TEMPO.CO, Jakarta - Tekanan darah tinggi atau hipertensi sering disebut pembunuh senyap karena kerap tak memiliki gejala sehingga penderita tak menyadarinya. Pakar farmasi di Inggris, Niamh McMillan, pun mengingatkan sinyal serius tekanan darah yang terlalu tinggi.
"Gejala sakit kepala, napas terengah, nyeri dada, dan mimisan tak selalu muncul sampai tekanan darah sudah terlalu tinggi dan mengancam jiwa," katanya, dikutip dari Express. "Tekanan darah tinggi adalah faktor risiko utama berkembangnya penyakit jantung seperti stroke dan serangan jantung."
Sayangnya, meski terdeteksi memiliki tekanan darah tinggi, tak berarti penderita akan merasakan gejala. "Kebanyakan orang merasa baik-baik saja," ujar McMillan, seraya mengimbau mereka yang telah berusia di atas 40 tahun rutin mengecek tekanan darah.
Butuh waktu lama
Menurutnya, tekanan darah tinggi berkembang selama bertahun-tahun sehingga orang pun tak mendeteksi gejalanya. "Mungkin butuh waktu puluhan tahun sampai berada pada kondisi parah dan gejala terlihat jelas dan terkait masalah kesehatan lain," tuturnya.
Sementara ahli farmasi lain, Phil Day, mengatakan efek berbahaya hipertensi baru muncul setelah bertahun-tahun. "Ketika tekanan darah terlalu tinggi maka akan membuat kaku jantung, pembuluh darah, dan organ-organ lain. Jika terus berlanjut maka berisiko mengancam jiwa," jelasnya.
Contohnya penyakit jantung, gagal jantung, stroke, penyakit ginjal, dan Alzheimer. Menurut layanan kesehatan NHS, tekanan darah normal adalah 90/60 - 120/80 mmHg, sedangkan buat yang berusia di atas 80 tahun diusahakan tak lebih dari 150/90 mmHg. Tekanan darah dikatakan tinggi bila di atas 140/90 mmHg dan di atas 150/90 mmHg buat lansia di atas 80 tahun.
Pilihan Editor: Anak Juga Bisa Kena Hipertensi, Kapan Harus Dicek Tekanan Darah?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.