilustrasi belanja / masyarakat kelas menengah.  ANTARA/Puspa Perwitasari
Apa Itu Doom Spending yang Dilakukan Gen Z dan Milenial?

Masyarakat lakukan doom spending untuk menghadapi stres, kecemasan, atau kekhawatiran banyak dilakukan Gen Z dan milenial.


Saingi Singapura, Anak Mulai dari Usia 6 Tahun Bisa Pakai Autogate di Bandara Indonesia

3 hari lalu

Wisatawan mancanegara menjalani pemeriksaan keimigrasian di pintu otomatis (Autogate) yang dioperasikan di Terminal Kedatangan Internasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Selasa, 1 Oktober 2024. Direktorat Jenderal Imigrasi meresmikan pengoperasian 90 Autogate yang mengintegrasikan teknologi Face Recognition dan Border Control Management (BCM) di terminal kedatangan dan keberangkatan Internasional Bandara Bali untuk mendukung proses pemeriksaan keimigrasian yang efektif dan efisien. ANTARA/Fikri Yusuf
Saingi Singapura, Anak Mulai dari Usia 6 Tahun Bisa Pakai Autogate di Bandara Indonesia

Sebelumnya, anak-anak di bawah 14 tahun harus melewati pemeriksaan manual. Kini mereka bisa lewat autogate.