Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bukan Hanya karena Finansial, Ini Alasan Lain Keputusan Childfree

Reporter

image-gnews
Ilustrasi childfree. Shutterstock
Ilustrasi childfree. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis kandungan di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Tambak Jakarta, Fita Maulina, mengatakan childfree atau tidak punya anak merupakan keputusan pasangan yang harus dihargai.

“Jarang ada yang memutuskan childfree karena finansial tapi ada juga yang memang tidak mau saja. Misalnya karena tidak punya insting ibu, tidak suka anak-anak, ada yang seperti itu. Jadi, kita harus hargai," kata Fita.

Ia menekankan keputusan childfree tidak bisa diambil jika hanya satu pihak yang menyetujuinya. Butuh kesepakatan serta konsultasi dengan ahli agar keputusan tersebut tidak mempengaruhi ketentraman keluarga pada masa depan. Baik pihak perempuan maupun laki-laki biasanya memiliki alasannya sendiri hingga akhirnya berani memutuskan hal tersebut. 

Ia mengatakan tak jarang childfree diambil karena adanya trauma masa lalu yang membuat orang memilih tidak punya anak. Salah satunya tidak diperlakukan dengan baik oleh keluarga, adanya pengalaman kekerasan dalam keluarga hingga memicu persepsi di mana orang merasa tidak mempunyai insting sebagai orang tua, dan takut merawat anak.

“Kedua ada permasalahan finansial atau memang dia merasa dengan menambah anak, menambah populasi, banyak pengeluaran dan sebagainya. Yang ketiga ada faktor psikologi, jadi dia merasa tidak mampu (untuk merawat anak secara psikologi),” paparnya.

Riwayat penyakit
Hal lain yang menjadi faktor diambilnya keputusan tidak punya anak karena terkena penyakit dan riwayatnya bersifat pribadi. Contohnya, tidak memiliki vagina pada perempuan atau sperma yang tidak keluar pada laki-laki.Tak jarang penyebab lain adalah riwayat penyakit keturunan seperti down syndrome, atau kejang dan ayan. Oleh karena itu, Fita berpendapat keputusan childfree yang dipilih pasangan tidak bisa dihakimi karena memerlukan penelusuran lebih mendalam.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Ada keterbatasan yang dia memang tidak bisa menggambarkan masalahnya, background-nya apa, jadi tidak perlu semua orang tahu. Tapi kebanyakan saya ambil dari beberapa artis dan luar negeri, mereka memutuskan untuk tidak mau menambah populasi atau ada turunan penyakit,” ujarnya.

Meski terkait alasan kesehatan terdapat tata laksana lain yang ditempuh sehingga pasangan masih memiliki kemungkinan untuk punya anak, Fita menilai jika program seperti pemasangan rahim baru atau menumpang penanaman bibit sperma pada rahim seseorang bukan hal lumrah dan mudah untuk dimaklumi masyarakat. 

Kalaupun ada pasangan yang ingin melakukannya, kebanyakan akan pergi ke luar negeri untuk meneruskan tindakan yang sesuai dengan kehendaknya. Terlebih dalam hal ini tidak bisa hanya dokter kandungan saja yang bergerak tapi harus dirawat bersama dokter spesialis urologi, andrologi, hingga psikolog jika memiliki trauma masa lalu.

“Kami (dokter kandungan) tidak mendata banyaknya (pasangan yang ingin childfree) berapa. Tapi keputusan itu background-nya apa, kita tidak tahu. Jadi yang disampaikan mereka juga tidak mungkin 100 persen memberitahukan pada kita,” ujarnya.

Pilihan Editor: Alasan KemenPPPA Tak Dukung Childfree

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Suana Makan dan Pilihan Makanan, Kunci Atasi Gerakan Tutup Mulut Anak

18 jam lalu

ilustrasi anak makan (pixabay.com)
Suana Makan dan Pilihan Makanan, Kunci Atasi Gerakan Tutup Mulut Anak

Orang tua perlu mengenalkan beragam makanan sejak dini kepada anak dan ciptakan suasana makan yang menyenangkan untuh cegah GTM anak.


Tips Atasi Anak yang Suka Pilah-Pilih Makanan

18 jam lalu

ilustrasi anak makan (pixabay.com)
Tips Atasi Anak yang Suka Pilah-Pilih Makanan

Jika anak tetap dibiarkan hanya suka makan jenis tertentu. Kebiasaan itu menetap sampai usia yang lebih besar


Tanda Perkembangan Motorik Anak Terlambat dan yang Harus Dilakukan

1 hari lalu

Ilustrasi bayi sedang bermain. Foto: Unsplash.com/Yuri Shirota
Tanda Perkembangan Motorik Anak Terlambat dan yang Harus Dilakukan

Jika mendapati anak mengalami keterlambatan perkembangan motorik, segera berkonsultasi ke dokter dan tidak perlu menunggu sampai usianya bertambah.


4 Sinyal Anda Sudah Tak Tertarik Lagi pada Pasangan

1 hari lalu

Ilustrasi pasangan. dailymail.co.uk
4 Sinyal Anda Sudah Tak Tertarik Lagi pada Pasangan

Terapis menjelaskan alasan pasangan kehilangan rasa tertarik sehingga mengganggu hubungan, terutama yang sudah berlangsung lama.


Fiersa Besari Rehat dari Musik Mulai 2025, Faktor Kelelahan dan Keluarga Jadi Alasan Utama

1 hari lalu

Fiersa Besari. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Fiersa Besari Rehat dari Musik Mulai 2025, Faktor Kelelahan dan Keluarga Jadi Alasan Utama

Fiersa Besari mengumumkan rehat dari dunia musik mulai 1 Januari 2025 karena kelelahan dan ingin fokus pada keluarga.


Tips Mengajak Anak Bersantap di Restoran Mewah saat Bepergian

3 hari lalu

Ilustrasi makan bareng keluarga. Unsplash.com/Pablo Merchn Montes
Tips Mengajak Anak Bersantap di Restoran Mewah saat Bepergian

Berikut ini beberapa tips untuk yang ingin mengajak anak-anak bersantap di restoran mewah saat bepergian


Marak Anak Lakukan Kejahatan Sadistis, Dirjen HAM Desak Revisi UU SPPA

3 hari lalu

Ilustrasi kekerasan terhadap anak. Shutterstock
Marak Anak Lakukan Kejahatan Sadistis, Dirjen HAM Desak Revisi UU SPPA

Dirjen HAM Dhahana Putra mengakui kasus kejahatan seperti pembunuhan dan kekerasan seksual yang melibatkan anak meningkat


Psikolog: Gentle Parenting Bantu Kembangkan Kecerdasan Emosional Anak

4 hari lalu

Ilustrasi keluarga memasak bersama. Freepik.com
Psikolog: Gentle Parenting Bantu Kembangkan Kecerdasan Emosional Anak

Teknologi memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan anak.


Psikolog Minta Media Sosial Digunakan untuk Informasi Positif

4 hari lalu

Ilustrasi anak perempuan dan laki-laki melihat telepon pintar. (Unsplash/Tim Gouw)
Psikolog Minta Media Sosial Digunakan untuk Informasi Positif

Psikolog menyarankan media sosial sebaiknya digunakan untuk hal-hal yang menimbulkan dampak positif dan bukan konten negatif.


Psikolog Minta Orang Tua Bekali Anak dengan Panduan Gunakan Media Sosial

5 hari lalu

Ilustrasi anak-anak yang sedang membuka media sosial atau sosmed (Foto: Pexels)
Psikolog Minta Orang Tua Bekali Anak dengan Panduan Gunakan Media Sosial

Paparan konten negatif di media sosial bisa menimbulkan gangguan perkembangan sosial pada anak yang belum matang secara emosional.