Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cara Membuat Bubur Merah Putih, Makanan Khas 17 Agustus dengan Aroma Pandan yang Semerbak

image-gnews
Bubur Sumsum. kemenkes.go.id
Bubur Sumsum. kemenkes.go.id
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Selain berbagai lomba dan upacara, merayakan hari kemerdekaan pada 17 Agustus juga dilakukan dengan syukuran. Berbagai menu biasa dihidangkan mulai dari tumpeng hingga bubur merah putih. 

Dilansir dari laman Hiveblog, bubur merah putih merupakan bubur yang dibuat sebagai cara menolak kesialan dalam hidup dan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan keselamatan, rezeki yang baik, hasil panen yang melimpah, serta ucapan syukur lainnya. Dalam bahasa Jawa, bubur ini juga umum disebut sebagai Jenang Sengkala. 

Umumnya, bubur merah putih ini sering dibuat pada saat perayaan hari ulang tahun, kelahiran, pesta adat, perayaan panen, serta acara adat lainnya yang melambangkan rasa syukur. Oleh karena itu, setiap Agustusan, sebagian masyarakat sering memasak bubur ini sebagai wujud rasa syukur saat HUT RI. 

Bubur ini sebenarnya berwarna cokelat dan putih, namun karena menggunakan gula merah maka disebut dengan bubur merah putih. Bahan utama pembuatan bubur merah putih ini adalah beras ketan.

Selain itu, masyarakat Jawa juga selalu menggunakan daun pandan untuk membuat bubur merah putih. Aroma daun pandan yang Khas akan meresap ke dalam bubur dan menambah kelezatan bubur tersebut. Berikut adalah resep dan cara membuat bubur merah putih yang dapat Anda praktikkan sendiri di rumah.

Bahan-bahan: 

  • 350 gram beras ketan
  • 1250 mili liter air
  • 1 sachet santan instan 60 ml ditambah dengan 30 ml air
  • 2 lembar daun pandan
  • setengah sendok teh garam
  • 80 gr gula merah

Cara Membuat: 

Langkah 1

Siapkan semua bahan, kemudian didihkan air dan masukkan nasi serta daun pandan. Tutup panci dan sesekali aduk hingga kuah mengental

Langkah 2

Setelah kuah mengental, tambahkan santan dan garam, kemudian aduk rata dan matikan kompor. 

Langkah 3

Bubur yang sudah matang dibagi menjadi dua bagian. Kemudian tuangkan gula merah pada salah satu bagian lalu aduk hingga rata (hingga bubur berwarna kecokelatan). Sementara itu, bagian yang lain tetap biarkan berwarna putih.

Langkah 4

Sajikan bubur dalam mangkuk. Untuk penyajian ini, Anda bisa variasikan sesuai keinginan Anda. Anda bisa menuang bubur berwarna putih dahulu kemudian baru ditambahkan yang berwarna coklat ditengahnya maupun sebaliknya. Letakkan potongan daun pandan sebagai garnish sekaligus membuat bubur lebih harum. 

Pilihan Editor: Sering Pecahkan Muri, Berikut 5 Rekor Bendera Merah Putih

 

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Lima Jajanan Pasar yang Semerbak Wangi Daun Pandan

1 hari lalu

Ilustrasi kue putu bambu. Foto: Shutterstock
Lima Jajanan Pasar yang Semerbak Wangi Daun Pandan

Selain nikmat di lidah, berbagai kue beraroma daun pandan ini memanjakan hidung saat dimakan


Resep Bubur Sumsum Mudah dan Cepat

8 hari lalu

Zaskia Gotik menunjukkan proses membuat bubur sumsum buah naga untuk putrinya, Arsila, melalui Instagram Stories-nya, Jumat, 21 Mei 2021. Foto: Instagram @zaskia_gotix
Resep Bubur Sumsum Mudah dan Cepat

Bubur sumsum cukup mudah untuk dibuat sendiri di rumah. Berikut bahan dan caranya.


Ketika Warga Jepang Ikut Balap Karung dan Lomba Makan Kerupuk

32 hari lalu

Warga Jepang mengikuti lomba makan kerupuk di Balai Indonesia, Tokyo, Sabtu (26/8). (ANTARA/ Juwita Trisna Rahayu)
Ketika Warga Jepang Ikut Balap Karung dan Lomba Makan Kerupuk

Warga Jepang dan WNI mengikuti sejumlah perlombaan memeriahkan peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia di Balai Indonesia, Tokyo


Seputar Proklamasi Kemerdekaan: Begini Sidang-sidang PPKI

40 hari lalu

Presiden Soekarno saat pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan RI, 17 Agustus 1945 di Pegangsaan Timur 56 Jakarta Pusat. ANTARA/IPHOS
Seputar Proklamasi Kemerdekaan: Begini Sidang-sidang PPKI

Dalam kisah-kisah seputar Proklamasi Kemerdekaan adalah PPKI. Ia lahir dari rahim BPUPKI yang memiliki cita-cita mempersiapkan kemerdekaan Indonesia


Gibran Kenakan Kostum Juru Parkir Saat Pawai Pembangunan Solo

40 hari lalu

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka (tengah) mengenakan kostum juru parkir saat mengikuti Pawai Pembangunan dalam rangkaian acara peringatan HUT ke-78 Tahun Kemerdekaan RI di Kota Solo, Jumat, 18 Agustus 2023. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Gibran Kenakan Kostum Juru Parkir Saat Pawai Pembangunan Solo

Gibran dan Jan Ethes mengikuti jalannya pawai dengan menaiki kendaraan taktis (rantis).


Peringati HUT RI ke-78 dan Sambut Hari Jadi ke-75 Polwan, Polri Akan Tanam 1 Juta Pohon

41 hari lalu

Polri melakukan penanaman 1.000 pohon di seluruh Tanah Air hari ini, Jumat, 18 Agustus 2023. (Polri)
Peringati HUT RI ke-78 dan Sambut Hari Jadi ke-75 Polwan, Polri Akan Tanam 1 Juta Pohon

Polri menargetkan penanaman 1 juta bibit pohon hingga Oktober mendatang.


Megawati, Rachmawati Soekarnoputri dan 2 Cucu Soeharto Pernah Jadi Anggota Paskibraka

41 hari lalu

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat menyampaikan pidato dalam penutupan Rakernas III PDI Perjuangan di Sekolah Partai PDI Perjuangan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis, 8 Juni 2023. Rakernas III PDI Perjuangan itu menghasilkan 17 poin rekomendasi eksternal seperti visi-misi Capres-Cawapres dari PDIP, dan memerintahkan seluruh kader Partai menangkan Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024. TEMPO/M taufan Rengganis
Megawati, Rachmawati Soekarnoputri dan 2 Cucu Soeharto Pernah Jadi Anggota Paskibraka

Dua putri Sukarno, Megawatid an Rachmawati Soekarnoputri pernah menjadi anggota Paskibraka. Begitu pula 2 cucu Soeharto.


Alasan Sukarno Pilih 17 Agustus 1945 untuk Proklamasi, Ada Nilai Spiritual yang Diyakininya

41 hari lalu

Soekarno Presiden pertama Indonesia di Jakarta, saat para fotografer meminta waktu untuk memfotonya Presiden Sukarno tersenyum, dengan mengenakan seragam dan topi, sepatu juga kacamata hitam yang menjadi ciri khasnya. Sejarah mencatat sedikitnya Tujuh Kali Soekarno luput, Lolos, Dan terhindar dari kematian akibat ancaman fisik secara langsung, hal yang paling menggemparkan adalah ketika Soekarno melakukan sholat Idhul Adha bersama, tiba tiba seseorang mengeluarkan pistol untuk menembaknya dari jarak dekat, beruntung hal ini gagal. (Getty Images/Jack Garofalo)
Alasan Sukarno Pilih 17 Agustus 1945 untuk Proklamasi, Ada Nilai Spiritual yang Diyakininya

Mengapa Sukarno bersikeras melakukan proklamasi pada 17 Agustus 1945? Berikut beberapa alasannya antara lain terkait bulan Ramadan, dan Jumat Legi.


Kepala Otorita serta Basuki Hadimuljono Optimistis Upacara HUT RI di IKN 2024

41 hari lalu

Pekerja beraktivitas di lokasi proyek pembangunan Rumah Tapak Jabatan Menteri di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan Ibu Kota Negara, Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa, 28 Februari 2023. Pembangunan 36 Rumah Tapak Jabatan Menteri tersebut tengah memasuki tahap pematangan lahan dan ditargetkan rampung pada Juni 2024 sebagai salah satu persiapan untuk penyelenggaraan upacara bendera Hari Kemerdekaan RI di IKN Nusantara. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Kepala Otorita serta Basuki Hadimuljono Optimistis Upacara HUT RI di IKN 2024

Kepala Otorita IKN Bambang Susantono yang menjadi inspektur upacara HUT RI ke-78 berujar kegiatan itu pengantar sebelum upacara HUT RI ke-79.


4 Tips Agar Tidak Pingsan Saat Mengikuti Upacara Bendera

41 hari lalu

Ilustrasi upacara bendera. ANTARA
4 Tips Agar Tidak Pingsan Saat Mengikuti Upacara Bendera

Tak jarang, para peserta yang mengikuti upacara bendera merasa pusing dan tidak kuat, bahkan tidak kuat hingga pingsan.