TEMPO.CO, Jakarta - Akalasia adalah penyakit langka yang terjadi ketika proses pemindahan makanan ke perut tidak berfungsi seperti seharusnya. Kondisi ini dapat diketahui dengan memperhatikan gejala yang timbul atau melakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan.
Kerongkongan harus meremas makanan dan membukanya untuk membiarkan masuk ke perut melalui katup di bagian bawahnya. Dalam akalasia, proses ini terganggu. Kerongkongan tidak mendorong makanan dengan benar, dan katup tidak terbuka sepenuhnya. Akibatnya, makanan bisa tersangkut di kerongkongan dan kembali ke mulut.
Dikutip dari Cleveland Clinic, berikut tiga tes yang biasanya digunakan untuk mendiagnosis akalasia.
- Tes Barium
Penderita akan menelan cairan barium yang kemudian dilacak dengan sinar-X untuk memeriksa penyempitan pada kerongkongan di lingkaran otot yang berada pada bagian bawah kerongkongan.
Baca juga:
- Endoskopi Atas
Endoskopi atas adalah tes di mana tabung kecil yang fleksibel dengan kamera ditempatkan ke dalam kerongkongan. Kamera ini memproyeksikan gambar kerongkongan ke layar untuk memeriksa akalasia dan mengidentifikasi tanda-tanda kanker jika ada.
- Manometri
Manometri adalah tes yang mengukur kontraksi otot esofagus dan relaksasi sfingter esofagus bagian bawah (LES). Jika LES tidak rileks saat menelan dan otot kerongkongan kurang berkontraksi, ini menunjukkan akalasia. Tes ini adalah cara utama untuk mendiagnosis akalasia.
Akalasia tidak bisa disembuhkan atau sepenuhnya. Namun, mengutip Medical News Today, berikut beberapa cara untuk mengurangi gejala yang timbul.
1. Obat-obatan
Dokter dapat meresepkan obat seperti penghambat saluran kalsium dan nitrat untuk melebarkan kerongkongan yang menyempit pada tahap awal.
2. Pelebaran balon pneumatik
Ahli bedah menggunakan balon untuk memperlebar kerongkongan dengan merobek otot sfingter esofagus bawah. Ini bisa membantu sekitar 70 persen penderita akalasia, tetapi mungkin perlu dilakukan lebih dari sekali.
3. Miotomi
Ini adalah operasi untuk memotong otot yang membantu mencegah penyempitan. Tingkat keberhasilan sekitar 60 hingga 94 persen, tetapi dapat menyebabkan GERD pada beberapa pasien.
4. Miotomi endoskopi peroral (POEM)
Dokter akan membuat sayatan di kerongkongan dengan menggunakan endoskopi. Prosedur ini tampaknya efektif, tetapi efek jangka panjangnya belum jelas.
5. Botox
Suntikan botox bisa mengendurkan otot di ujung kerongkongan, memberikan kelegaan hingga 6 bulan untuk sekitar 50 persen penderita akalasia.
Pilihan Editor: 1 dari 100 Ribu Orang Alami Aklasia Menjadi Sulit Menelan Tiap Tahun, Apa Sebabnya?