Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Belajar dari Tragedi Kanjuruhan, Tanamkan Mental Rivalitas Sehat sejak Dini

Reporter

image-gnews
Sejumlah pemain dan official Arema FC menaburkan bunga di depan patung Singa Tegar kawasan Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Senin, 3 Oktober 2022. ANTARA/Prasetia Fauzani
Sejumlah pemain dan official Arema FC menaburkan bunga di depan patung Singa Tegar kawasan Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Senin, 3 Oktober 2022. ANTARA/Prasetia Fauzani
Iklan

TEMPO.CO, JakartaTragedi Kanjuruhan menyisakan duka mendalam bagi rakyat Indonesia. Psikolog klinis forensik dari Universitas Indonesia (UI), Kasandra Putranto, menjelaskan perlunya memberikan pemahaman mengenai rivalitas yang sehat sejak dini untuk menciptakan suasana pertandingan olahraga yang kondusif.

"Harus ada pendidikan sejak dini," ujar Kasandra.

Pemahaman terkait rivalitas yang sehat untuk level suporter artinya tidak hanya mendukung ketika sebuah tim olahraga memenangkan pertandingan saja namun juga tim yang didukung mengalami kekalahan, itu juga harus diterima. Hal itu disampaikan Kasandra terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang usai klub sepakbola Arema Malang mengalami kekalahan dari Persebaya, 1 Oktober 2022, di mana terjadi ketidakpuasan hasil akhir yang memicu reaksi suporter.

Sosiolog dari UI, Ida Ruwaida, juga berpendapat serupa. Salah satu cara untuk mencegah kembali terulangnya insiden serupa diperlukan edukasi yang tepat kepada para pecinta olahraga mengenai sportivitas dan rivalitas sehat.

"Memang perlu edukasi dan penyadaran kepada para suporter, panitia, maupun pihak-pihak terkait. Hal ini harus dilakukan secara berlapis, sistematis, dan intens, termasuk melibatkan berbagai kalangan seperti sekolah, pemuka agama, media, hingga peer groups. Hal ini mengingat latar belakang suporter juga beragam, baik dari usia, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, serta area tinggal," ujar Ida.

Evaluasi tuntas
Terkait tragedi Kanjuruhan, baik Kasandra dan Ida pun sepakat tidak hanya dari segi suporter yang perlu dievaluasi tapi juga pihak penyelenggara hingga petugas keamanan. Kasandra berpendapat evaluasi bisa dimulai dari pihak panitia penyelenggara yang tidak mengikuti prosedur operasi standar (SOP), mulai dari jumlah tiket yang dicetak melebihi kapasitas hingga waktu pertandingan yang terlalu malam.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain itu, dari segi petugas keamanan evaluasi bisa dilakukan terkait dengan penggunaan gas air mata serta cara penanganan yang berakhir tidak mampu membendung massa. Sementara Ida berpendapat dari segi penyelenggara seharusnya evaluasi dalam tragedi Kanjuruhan juga memperhitungkan aspek psikologis massa. Mereka sepakat faktor-faktor di atas perlu diperhitungkan dan tentunya dibutuhkan konsekuensi hukum agar kejadian serupa tidak terulang.

"Seharusnya ada pembelajaran sosial yang mahal bagi siapa pun penyelenggara kegiatan yang memobilisasi atau melibatkan massa besar dari kejadian ini," tutur Ida.

Tragedi Kanjuruhan bermula dari kericuhan yang terjadi setelah pertandingan Liga I antara Arema FC melawan Persebaya berakhir dengan skor 2-3. Kekalahan yang terjadi di kandang Arema itu membuat sejumlah suporter masuk ke dalam area lapangan. Kondisi semakin ricuh setelah sejumlah benda-benda seperti flare dan botol minum dilemparkan ke arah lapangan.

Petugas keamanan sebenarnya sudah berusaha menghalau agar para suporter tidak memanas. Di tengah kondisi itu, petugas akhirnya melakukan tembakan gas air mata dan kondisi justru semakin memanas sehingga menelan banyak korban jiwa.

Baca juga: Psikolog Ingatkan Dampak Media Sosial dan Kesehatan Mental Remaja

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Waspada Gangguan Mental yang Sering Dialami Caleg Gagal di Pemilu

2 hari lalu

ilustrasi stres (pixabay.com)
Waspada Gangguan Mental yang Sering Dialami Caleg Gagal di Pemilu

Pemilu semakin dekat, para caleg yang gagal di pemilu rawan alami gangguan mental, terutama stres dan depresi.


25 Suporter Ditangkap karena Serang Polisi Saat Liga Dewa United vs Persib Bandung

4 hari lalu

Ricuh suporter saat laga Dewa United vs Persib Bandung. Instagram/pengamatsepakbola
25 Suporter Ditangkap karena Serang Polisi Saat Liga Dewa United vs Persib Bandung

Polisi menangkap 25 suporter sepak bola saat pertandingan Dewa United vs Persib Bandung kemarin. Mereka ditangkap karena menyerang polisi.


Piala Dunia U-17 2023: Timnas Jerman U-17 Nantikan Dukungan Langsung Ribuan Suporter di Stadion

4 hari lalu

Pesepak bola Timnas Jerman Charles Herrmannmelakukan selebrasi setelah mencetak gol ke gawang Timnas Amerika Serikat saat pertandingan babak 16 besar Piala Dunia U-17 2023 di Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Selasa 21 November 2023. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Piala Dunia U-17 2023: Timnas Jerman U-17 Nantikan Dukungan Langsung Ribuan Suporter di Stadion

Pelatih Christian Wueck dan kapten timnas Jerman U-17 Noah Darvich berharap dukungan suporter di stadion saat laga semifinal Piala Dunia U-17 2023.


Terjadi Bentrok Suporter saat Pertandingan Liga 1 Dewa United vs Persib Bandung, Ini yang Dilakukan PSSI

4 hari lalu

Anggota Komite Eksekutif (Exco) PSSI Arya Sinulingga saat ditemui di GBK Arena, Senayan, Jakarta Pusat, Senin, 6 November 2023. TEMPO/Randy
Terjadi Bentrok Suporter saat Pertandingan Liga 1 Dewa United vs Persib Bandung, Ini yang Dilakukan PSSI

Exco PSSI Arya Sinulingga menjelaskan langkah-langkah yang sudah dilakukan setelah bentrok suporter ketika laga Liga 1 Dewa United vs Persib Bandung.


Tips Jadi Caregiver Menurut Putri Indro Warkop

5 hari lalu

Ilustrasi perempuan terbaring di atas tempat tidur rumah sakit. (Unsplash.com/Sharon McCutcheon)
Tips Jadi Caregiver Menurut Putri Indro Warkop

Hada Kusumonegoro, putri Indro Warkop, membagi pengalaman sekaligus tips merawat anggota keluarga yang sedang sakit atau caregiver.


Tingkatkan Pemahaman Forex Trading, Finex Gelar Kelas Edukasi untuk Masyarakat

6 hari lalu

Direktur Utama PT Finex Bisnis Solusi Futures (Finex) Agung Wisnuaji dan PR & Event Manager Bunga Kusuma dalam konferensi pers acara
Tingkatkan Pemahaman Forex Trading, Finex Gelar Kelas Edukasi untuk Masyarakat

PT Finex Bisnis Solusi Futures (Finex) menggelar kelas edukasi gratis untuk masyarakat yang ingin mempelajari soal trading forex dan komoditas di Indonesia.


Kesepian, Bukan Kondisi Fisik tapi Mental

7 hari lalu

Ilustrasi kesepian. shutterstock.com
Kesepian, Bukan Kondisi Fisik tapi Mental

Kesepian dalam psikologi bukan berarti kesendirian


Waspada FOMO Dapat Berpengaruh Terhadap Kesehatan Mental Anda

9 hari lalu

Ilustrasi wanita stalking media sosial. Freepik.com/Kamran Aydinov
Waspada FOMO Dapat Berpengaruh Terhadap Kesehatan Mental Anda

Pernahkah Anda merasa takut tertinggal mengikuti suatu tren tertentu yang sedang marak di media sosial? Jika iya, Anda mengalami gejala FOMO.


Polisi Gunakan Gas Air Mata Saat Bubarkan Supporter Gresik United, Aliansi Masyarakat Sipil Singgung Tragedi Kanjuruhan

11 hari lalu

Kericuhan suporter Gresik United dengan pihak keamanan dalam pertandingan Liga 2 di Gresik.
Polisi Gunakan Gas Air Mata Saat Bubarkan Supporter Gresik United, Aliansi Masyarakat Sipil Singgung Tragedi Kanjuruhan

Aliansi Masyarakat Sipil untuk Reformasi Kepolisian mengecam keras peristiwa penembakan gas air mata saat pembubaran supporter di lingkungan Stadion Gelora Joko Samudro, Gresik pada 19 November 2023.


Hari Anak Sedunia, 7 Cara Melatih Mental Anak untuk Hadapi Tantangan

11 hari lalu

Ilustrasi anak bermain/UNIQLO
Hari Anak Sedunia, 7 Cara Melatih Mental Anak untuk Hadapi Tantangan

Menyambut Hari Anak Sedunia pada 20 November, bagaimana melatih mental anak yang kokoh di tengah tantangan dunia sekarang?