TEMPO.CO, Jakarta - Hari ini, 16 April 8 dekade silam, ahli kimia asal Swiss Albert Hoffman menemukan efek psikedelik dari salah satu jenis narkotika halusinogen, Lysergic Acid Diethylamide atau disingkat LSD.
Narkotika ini diketahui beberapa kali digunakan sejumlah publik figur seperti anggota the Beatles John Lennon dan Paul McCartney, hingga pesinetron Jeff Smith pada 2021 lalu.
Mengutip laman resmi BNN, Lysergic Acid Diethylamide atau disingkat LSD adalah narkotika sintetis yang dibuat dari sari jamur kering yang tumbuh di rumput gandum dan biji-bijian. Asam lysergic dari jamur ini yang kemudian diolah menjadi LSD dalam beragam bentuk
LSD pertama kali disintesis pada 1938 oleh Albert Hofmann yang tujuan awalnya adalah untuk mengobati depresi pernapasan. Melansir History, suatu hari pada 1943 ia secara tidak sengaja meneteskan LSD ke permukaan kulitnya.
Hal itu membuatnya mengalami sensasi halusinasi yang tidak biasa. Hoffman menggambarkan apa yang dirasakannya sebagai “aliran gambar fantastis yang tidak terputus, bentuk luar biasa dengan permainan warna kaleidoskopik yang intens.” Setelahnya, Hofmann kemudian menyadari adanya sifat halusinogen yang dimiliki LSD.
Sekitar satu dekade kemudian, LSD dimanfaatkan sebagai obat bius dan untuk menunjang penelitian pada bidang psikoanalisis. Memasuki 1960-an, kelompok budaya tandingan di Amerika Serikat meluas dan LSD kerap digunakan untuk tujuan rekreasi. Setelahnya, LSD dilarang oleh pemerintah Amerika Serikat sehingga popularitasnya menurun sejak 1970-an.
LSD merangsang produksi serotonin di dalam otak dengan mengaktifkan reseptor serotonin. Stimulasi berlebihan akibat penggunaan LSD akan berdampak pada perubahan dalam pikiran, fokus, persepsi, dan emosi yang muncul sebagai halusinasi.
Sejumlah perubahan persepsi akibat LSD yang terjadi sering berkaitan dengan penglihatan, sentuhan, emosi dan pikiran. Efek visual yang dapat terlihat meliputi warna-warna cerah, jelas, penglihatan kabur, bentuk dan warna objek dan wajah yang terdistorsi, serta lingkaran cahaya.
Bentuk LSD bisa dalam berbagai macam seperti pil, liquid, dan kertas gelatin. Biasanya untuk mengelabui petugas beacukai, LSD dibuat dengan bentuk kertas tipis seukuran materai dan diberi gambar yang menarik seperti sticker.
Pengguna LSD sangat mudah dilihat dari perubahan fungsi otonom, refleks motorik, perilaku, dan persepsi. Tidak jarang penggunanya memiliki. LSD juga dapat mempengaruhi pencernaan, aliran darah, dan kinerja organ lainnya dan menyebabkan tremor, mual, dan sulit tidur. Penggunaan LSD dilarang di Indonesia. Hal itu diatur dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.
Pilihan editor : Polisi Rilis Jaringan Narkotika Internasional dan Kasus Jeff Smith
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.