Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Yang Perlu Diketahui sebelum Melakukan Terapi Stem Cell

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Stem Cell. theconversation.com
Stem Cell. theconversation.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Stem cell atau sel induk merupakan bahan baku tubuh di mana semua sel lain dengan fungsi khusus dihasilkan. Stem cell dapat membelah untuk membentuk lebih banyak sel yang disebut sel anak. Sel anak ini menjadi sel induk baru atau sel khusus (diferensiasi) dengan fungsi yang lebih spesifik, seperti sel darah, sel otak, sel otot jantung atau sel tulang. 

Saat ini banyak fasilitas kesehatan yang melakukan terapi stem cell untuk mengobati cedera sumsum tulang belakang, diabetes tipe 1, penyakit Parkinson, amyotrophic lateral sclerosis, penyakit Alzheimer, penyakit jantung, stroke, luka bakar, kanker, dan osteoartritis.

Melansir Medical News Today, di beberapa jaringan, stem cell memainkan peran penting dalam regenerasi, karena dapat membelah dengan mudah untuk menggantikan sel mati. Para ilmuwan percaya bahwa stem cell dapat membantu mengobati jaringan yang rusak.

Misalnya, jika jantung seseorang mengandung jaringan yang rusak, dokter dapat merangsang jaringan sehat untuk tumbuh dengan mentransplantasikan sel induk yang tumbuh di laboratorium ke jantung orang tersebut. Hal ini dapat menyebabkan jaringan jantung memperbarui dirinya sendiri.

Satu studi juga menyebutkan bahwa orang dengan gagal jantung menunjukkan beberapa perbaikan selama dua tahun setelah pemberian terapi stem cell dosis tunggal. Namun, efek terapi sel induk pada jantung masih belum sepenuhnya jelas dan masih harus diteliti lebih jauh.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dikutip dari laman Food and Drugs Administration (FDA), terapi stem cell memang dapat menawarkan potensi untuk mengobati penyakit dengan sedikit perawatan. Stem cell ini memiliki potensi untuk memperbaiki, memulihkan, mengganti, dan meregenerasi sel, dan dapat digunakan untuk mengobati banyak kondisi medis dan penyakit.

Tetapi FDA khawatir pasien yang ingin menjalani terapi stem cell mendapatkan perawatan yang ilegal dan berpotensi berbahaya karena sedikitnya fasilitas kesehatan yang sudah lulus uji klinis. Karena itu, FDA kini meningkatkan pengawasan untuk melindungi orang-orang dari klinik terapi stem cell ilegal sambil terus mendorong inovasi produk stem cell dengan benar.

Pilihan Editor: Kenali Mekanisme Terapi anti Penuaan Dini oleh Sel Punca

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Langkah Promotif Preventif Diperkuat, DJS Kesehatan Terpantau Sehat

5 jam lalu

Langkah Promotif Preventif Diperkuat, DJS Kesehatan Terpantau Sehat

Upaya promotif preventif terus digalakkan BPJS Kesehatan selaku penyelenggara Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) demi mengendalikan angka penderita penyakit kronis.


Deretan Masalah Kesehatan akibat Minum Susu Berlebihan

2 hari lalu

Ilustrasi susu segar (Pixabay.com)
Deretan Masalah Kesehatan akibat Minum Susu Berlebihan

Meski bergizi, minum susu berlebihan dapat berdampak buruk bagi kesehatan.


Apa Itu Gangguan Makan ARFID?

3 hari lalu

Ilustrasi keluarga makan bersama di meja makan. Foto: Freepik.com
Apa Itu Gangguan Makan ARFID?

ARFID adalah suatu kondisi yang ditandai dengan pembatasan asupan makanan karena gangguan makan.


EEA Kembali Ingatkan Ancaman Serius BPA Bagi Kesehatan

4 hari lalu

EEA Kembali Ingatkan Ancaman Serius BPA Bagi Kesehatan

EEA mengeluarkan peringatan dalam laporan mereka, bahwa tingkat BPA yang ditemukan saat ini sudah 'jauh di atas batas aman' bagi kesehatan.


Mengapa Sering Mengeluh Dapat Membahayakan Kesehatan?

4 hari lalu

Ilustrasi pria di tempat kerja. lovebscott.com
Mengapa Sering Mengeluh Dapat Membahayakan Kesehatan?

Meskipun dapat menurunkan suasana hati dan kebahagiaan, mengeluh juga dapat berdampak besar pada fungsi otak dan tubuh.


Selangkah Lagi Indonesia Menuju Cakupan Kesehatan Semesta

5 hari lalu

Selangkah Lagi Indonesia Menuju Cakupan Kesehatan Semesta

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dikenal sebagai program jaminan kesehatan dengan jumlah kepesertaan terbesar di dunia.


Yang Perlu Diketahui soal Perbedaan Probiotik dan Prebiotik

7 hari lalu

Ilustrasi usus. 123rf.com
Yang Perlu Diketahui soal Perbedaan Probiotik dan Prebiotik

Perbedaan utama antara probiotik dan prebiotik adalah bahwa prebiotik tidak mengandung mikroorganisme hidup seperti probiotik.


Kurang Tidur Dapat Berdampak Negatif bagi Kesehatan Otak, Ini Penjelasannya

9 hari lalu

Ilustrasi wanita kurang tidur. Freepik.com/Benzoix
Kurang Tidur Dapat Berdampak Negatif bagi Kesehatan Otak, Ini Penjelasannya

Kurang tidur mengganggu kemampuan seseorang untuk fokus secara efisien dan mengingat memori.


Sederet Masalah Kesehatan yang Ditandai dengan Cegukan

10 hari lalu

Ilustrasi cegukan. Freepik.com
Sederet Masalah Kesehatan yang Ditandai dengan Cegukan

Jika cegukan terjadi secara kronis, kondisi ini berkaitan dengan beberapa masalah kesehatan.


Susun Aturan Turunan UU Kesehatan, Kemenkes Buka Portal Khusus untuk Diakses Publik

11 hari lalu

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin (kiri) menerima naskah pandangan akhir mini fraksi dari Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PAN Muhammad Rizal dalam rapat kerja Komisi IX DPR pengesahan RUU Kesehatan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin, 19 Juni 2023.  Sebanyak 7 fraksi di Komisi IX DPR RI menyetujui RUU Kesehatan, sementara Demokrat dan PKS menolak RUU itu dibawa ke paripurna. TEMPO/M Taufan Rengganis
Susun Aturan Turunan UU Kesehatan, Kemenkes Buka Portal Khusus untuk Diakses Publik

Terkait UU Kesehatan, Kemenkes telah meluncurkan portal khusus yang bisa diakses di laman resmi https://partisipasisehat.kemkes.go.id.