TEMPO.CO, Jakarta - Ketika kebanyakan orang berpikir tentang penyakit stroke, mereka memikirkan peristiwa besar dalam hidup yang mengubah kemampuan tubuh. Meskipun hal ini sering terjadi, ada beberapa kasus dimana stroke terjadi tanpa disadari sama sekali.
Banyak pasien lengah dan terkejut saat mengetahui bahwa mereka mengalami stroke, yang disebut silent stroke, pada suatu saat dalam hidup mereka dan tidak mengalami cacat sama sekali. Biasanya, silent stroke ditemukan secara tidak terduga pada CT otak atau MRI otak. Tes ini dapat dengan mudah membedakan stroke masa lalu dari stroke baru baru ini.
Silent Stroke
Silent stroke dalam laman medicalnewstoday terjadi saat gumpalan menyumbat pembuluh darah pada otak, tetapi orang tersebut tidak mengalami gejala. Meskipun gejalanya kurang, silent stroke menyebabkan kerusakan pada sebagian kecil otak.
Sementara, apabila stroke hanya merusak sebagian kecil otak yang tidak mengontrol fungsi esensial, seseorang mungkin tidak mengalami gejala apapun. Inilah sebabnya mengapa ahli kesehatan menggambarkan stroke semacam ini sebagai “silent” atau “diam”.
Masalah Ingatan
Silent stroke tidak muncul dengan gejala atau tanda yang jelas, seseorang mungkin memiliki sedikit masalah ingatan, lupa, atau mobilitas yang mereka anggap tidak dapat dihubungkan dengan stroke. Sebaliknya, silent stroke cenderung menampakkan diri pada pemindaian otak untuk kondisi lain, seperti sakit kepala, masalah kognitif, atau pusing.
Dokter mungkin mendiagnosa silent stroke saat mereka menemukan tanda-tanda pada pemindaian seseorang, seperti bintik putih, jaringan parut, area kecil pembuluh darah yang berdarah. Tanda-tanda silent stroke seringkali tidak terlihat, bahkan disalah artikan sebagai tanda penuaan biasa, termasuk kesulitan menyeimbangkan, sering jatuh, kesulitan dengan kontrol kandung kemih, perubahan suasana hati, dan berkurangnya kemampuan berpikir.
Tekanan darah tinggi dan peningkatan kadar homosistein dalam darah cenderung berisiko menimbulkan silent stroke. Apalagi kondisi ini mirip dengan stroke iskemik akibat dari gumpalan yang menyumbat pembuluh darah di otak.
Umumnya silent stroke kurang berdampak, karena terjadi di tempat di mana bagian otak lainnya menolerir kerusakan apa pun. Singkatnya, jika bagian tertentu dari otak rusak, jalur saraf lain yang berdekatan dapat mengambil alih fungsi tersebut.
Di sisi lain memiliki silent stroke, menurut verywellhealth, menunjukkan Anda memiliki satu atau lebih faktor risiko penyakit stroke. Ini meliputi faktor risiko bawaan dan faktor risiko gaya hidup, seperti penyakit serebrovaskular, hipertensi, penyakit jantung, diabetes, kolesterol tinggi, gangguan pembekuan darah, dan merokok.
VERYWELLHEALTH | MEDICALNEWSTODAY
Pilihan editor : Studi Sebut Diabetes Mellitus Merupakan Faktor Risiko Penyakit Stroke
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.