TEMPO.CO, Jakarta - Pakar pendidikan dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Profesor Agus Sartono, mengatakan keluarga dapat berperan besar mencegah perkawinan anak.
"Keluarga, khususnya orang tua, dapat berperan dengan membimbing anak-anak mereka agar tidak menikah usia dini dan lebih memikirkan masa depan," katanya.
Mantan pejabat Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) itu menambahkan untuk mencegah anak menikah pada usia dini maka orang tua perlu menyediakan akses pendidikan yang cukup.
"Misalnya memastikan anak menyelesaikan wajib belajar 12 tahun. Dengan demikian setidaknya anak selesai SLTA pada usia 18 tahun," ujarnya.
Perlunya edukasi orang tua
Selain itu, orang tua perlu memberikan edukasi kepada anak mengenai kesehatan reproduksi. Pendidikan tentang kesehatan reproduksi ini perlu dimulai dari keluarga agar anak-anak tidak terjerumus dalam masalah seks sebelum nikah. Guru Besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM itu juga mengajak orang tua mengingatkan anak mengenai berbagai dampak negatif yang dapat ditimbulkan akibat praktik perkawinan anak.
"Potensi dampak negatif paling besar dari pernikahan dini adalah terjadinya perceraian karena secara fisik maupun mental memang belum siap sehingga sering terjadi perselisihan dan sebagainya. Dampak lain dari pernikahan usia dini adalah meningkatnya potensi kematian ibu saat melahirkan akibat kemampuan reproduksi yang belum siap," paparnya.
Praktik pernikahan anak juga akan berdampak pada program penanganan kemiskinan karena biasanya dibarengi ketidaksiapan secara ekonomi sehingga angka kemiskinan mungkin akan meningkat. Menko PMK Muhadjir Effendy juga mengajak semua pihak, khususnya orang tua, untuk mencegah pernikahan anak guna menghindari berbagai dampak negatif yang dapat ditimbulkan.
"Perkawinan anak dikhawatirkan membawa dampak negatif seperti kekerasan dalam rumah tangga, perceraian, kasus stunting atau kekerdilan pada anak yang nantinya dilahirkan, hingga munculnya keluarga miskin baru," jelasnya.
Pilihan Editor: Heboh Perkawinan Anak di Bawah Umur, Ini Dampak Buruk yang Mengintai