Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penyebab Keringat Berlebih, Bisa Menjadi Tanda Penyakit Tertentu

image-gnews
Ilustrasi wanita berkeringat. Foto: Unsplash.com/Sarah Cervantes
Ilustrasi wanita berkeringat. Foto: Unsplash.com/Sarah Cervantes
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Utamanya keringat keluar saat tubuh panas. Fungsinya untuk pendinginan. Itulah mengapa keringat biasanya muncul ketika berolahraga. Tapi kadang seseorang dapat berkeringat bahkan tanpa melakukan apa-apa. Lalu apa penyebab keringat berlebih ini? Apakah menandakan penyakit tertentu?

Mengutip laman nhs.uk, keringat berlebih atau hiperhidrosis umumnya dapat mempengaruhi seluruh tubuh atau hanya area tertentu. Indikasinya adalah keluar keringat saat tubuh tidak perlu didinginkan. Keringat berlebih ini dapat terjadi tanpa alasan yang jelas. Bisa karena kondisi lain yang mungkin dimiliki seseorang atau sebagai efek samping dari obat yang mereka minum.

Sementara itu, mengutip Web MD, ada dua jenis keringat berlebih yaitu hiperhidrosis primer dan hiperhidrosis primer. Hiperhidrosis primer, juga disebut hiperhidrosis fokal, atau esensial, menyebabkan keringat berlebih di tangan, ketiak, wajah, dan kaki tanpa alasan yang jelas. Sedangkan hiperhidrosis sekunder menyebabkan keringat berlebih di seluruh tubuh atau di area tubuh yang lebih luas, dan dapat disebabkan oleh panas yang berlebih serta kondisi medis atau pengobatan.

Penyebab keringat berlebih

Masih menurut Web MD, satu hingga dua persen populasi manusia di dunia, mengalami hiperhidrosis. Mereka berkeringat bahkan ketika keadaan tidak mengharuskannya. Misalnya ketika mereka berada di dalam ruangan ber-AC, atau saat mereka sedang duduk dan menonton televisi tanpa melakukan aktivitas fisik. Bahkan, beberapa orang memberi tahu dokter mereka bahwa mereka berkeringat di kolam renang.

Salah satu penyebab keringat berlebih bisa jadi karena stres. Hal ini diungkapkan dokter di Westmed Medical Group, Yonkers, New York, Nicolas Pantaleo. Menurutnya, saat seseorang merasa stres, misalnya karena pekerjaan, semua emosi yang dirasakan meningkatkan suhu tubuh. Saat tubuh memanas, maka munculah keringat. Oleh karena itu, kata Pantaleo, mengontrol kecemasan dapat membantu dalam situasi ini.

“Terutama teknik rileksasi yang mengurangi kekhawatiran,” kata Pantaleo seperti dikutip dari Livestrong.

Selain itu, menurut Pantaleo, keringat berlebih dapat terjadi disebabkan karena kondisi medis tertentu. Kasusnya dapat yang terjadi setiap seminggu sekali. Seringnya dimulai sebelum usia 25 tahun, menurut International Hyperhidrosis Society. Kondisi medis yang dimaksud bisa karena diabetes, menopause, hipertiroidisme, asam urat, rheumatoid arthritis atau bahkan limfoma.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penyebab lainnya keringat berlebih juga bisa karena obat yang dikonsumsi. Beberapa obat dapat bekerja pada bagian tertentu dari otak dan sistem saraf seseorang, yang pada akhirnya memicu keringat, misalnya obat antidepresan, antibiotik dan antivirus tertentu, kortikosteroid, obat tiroid dan insulin. Perbedaan keringat akibat obat dengan keringat pada umumnya, ialah keringat karena obat cenderung terjadi di seluruh tubuh atau tidak terpusat hanya di tangan atau kaki.

Mengutip laman mayoclinic.org, berkeringat mungkin pertanda awal seseorang mengalami masalah kesehatan. Kondisi kesehatan yang mungkin menyebabkan keringat berlebih meliputi yaitu akromegali, demam dengan penyebab yang tidak diketahui, infeksi, leukemia, malaria, kram haid, penyakit neurologis, pheochromocytoma (tumor kelenjar adrenal yang langka), dan tuberkulosis.

Lalu perlukah ke Dokter?

Menurut Pantaleo, jika tidak ada masalah medis yang mendasarinya, mungkin tidak perlu mencari bantuan ahli medis. “Jika keringat tidak mengganggu Anda dan terjadi setelah pemicu tertentu, Anda tidak perlu melakukan apa pun,” ujar Pantaleo. Tetapi, jika kondisi berkeringat disertai sesak napas, nyeri dada, jantung berdebar-debar, sakit kepala atau pusing, segerakan berkonsultasi dengan dokter. Keringat dingin bersamaan dengan gejala tersebut dapat mengindikasikan serangan jantung.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Baca: Penyebab Keringat Berlebih dan Tidak Berkeringat Sama Sekali

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ini Alasan Pemerintah Jepang Tahun Depan Wajibkan Turis Asal Indonesia Tes TBC

15 jam lalu

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Ini Alasan Pemerintah Jepang Tahun Depan Wajibkan Turis Asal Indonesia Tes TBC

Kebijakan itu diambil karena pasien TBC baru di Jepang berasal dari Indonesia, satu dari enam negara dengan kasus TBC tertinggi di dunia.


Sembarangan Minum Antibiotik Sebabkan AMR, Apa Itu?

2 hari lalu

Ilustrasi antibiotik. Pexels/Alex Green
Sembarangan Minum Antibiotik Sebabkan AMR, Apa Itu?

Penggunaan antibiotik secara asal atau tidak tepat dapat berakibat fatal pada tubuh, termasuk AMR. Simak penjelasannya.


Saran Pertolongan Pertama Anak Demam, Jangan Langsung Beri Antibiotik

3 hari lalu

Ilustrasi anak demam. webmd.com
Saran Pertolongan Pertama Anak Demam, Jangan Langsung Beri Antibiotik

Dokter memberi rekomendasi pertolongan pertama saat anak demam. Ia menyarankan memberi anak minum sesering mungkin agar tidak dehidrasi.


Cegah Infeksi Rabies, Simak Pertolongan Pertama Jika Digigit Anjing

6 hari lalu

Petugas kesehatan menyiapkan vaksin rabies untuk disuntikkan ke seekor anjing di Kantor Kelurahan Tebet Timur, Jakarta, Selasa, 10 Oktober 2023. Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (Sudin KPKP) Jakarta Selatan menyiapkan 100 dosis vaksin rabies untuk disuntikkan ke sejumlah hewan peliharaan secara gratis selama tiga hari hingga Kamis 12 Oktober 2023 demi mempertahankan status Jakarta yang bebas kasus rabies. ANTARA FOTO/Bagus Ahmad Rizaldi
Cegah Infeksi Rabies, Simak Pertolongan Pertama Jika Digigit Anjing

Jika terkena gigitan anjing tidak perlu panik meskipun sorotan terhadap penyakit rabies sedang ramai dalam beberapa hari belakangan.


Kapan Anak Demam Perlu Diberi Antibiotik?

8 hari lalu

Ilustrasi antibiotik. Pexels/Pietro Jeng
Kapan Anak Demam Perlu Diberi Antibiotik?

Anak demam hanya perlu diberi antibiotik saat dokter sudah mendiagnosis ada infeksi bakteri dalam tubuh dan perlu disesuaikan dengan diagnosis dokter.


Hari Peduli Antibiotik Sedunia, Dokter Ungkap Penyebab Kelangkaan Obat Ini

12 hari lalu

Ilustrasi antibiotik. Pexels/Karolina.Grabowska
Hari Peduli Antibiotik Sedunia, Dokter Ungkap Penyebab Kelangkaan Obat Ini

Hari Peduli Antibiotik Sedunia, dokter mengajak rekan sejawat untuk bijak dalam menggunakan antibiotik pada pengobatan, terutama pasien anak.


4 Korban Kebakaran di Menteng Pagi Ini Alami Luka Bakar dan Sesak Napas

12 hari lalu

Kebakaran Rumah tinggal di Jl. Matraman Dalam I RT.5 RW.08, Kel. Pegangsaan, Kec. Menteng, Jakarta Pusat. X/BPBD Jakarta
4 Korban Kebakaran di Menteng Pagi Ini Alami Luka Bakar dan Sesak Napas

Kebakaran melanda tujuh hunian di kawasan Menteng, Jakarta Pusat pagi ini. Empat orang menjadi korban.


Indonesia Masih di Urutan 2 Jumlah Terbanyak Penderita TBC Sedunia, Berikut Penjelasannya

13 hari lalu

Ilustrasi obat Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Indonesia Masih di Urutan 2 Jumlah Terbanyak Penderita TBC Sedunia, Berikut Penjelasannya

Indonesia masih berkutat pada peringkat dua penderita TBC sedunia, setelah India. Berikut beberapa pencetus dan kendala penganan tuberkulosis.


Ketahui 4 Cara Mengobati Pneumonia

17 hari lalu

Ilustrasi pneumonia. Wikipedia.org
Ketahui 4 Cara Mengobati Pneumonia

Bagaimana cara mengobati pneumonia?


BRIN Sebut Tuberkulosis Penyakit Kuno, Indonesia Terbanyak Kedua setelah India

17 hari lalu

Pasien Tuberkulosis Resistan Obat , J (35) yang duduk di kursi roda, dan kakanya NH (48) pada 29 Juni 2022/Tempo-Mitra Tarigan
BRIN Sebut Tuberkulosis Penyakit Kuno, Indonesia Terbanyak Kedua setelah India

BRIN menyatakan tuberkulosis merupakan salah satu penyakit kuno yang menular lewat udara dan Indonesia menjadi penyumbang kedua kasus tuberkulosis.