TEMPO.CO, Jakarta - Head of Brand and Communication Team Niagahoster Ayunda Zikrina mengatakan anak generasi Z saat ini lebih banyak fokus pada penjualan digital alias digital marketing melalui marketplace atau media sosial. "Mereka anggap itu cukup, padahal sebaiknya perlu juga bikin website," katanya dalam Media Meetup Online Niagahoster pada 28 Maret 2023.
Ayunda mengatakan ketika berjualan digital melalui marketplace, akan sedikit sulit bagi mereka untuk bisa mendapat perhatian dari Google. "Kan kita carinya websitenya bisa muncul untuk branding di Google. Dan untuk branding tadi tidak bisa di marketplace," katanya.
Secara digital marketing, penjualan melalui marketplace pun lebih banyak menggunakan hashtag. Akibatnya ketika konsumen mencari nama brand di google, akan cukup sulit ditemukan. "Padahal keputusan konsumen membeli sebuah barang bergantung pada kemudahan konsumen menemukan brand di Google," kata Ayunda.
Ayunda mencontohkan ketika orang hendak mencari tempat berbuka puasa di Google. Konsumen biasanya akan mencari referensi ke google, atau google review. Setelah mendapatkan validasi brand di google, konsumen baru akan mengunjungi media sosial brand tersebut untuk melihat unggahan berupa menu makanan atau nuansa buka bersama di tempat itu. Tak jarang pula orang akan melihat google review untuk mengecek referensi orang lain terkait tempat atau makanan mereka. "Pola itu yang tidak kita sadari, padahal kita sendiri seperti konsumen lain, alurnya ke website dulu baru ke media sosial. Website memiliki peran penting dalam orang menentukan pilihan," katanya.
Ayunda menambahkan bahwa dengan memasang pemasaran di website, para pemilik brand tidak akan terpengaruh dengan pergeseran tren. "Kalau medsos itu kan sesuai tren. Ingat penjualan melalui facebook pernah menjadi tren, tapi sekarang sudah tidak lagi. Jadi website itu lebih imun dan stabil, dibanding penjualan lewat sosial media yang naik turun," katanya.
Ayunda mengingatkan bahwa keahlian digital marketing adalah salah satu keahlian yang paling dibutuhkan untuk menjalankan dan mengembangkan bisnis di era digital. Oleh karena itu, startup edutech berkembang pesat di Indonesia dengan model bisnis yang menawarkan konten edukasional dengan format berlangganan dan kelas workshop untuk topik yang spesifik. Tidak hanya bagi pebisnis, digital marketing pun memiliki demand yang tinggi dari individu karena besarnya kesempatan karir dan kebutuhan industri.
Memahami hal tersebut dan tantangan besar yang dihadapi pebisnis tahun 2023, Niagahoster menginisiasi campaign Digital Marketing Funnel yang menjadi fokus tahun 2023 dengan berkolaborasi bersama brand atau partner yang memiliki visi yang sama dengan Niagahoster. Melalui kampanye ini, Niagahoster akan terus mendampingi para pebisnis melalui one-stop digital learning platform bertajuk Niagahoster Academy yang akan membantu pebisnis untuk mengembangkan bisnis mereka dan meraih kesuksesan online. Niagahoster Academy dapat diakses secara gratis di niagahoster.co.id/campaign/niagahoster-academy.
“Niagahoster Academy menyediakan artikel blog, video tutorial, knowledge base, development program, dan kelas intensif yang menghadirkan mentor-mentor yang pakar di bidang digital marketing. Beberapa yang sudah berjalan, kami mendatangkan Hariyanto Chung, Muhammad Ilman Akbar, serta local heroes seperti Ewindha Sari dan Rifki Ali Hamidi yang sudah lama berkecimpung di dunia bisnis dan digital marketing,” kata Ayunda.
Topik-topik yang dibawakan berkaitan dengan pengembangan website dan digital marketing. Antara lain manajemen website, strategi branding untuk bisnis, membuat konten kreatif untuk website, social media marketing, SEO website, memaksimalkan website untuk Facebook Ads dan Google Ads, strategi basic digital marketing.
Pilihan editor: 7 Tren Digital Marketing 2023 Paling Efektif dan Wajib Dipelajari
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.