Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Penyakit yang Biasa Menyerang setelah Bencana Alam

Reporter

image-gnews
Pengungsi antre makanan siap saji di Pengungsian Taman Prawatasari, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis 24 November 2022. Berdasarkan data BNPB  hingga pukul 17.00 WIB jumlah pengungsi meningkat dari 61.908 orang menjadi 62.545 orang pada hari keempat pascagempa bumi di Kabupaten Cianjur. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Pengungsi antre makanan siap saji di Pengungsian Taman Prawatasari, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Kamis 24 November 2022. Berdasarkan data BNPB hingga pukul 17.00 WIB jumlah pengungsi meningkat dari 61.908 orang menjadi 62.545 orang pada hari keempat pascagempa bumi di Kabupaten Cianjur. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Berbagai penyakit bisa muncul setelah terjadinya bencana alam akibat buruknya sanitasi, kesulitan air bersih, dan membusuknya mayat yang belum ditemukan ataupun belum dikubur. Kondisi ini jika tidak diantisipasi akan berdampak pada korban bencana yang masih hidup, bahkan terhadap tim relawan dan petugas yang membantu penanganan pascabencana di lapangan. 

Melansir dari Taylor and Francis Online, beberapa penyakit yang muncul usai bencana mulai dari tsunami, gempa bumi, gunung meletus, hingga angin puting beliung memang harus diwaspadai, di antaranya kolera, diare, malaria, ISPA, demam berdarah, typhoid (tipes), hepatitis A, hingga infeksi vagina. 

Dalam kondisi darurat, penyakit yang paling gampang muncul adalah campak, di mana virus tersebut mudah menular di pengungsian yang padat dan lingkungan kotor. Tak hanya itu, mengingat saat ini musim hujan, malaria juga menjadi ancaman dan penyakit ini berasal dari gigitan nyamuk. 

Risiko penyakit menular dan kematian pascabencana umumnya disebabkan oleh beberapa kondisi yang tidak bisa dihindari. Penyakit yang muncul biasanya bersumber dari pengungsian yang dilakukan secara besar-besaran dalam waktu singkat sehingga menyebabkan pengelompokan orang pada titik tertentu dengan kondisi apa adanya. 

Kedua, rusaknya berbagai fasilitas kesehatan, baik rumah sakit maupun puskesmas, serta terbatasnya persediaan obat dan logistik kesehatan serta personil di lapangan, membatasi layanan kesehatan bagi korban bencana sehingga menurunnya daya tahan tubuh meningkatkan kemampuan kuman menularkan penyakit dalam lingkungan yang buruk. Berikut, beberapa penyakit yang rawan menjangkiti para korban bencana alam.

Kolera 
Minuman dan makanan yang terkontaminasi bakteri vibrio cholerae dapat menjadi faktor timbulnya kolera. Gejala penyakit ini hampir mirip diare. Bedanya, pada kolera disertai muntah-muntah. 

Diare 
Lingkungan yang tidak langsung dibersihkan pascabanjir dan kontaminasi bakteri yang terbawa oleh banjir pada makanan dapat menjadi penyebab diare. Gejala diare pun bisa bervariasi, mulai dari sakit perut hingga kram perut hebat yang disertai intensitas buang air besar yang cukup tinggi dengan disertai keluarnya lendir dan darah. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Malaria 
Nyamuk berkembang biak di air yang menggenang. Saat itulah nyamuk penyebab malaria mendapat celah. Malaria disebabkan oleh parasit jenis plasmodium. Parasit itu masuk ke dalam aliran darah melalui gigitan nyamuk anopheles betina. Gejala penyakit ini adalah demam tinggi yang disertai rasa lemas. Parasit yang masuk ke dalam tubuh penderita akan mengganggu pasokan darah ke organ vital. 

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) 
Penyakit lain yang juga mengintai usai banjir adalah ISPA, yang menyerang hidung, tenggorokan, dan paru-paru. Gejala umumnya mirip flu, yaitu batuk dan demam yang disertai sesak napas. Penularan ISPA terbilang cukup mudah karena dapat ditularkan melalui air liur, darah, dan udara. 

Demam berdarah 
Sama seperti malaria, penyakit ini juga disebabkan oleh virus yang dibawa oleh gigitan nyamuk, yaitu Aedes Aegypti. Gejala awal yang timbul adalah demam yang disertai ruam pada kulit disertai nyeri otot, sakit kepala yang parah, dan nyeri di belakang mata. 

Tipes 
Demam tifoid merupakan infeksi usus halus yang disebabkan oleh bakteri salmonella dalam kotoran hewan, yang menginfeksi melalui air dan makanan yang telah terkontaminasi. Penyakit ini biasanya ditandai beberapa gejala, seperti sakit kepala, mual, demam, diare, dan hilangnya nafsu makan. 

Hepatitis A 
Penyakit ini terjadi akibat pencemaran air minum, makanan yang tidak dimasak, makanan yang tercemar, sanitasi yang buruk dan rendah. Orang yang terjangkit virus hepatitis A bersifat akut, tidak memberikan ciri khas karena biasanya berupa demam, sakit kepala, mual, dan muntah, bahkan dapat menyebabkan pembengkakan hati, di mana  hepatitis A menyerang balita, anak-anak, dan orang dewasa.

Baca juga: Inilah 7 Penyakit yang Belum Ditemukan Obatnya

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


BRI Peduli Bantu Masyarakat Terdampak Bencana di Sumbar dan Jabar

17 jam lalu

BRI Peduli Bantu Masyarakat Terdampak Bencana di Sumbar dan Jabar

Bantuan diberikan kepada warga di Sumatera Barat, Cirebon, dan Bandung Barat.


8 Penyakit yang Paling Banyak Menyerang Anak

22 jam lalu

Ilustrasi Anak Sakit/Halodoc
8 Penyakit yang Paling Banyak Menyerang Anak

Pakar kesehatan menjelaskan delapan penyakit yang paling umum menyerang anak-anak, dari campak sampai cacar air.


Ramai Isu Badai Matahari, Peneliti Antariksa BRIN Jelaskan Dampaknya ke Bumi

3 hari lalu

Memprediksi Badai Matahari dalam 24 Jam
Ramai Isu Badai Matahari, Peneliti Antariksa BRIN Jelaskan Dampaknya ke Bumi

Badai matahari merupakan istilah dari aktivitas tata surya terkait bintik matahari yang kemunculannya bisa diamati atau dipantau dari bumi.


Tak Nafsu Makan dan Lelah, Hati-hati Gejala TBC

4 hari lalu

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Tak Nafsu Makan dan Lelah, Hati-hati Gejala TBC

Pada 2022, sebanyak 7,5 juta orang didiagnosis tuberkulosis dan menjadi rekor tertinggi yang pernah terjadi. Berikut gejala TBC yang perlu diwaspadai.


Pejabat Uni Eropa: Israel Gunakan Kelaparan sebagai Senjata Perang di Gaza

5 hari lalu

Perwakilan Tinggi Uni Eropa untuk Urusan Luar Negeri dan Kebijakan Keamanan Josep Borrell saat diwawancara usai pertemuan G20 Bali, 8 Juli 2022. Sumber Daniel Ahmad/Tempo
Pejabat Uni Eropa: Israel Gunakan Kelaparan sebagai Senjata Perang di Gaza

Kepala diplomat Uni Eropa Josep Borrell menegaskan Israel menggunakan kelaparan untuk mengobarkan perang di Gaza


Penyebab Penyakit Tangan, Kaki dan Mulut pada Anak Akibat Virus dan Cara Menanganinya

7 hari lalu

Ilustrasi ruam kulit. Pixabay/Hans Braxmeier
Penyebab Penyakit Tangan, Kaki dan Mulut pada Anak Akibat Virus dan Cara Menanganinya

Penyakit tangan, kaki dan mulut disebabkan virus dan menyebabkan perih dan ruam di sekitar mulut, juga ruam dan lepuhan di tangan dan kaki.


BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem di Hampir Seluruh Wilayah Indonesia 10-14 Maret 2024, Hati-hati Angin Puting Beliung

8 hari lalu

Ilustrasi Angin Puting Beliung (ANTARA FOTO/HO-BMKG)
BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrem di Hampir Seluruh Wilayah Indonesia 10-14 Maret 2024, Hati-hati Angin Puting Beliung

BMKG prediksi cuaca ekstrem di beberapa wilayah Indonesia 10-14 Maret 2024. Cek cuaca ekstrem di daerah Anda, mewaspadai angin puting beliung.


Pentingnya Edukasi untuk Hilangkan Stigma tentang TBC Menurut Kemenkes

9 hari lalu

Ilustrasi Tuberkulosis atau TBC. Shutterstock
Pentingnya Edukasi untuk Hilangkan Stigma tentang TBC Menurut Kemenkes

Edukasi dan kepedulian terkait tuberkulosis (TBC) perlu ditingkatkan karena masih ada stigma di masyarakat tentang penyakit menular itu.


Pisang Transgenik Disetujui untuk Ditanam, Akankah Jadi Menu Makan Siang Gratis?

10 hari lalu

Ilustrasi pisang. Freepik.com/KamranAydinov
Pisang Transgenik Disetujui untuk Ditanam, Akankah Jadi Menu Makan Siang Gratis?

Australia dan Selandia Baru mengizinkan petani menanam pisang transgenik yang tahan jamur. Pisang menjadi menu saat simulasi makan siang gratis.


Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

11 hari lalu

Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan IMERI-FKUI. Kredit: FKUI
Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.