TEMPO.CO, Jakarta - Jungkook BTS mengaku membenci serangga, kecuali kumbang. Bahkan, ia kerap mengaku kepada media bahwa dirinya pernah memelihara kumbang di rumah. Meskipun hanya menyukai kumbang, tetapi jenis serangga secara keseluruhan tidak disukai Jungkook. Kondisi yang dialami Jungkook karena tidak suka serangga dapat dianggap sebagai fobia bernama entomophobia.
Entomophobia adalah nama untuk ketakutan yang terus-menerus dan ekstrem terhadap serangga. Jika seseorang memiliki entomofobia, pikirannya ketika berada di dekat serangga dapat memicu gejala mental dan fisik yang parah. Merujuk clevelandclinic.org, seseorang yang mengalami entomophobia mungkin takut terhadap beberapa hal terkait serangga, antara lain:
- Disengat atau digigit serangga, seperti lebah, tawon, atau kutu.
- Menemukan serangga, baik di luar maupun di dalam ruangan.
- Menderita penyakit dari serangga, seperti lalat atau nyamuk.
- Memiliki serangan serangga di rumah atau di tubuh.
- Melihat gambar serangga di acara televisi film, buku, atau melalui gawai.
Baca Juga:
Ketakutan atau kecemasan penderita entomophobia kerap tidak sebanding dengan bahaya sebenarnya yang ditimbulkan dari serangga. Biasanya, gejala fobia ini dimulai saat masa anak-anak yang rata-rata berusia 7 tahun. Fobia ini juga memiliki beberapa gejala umum yang kerap dialami oleh sebagian besar penderita, yaitu:
- Tidak mampu mengendalikan perasaan takut atau cemas, meskipun sadar mereka tidak rasional
- Detak jantung cepat
- Sesak di dada
- Kesulitan bernapas
- Merasa mual dan mual
- Pusing
- Pingsan
Entomophobia juga dapat menyebabkan para penderita berusaha keras untuk menghindari kontak dengan serangga yang memengaruhi kehidupan sehari-hari demi menghindari kecemasan. Tidak tanpa alasan, para ilmuwan percaya bahwa faktor-faktor tertentu dapat meningkatkan peluang seseorang untuk mengembangkan gangguan kecemasan, termasuk yang berasal dari serangga.
Mengacu medicalnewstoday, riwayat genetika adalah salah satu faktor yang berperan besar dalam perkembangan gangguan kecemasan. Selain itu, jika seseorang mengalami peristiwa stres atau traumatis, mungkin memiliki risiko lebih tinggi terkena gangguan kecemasan. Adapun, peristiwa stres atau traumatis, seperti siksaan, kematian orang yang dicintai, kekerasan, dan penyakit berkepanjangan.
Meskipun tidak banyak penelitian tentang penyebab fobia spesifik, seperti entomophobia, tetapi beberapa penelitian menunjukkan bahwa fobia dapat dihasilkan dari peristiwa traumatis. Jika seseorang memiliki pengalaman stres atau traumatis dengan serangga selama masa anak-anak, mereka dapat mengembangkan entomophobia.
Namun, tidak semua orang yang mengalami peristiwa itu pada masa anak-anak mengembangkan fobia tersebut. Sampai sekarang, masih diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami apa yang menyebabkan seseorang mengembangkan fobia tertentu.
RACHEL FARAHDIBA R | SARAH ERVINA DARA
Pilihan Editor: Genap 26 Tahun, Ini Profil dan Fakta Menarik Jungkook BTS, Siapa Nama Aslinya?