TEMPO.CO, Jakarta - Jangan langsung percaya mitos atau hoaks. Ahli gizi Wiji Lestari menyatakan minuman berasa seperti kopi hingga kacang hijau tak akan mempengaruhi persalinan ibu hamil maupun kondisi fisik bayi ketika lahir.
“Kalau kaitannya dengan warna kulit bayi, itu ditentukan oleh faktor genetik, bukan karena konsumsi kopi ataupun air kelapa, jadi jangan khawatir,” kata Wiji.
Konsultan nutrisi itu menuturkan segala hal yang mengacu pada kondisi fisik bayi yang baru lahir, baik warna kulit maupun hitam lebatnya rambut, hanya dapat ditentukan melalui faktor genetik kedua orang tuanya saja. Hal tersebut tidak berkaitan dengan konsumsi air berasa seperti kopi.
Sayangnya, banyak ibu hamil termakan mitos jika kopi yang memiliki warna pekat dapat membuat kulit anak menjadi lebih hitam. Staf Departemen Ilmu Gizi FKUI-RSCM itu mengatakan kopi tetap aman untuk diminum ibu hamil. Hanya saja, tetap dalam takaran yang tepat, yakni tidak melebihi 200 mg kafein atau setara dua cangkir per hari.
Hal lain yang ia bantah adalah memakan kacang hijau tidak akan membuat rambut bayi menjadi lebih tebal dan hitam. Munculnya mitos tersebut didasari oleh kandungan yang baik bagi ibu hamil karena dapat memenuhi kebutuhan protein nabati selama masa kehamilan.
“Saya tekankan sekali lagi, ketebalan atau warna rambut itu ditentukan oleh faktor genetik kedua orang tuanya. Jadi, tidak ada hubungannya dengan kacang hijau. Tetap baik dikonsumsi ibu hamil karena itu sumber protein nabati dan memiliki kandungan mineral yang banyak. Mohon dimakan saja untuk memenuhi nutrisi ibu, bukan untuk tujuan yang salah,” ujar Wiji.
Batasi air kelapa
Menanggapi mitos air kelapa yang dikatakan dapat mencerahkan kulit bayi, Wiji meminta untuk memahami air kelapa hanya akan memenuhi kebutuhan cairan di dalam tubuh seperti air putih. Satu hal yang membedakan adalah air kelapa memiliki kandungan gula sehingga dianjurkan untuk tidak terlalu banyak meminumnya demi menjaga asupan gula dalam tubuh. Masyarakat juga diimbau untuk tidak meminum air kelapa sebagai ganti air putih dalam kurun waktu yang lama.
Wiji berharap masyarakat dapat mencari informasi dari sumber yang dapat dipertanggungjawabkan dan mengurangi membuat mitos atau hoaks yang tidak mendasar untuk menjaga ibu melewati masa kehamilan dengan nyaman dan optimal. Ia meminta masyarakat mulai memantau pemberian asupan gizi pada ibu hamil sehingga ibu tidak mengalami kesulitan pada saat melahirkan.
“Makan makanan seperti hati ayam itu boleh dan baik untuk ibu hamil karena kaya akan zat besi. Tapi, jangan kebanyakan karena itu tetap bagian dari jeroan. Jadi, lebih baik diimbangi dengan pemberian asupan ikan, daging, atau protein hewani lain,” katanya.