Sebab Anak Usia 11-12 Perlu Vaksinasi HPV

Reporter

Tenaga kesehatan dari Puskesmas Ketabang memberikan vaksin human papiloma virus (HPV) kepada siswi SD Negeri Kaliasin V saat pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) di Surabaya, Jawa Timur, Kamis, 15 Oktober 2020. Pemerintah Kota Surabaya menggelar Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) dengan program imunisasi Measles Rubella (MR) dan Human Papiloma Virus (HPV) guna menjaga sistem kekebalan tubuh dari penyakit campak dan penyakit rahim. ANTARA FOTO/Moch Asim
Tenaga kesehatan dari Puskesmas Ketabang memberikan vaksin human papiloma virus (HPV) kepada siswi SD Negeri Kaliasin V saat pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) di Surabaya, Jawa Timur, Kamis, 15 Oktober 2020. Pemerintah Kota Surabaya menggelar Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) dengan program imunisasi Measles Rubella (MR) dan Human Papiloma Virus (HPV) guna menjaga sistem kekebalan tubuh dari penyakit campak dan penyakit rahim. ANTARA FOTO/Moch Asim

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Kesehatan menyatakan anak-anak yang tidak bersekolah tetap masuk sasaran pemerintah dalam pemberian vaksin Human Papilloma Virus (HPV) yang bisa mencegah kanker serviks.

“Pemerintah bertugas untuk memastikan semua anak perempuan Indonesia itu mendapatkan vaksin HPV. Artinya, untuk anak-anak berusia 11-12 tahun tapi tidak bersekolah secara formal, maka tetap masuk dalam target pemerintah,” kata Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes, Prima Yosephine, dalam Konferensi Pers Bulan Kesadaran Kanker Serviks di Jakarta, Selasa, 31 Januari 2023.

Prima menyatakan pemerintah telah mengambil langkah konkret dengan menjalankan program vaksinasi HPV sebagai satu dari 14 imunisasi dasar lengkap bagi anak perempuan kelas 5 dan 6 SD. Pemerintah menargetkan vaksin HPV diberikan sebanyak dua dosis dan hingga kini tidak ditarik biaya apapun. Pemberian vaksin tersebut demi memaksimalkan pembangunan antibodi pada masa emas anak dalam mencegah kanker serviks yang kini menjadi penyebab kedua kematian tertinggi pada perempuan di Indonesia setelah kanker payudara.

Kejar target 95 persen
Menurut Prima, meski semua anak dalam usia yang ditentukan menjadi target pemerintah, adanya sejumlah tantangan seperti penolakan, baik dari sekolah maupun orang tua, masih terus terjadi. Di sisi lain masih ada pihak yang menggalakkan kampanye hitam soal vaksinasi HPV. Beberapa yang marak adalah isu syari, rumor buruk di media, dan mispersepsi soal Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI).

“Terkait rumor negatif, kita perlu segera mengklarifikasi agar tidak mengganggu jalannya pelaksanaan BIAS HPV dan cakupannya yang tinggi, minimal 95 persen bisa dicapai,” paparnya.

Karena itu, Kemenkes ikut menggerakkan sejumlah pihak dalam mengedukasi serta mencegah penyebaran hoaks semakin luas, seperti Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial, sambil mendata anak-anak yang tidak bersekolah tersebut. Dari pendataan, pemerintah menyiapkan vaksin HPV sesuai kebutuhan di masing-masing daerah. Pemerintah juga berupaya mengumpulkan anak-anak itu di satu tempat agar dapat memastikan hak anak terpenuhi tanpa pandang bulu.

“Pemberian vaksin HPV pada anak tidak sekolah bisa dilakukan di posyandu, puskesmas, atau bisa juga di panti asuhan, rumah singgah, yayasan, dan panti asuhan,” kata Prima.

Dia menambahkan bagi masyarakat di luar usia tersebut saat ini tetap bisa mengakses vaksin HPV di fasilitas kesehatan terdekat. Hanya saja, biaya pemberian vaksin saat ini belum bisa ditanggung pemerintah.

"Target sasaran vaksin HPV yang ditanggung pemerintah itu di usia 11-12 tahun. Khusus masyarakat di luar kelompok ini, vaksin HPV dapat dibeli mandiri,” ujarnya.

Baca juga: Tidak Disunat Bisa Tingkatkan Risiko Infeksi HPV pada Laki-Laki




Berita Selanjutnya





Suka Pakai Minyak Jelantah, Awas Kanker Mengintai

9 hari lalu

Ilustrasi minyak jelantah Foto Shutterstock
Suka Pakai Minyak Jelantah, Awas Kanker Mengintai

Penggunaan minyak jelantah sangat berbahaya bagi kesehatan, mulai dari meningkatkan risiko kanker hingga menjadi sumber berbagai penyakit lain.


Benarkah Kanker Mesothelioma Disebabkan Paparan Asbes?

9 hari lalu

Bahaya asbes. Dailymail
Benarkah Kanker Mesothelioma Disebabkan Paparan Asbes?

Sejumlah ahli mengaitkan mesothelioma dengan paparan asbes.


Bahaya Karsinogen pada Produk Kosmetik Menurut Pakar

10 hari lalu

Ilustrasi wanita memakai lipstik merah. Freepik.com/Jcomp
Bahaya Karsinogen pada Produk Kosmetik Menurut Pakar

Pakar mengingatkan bahaya karsinogen pada produk kosmetik terhadap kesehatan manusia, yaitu sebagai organisme atau agen yang dapat menyebabkan kanker.


Bintang Jurassic Park Ini Idap Kanker Darah Stadium 3, Bersyukur Banyak Dukungan

13 hari lalu

Sam Neil (Twitter)
Bintang Jurassic Park Ini Idap Kanker Darah Stadium 3, Bersyukur Banyak Dukungan

Aktor Sir Sam Neil, mengaku mengidap kanker darah stadium 3 dan ia bersyukur mendapat banyak dukungan dari teman, keluarga, dan penggemar.


Gejala dan Tanda Awal Kanker Ovarium yang Tidak Boleh Diabaikan

14 hari lalu

Ilustrasi-Ketika kanker ovarium masih dalam tahap awal, yaitu ketika kanker masih terbatas pada ovarium, ada kemungkinan besar untuk berhasil diobati, kata seorang spesialis onkologi. (ANTARA/Shutterstock/mi_viri)
Gejala dan Tanda Awal Kanker Ovarium yang Tidak Boleh Diabaikan

Kanker ovarium terjadi akibat pertumbuhan sel secara cepat dan dapat menyerang jaringan tubuh yang sehat.


Peduli dan Usir Rasa Takut, Kunci Tekan Angka Kanker Payudara Stadium Lanjut

16 hari lalu

Ilustrasi kanker payudara (pixabay.com)
Peduli dan Usir Rasa Takut, Kunci Tekan Angka Kanker Payudara Stadium Lanjut

Peduli dan menghindari rasa takut adalah kunci menekan angka kanker payudara stadium lanjut. Ini yang perlu dilakukan menurut pakar.


Kisah Pasien Kanker yang Pernah Berobat ke Luar Negeri, Bedanya dengan di Dalam Negeri?

16 hari lalu

ilustrasi kemoterapi (pixabay.com)
Kisah Pasien Kanker yang Pernah Berobat ke Luar Negeri, Bedanya dengan di Dalam Negeri?

Banyak orang Indonesia yang memilih berobat ke luar negeri dengan berbagai alasan. Kenapa mereka lebih memilih pergi jauh untuk pengobatan?


Waspada! Komplikasi yang Bisa Terjadi Akibat Batu Empedu

16 hari lalu

Ilustrasi batu empedu. harvard.edu
Waspada! Komplikasi yang Bisa Terjadi Akibat Batu Empedu

Orang dengan riwayat batu empedu memiliki peningkatan risiko kanker kandung empedu. Namun kanker kandung empedu ini sangat jarang terjadi, sehingga meskipun risiko kanker meningkat, kemungkinan terkena kanker kandung empedu masih sangat kecil.


Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Layanan Pap Smear

20 hari lalu

Ilustrasi kanker serviks. shutterstock.com
Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Layanan Pap Smear

Penting sekali bagi para ibu untuk menjaga kesehatan, khususnya meningkatkan kewaspadaan dalam mencegah penyebaran kanker serviks.


Benarkah Memangku Laptop Berisiko Menyebabkan Kanker?

22 hari lalu

AP/HO via Quincy Hearld-Whig
Benarkah Memangku Laptop Berisiko Menyebabkan Kanker?

Kebiasaan memainkan laptop sambil memangkunya dianggap dapat memicu terjadinya kanker. Benarkah?