TEMPO.CO, Jakarta - Astenia kondisi yang terjadi ketika tubuh menjadi loyo atau kehilangan kekuatan. Orang yang astenia harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk bergerak. Biasanya kondisi ini menyerang bagian tubuh tertentu, seperti lengan dan kaki.
Dikutip dari Medical News Today, astenia tersebab berbagai kondisi yang mempengaruhi, antara lain infeksi bakteri, virus seperti influenza atau hepatitis. Kondisi ini bersifat sementara, tapi dalam beberapa kasus bisa menjadi kronis atau berkelanjutan
Tentang Astenia
1. Kelemahan Regional
Kelemahan regional dari astenia terjadi di bagian tubuh tertentu, seperti lengan atau kaki. Kondisi ini tidak sama dengan kelumpuhan atau ketakmampuan untuk bergerak. Seseorang dengan kelemahan regional akan merasa sulit bergerak dan harus berusaha keras untuk itu. Bagian tubuh yang mengalami kelemahan regional juga menunjukkan gejala tambahan, seperti kejang otot atau kram, gemetar, dan gerak melambat.
2. Kelemahan Tubuh
Kelemahan seluruh tubuh membuat seseorang mengalami kelelahan yang ekstrem. Tanda dan gejala lain dari kelemahan seluruh tubuh termasuk demam, gejala seperti flu, kelelahan, malaise, dan kesulitan melaksanakan tugas sehari-hari.
3. Gejala Masalah Kesehatan
Adapun dalam kasus yang sangat jarang terjadi, astenia bisa menjadi tanda stroke atau serangan jantung. Kedua kondisi ini bisa menyebabkan kelemahan di satu sisi atau keduanya. Misalnya, tanda gejala stroke menyebabkan gejala tiba-tiba dan parah lainnya, antara lain sulit bicara, penglihatan terganggu, susah berjalan, hilang keseimbangan, sakit kepala parah.
Jika astenia menandakan serangan jantung menyebabkan gejala tiba-tiba seperti tekanan sakit di dada, punggung, leher, rahang. Ada rasa sakit di lengan, salah satu atau keduanya. Susah bernapas, keringat dingin, mual, sakit kepala juga gejala yang menyertai astenia jika menandakan kemungkinan serangan jantung. Walaupun tak selalu seperti itu.
Penyebab Astenia
Dikutip dari Healthline, penyebab yang mendasari astenia perlu diperiksa oleh dokter. Gejala tertentu dan sejak kapan terasa untuk memahami penyebabnya dan pengobatan yang tepat.
Ahli medis bisa saja memeriksa sampel urin dan darah untuk diuji di laboratorium. Hal itu untuk mengetahui tanda-tanda infeksi dan kemungkinan kondisi medis menyertai astenia.
Jika mengalami nyeri, ahli medis berkemungkinan mengarahkan pasien untuk melakukan tes sinar X, pemindaian MRI, CT scan, dan USG. Bahkan, dokter juga akan mengarahkan pasien untuk melakukan pemindaian otak dan elektrokardiogram jika ada riwayat serangan jantung dan stroke.
Pilihan Editor: Mengenal Bentuk-bentuk Mekanisme Koping untuk Mengatasi Stres