TEMPO.CO, Jakarta - Jeratan pinjaman online memang berat dan menyakitkan bagi yang sulit membayar. Plt. Asisten Deputi Pengarusutamaan Gender Bidang Ekonomi Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Eko Novi Ariyanti, mengingatkan masyarakat, terutama perempuan, agar tidak terpancing memiliki gaya hidup lebih dari kemampuan.
"Gaya hidup yang sesuai dengan kondisi, dengan kemampuan sehingga kita tidak tergiur dengan pinjol (pinjaman online)," kata Eko.
Menurutnya, KemenPPPA menggandeng Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang literasi finansial dalam kegiatan-kegiatan sosialisasi program pemerintah yang diselenggarakan oleh Kemkominfo.
"Mereka punya program untuk memberikan informasi kepada publik terkait program-program pemerintah, ini juga bisa kita titipkan," ujarnya.
Pentingnya edukasi
Selain itu, KemenPPPA juga berkolaborasi dengan berbagai lembaga masyarakat, di antaranya Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil Mikro (ASPPUK), Yayasan Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (Pekka), dan Ashoka untuk melakukan edukasi kepada masyarakat.
"Kami tidak bisa langsung (edukasi) ke masyarakat tapi melalui lembaga yang bisa masuk ke masyarakat," jelasnya.
Dia menuturkan KemenPPPA juga menggaet radio komunitas yang memiliki akses sampai ke pedesaan untuk menyebarkan konten edukasi agar masyarakat yang ingin memanfaatkan jasa pinjol memahami konsekuensi tindakan mereka.
"Itu yang kemudian bisa kita manfaatkan juga, tapi konten yang harus kita masukkan terkait bagaimana kalau kepepet tapi untuk tujuan yang sangat penting dan harus tahu teknis dan konsekuensinya apa. Itu yang harus kita beritahu kepada mereka," tegas Asisten Deputi Pengarusutamaan Gender Bidang Sosial dan Budaya KemenPPPA ini.
Baca juga: Hindari Jeratan Pinjol Ilegal dengan Kiat Berikut