TEMPO.CO, Jakarta - Tempoyak merupakan makanan khas etnis Melayu. Memiliki cita rasa asam dan sering menjadi lauk untuk makan nasi. Tempoyak juga dijadikan sebagai campuran sambal dan bumbu masakan. Bahan untama dalam membuat tempoyak adalah buah durian yang difermentasi.
Di Provinsi Jambi, tempoyak dipakai untuk membuat gulai ikan patin dan baung. Daerah ini juga terkenal akan sambal tempoyak dan brengkes tempoyak. Di daerah Sumatera Selatan, tempoyak lebih sering menjadi campuran memasak ayam dan pepes ikan. Salah satu yang paling terkenal adalah brengkes ikan patin tempoyak.
Sementara di Bengkulu, tempoyak menjadi campuran untuk memasak udang. Dan di daerah Lampung, tempoyak digunakan sebagai campuran sambal atau disebut seruit.
Bagaimana Asal Usul Tempoyak?
Dilansir dari buku Jejak Rasa Nusantara karya sejarawan Unpad, Fadly Rahman, tempoyak sudah ada sejak abad 18 seperti yang dicatat seorang pelancong Melayu bernama Abdullah bin Abdul Munsyi (1796-1854) berjudul Kisah Pelayaran Abdullah bin Abdul Kadir Munsyi dari Singapura ke Kelantan yang terbit pada 1838. Ketika ia tiba di Terengganu, tempat suku asli bangsa Melayu.
Di tahun itu, tempoyak sudah menjadi makanan sehari-hari orang Melayu di Terengganu. Mulai kaum raja-raja, kalangan bangsawan, sampai kalangan kelas bawah.
Saat itu, tempoyak menjadi alternatif mengawetkan buah durian yang melimpah. Karena buah ini mudah sekali busuk apabila tidak diolah.
Sejauh ini, tempoyak memiliki nilai historis yang penting bagi masyarakat Sumatera. Dan sudah dianggap sebagai simbol kekayaan alam daerah tersebut.
Oleh karena itu tempoyak dihidangkan dalam acara-acara sakral dan penting. Seperti upacara adat, pesta pernikahan, dan acara-acara kebudayaan lainnya.
Sejak 2011, Tempoyak sudah dicatat oleh Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya sebagai salah satu Warisan Budaya Takbenda (WBTB) yang berasal dari provinsi Jambi. Pada 2019, Tempoyak dicatat kembali oleh Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya sebagai salah satu WBTB dari Sumatera Selatan bersamaan dengan Tanjak.
Cara Membuat Tempoyak
Melansir situs resmi Kota Jambi, berikut ini adalah cara membuat tempoyak:
Bahan-Bahan:
- Daging buah durian yang sudah matang (sekitar 2 kilogram)
- Garam (sekitar 200 gram)
Alat:
- Wadah fermentasi (terbuat dari keramik atau plastik)
- Penutup untuk wadah fermentasi
- Alat penghancur (misalnya blender atau penggiling daging)
- Sendok
Langkah-Langkah:
1. Bersihkan daging buah durian dari kulit dan bijinya. Hancurkan daging buah durian menggunakan blender atau penggiling hingga halus
2. Taruh daging durian yang sudah dihancurkan ke dalam wadah fermentasi. Tambahkan garam dan aduk rata
3. Tutup wadah fermentasi dan biarkan selama beberapa hari atau minggu. Ini tergantung pada suhu dan kelembapan di lingkungan sekitar. Proses fermentasi ini akan menghasilkan gelembung dan aroma khas tempoyak
4. Setelah beberapa waktu, buka tutup wadah fermentasi dan cek apakah tempoyak sudah matang atau belum
5. Tempoyak yang sudah matang memiliki aroma khas dan bertekstur lembek
6. Tempoyak siap disajikan atau dapat disimpan dalam kulkas untuk dikonsumsi nanti.
Tips:
1. Pastikan semua peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan tempoyak bersih dan steril. Supaya proses fermentasi berjalan lancar dan tidak terkontaminasi bakteri yang tidak diinginkan
2. Pilih daging buah durian yang sudah matang dan cukup lunak untuk dihancurkan. Agar proses fermentasi berjalan dengan baik
3. Jangan lupa mencicipi tempoyak sebelum menyimpannya. Pastikan rasa dan aroma tempoyak sudah sesuai dengan selera.
Pilihan Editor:
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “http://tempo.co/”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.