TEMPO.CO, Jakarta - Cacar air disebabkan virus Varicella zoozter dan biasanya ditularkan melalui pernapasan dan kontak langsung dengan lesi orang yang terinfeksi. Gejala pasien cacar air antara lain demam, nafsu makan berkurang, dan mual. Pasien juga umumnya memiliki ruam merah kecil di beberapa bagian tubuh dan gatal. Ruam ini muncul 10-21 hari setelah terpapar virus dan biasanya berlangsung sekitar 5-10 hari.
Untuk pengobatan, dokter biasanya meresepkan obat untuk mengurangi keparahan cacar air. Ketua Unit Kerja Koordinasi Infeksi Penyakit Tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia, Anggraini Alam, mengatakan pasien cacar air boleh mandi tetapi syaratnya tidak mengalami demam.
"Saat demam kalau dimandikan tidak nyaman karena ada periode akan menjadi dingin setelah mandi," katanya dalam seminar “Cacar Air pada Anak”, Selasa, 3 Oktober 2023.
Selain itu, pasien dengan kondisi demam dimandikan dikhawatirkan justru meningkatkan suhunya sehingga dokter tak menyarankan pasien mandi bila demam.
"Begitu dingin dibaca oleh tubuh ternyata suhu kurang tinggi, tubuh akan bikin lagi demam lebih tinggi," tutur Anggraini.
Tak demam, boleh mandi
Tetapi, apabila pasien tidak demam maka dia boleh mandi namun jangan sampai pecah cacar airnya karena bisa berisiko memunculkan infeksi. Kulit sebenarnya berisi kuman dan mandi membantu menghindari bakteri atau kuman menginfeksi cacar air yang pecah dan akhirnya menyebabkan bopeng. Di sisi lain, mandi bisa membuat nyaman pasien.
"Mandinya jangan digosok-gosok karena kalau pecah justru di sanalah tempat kuman masuk karena kulit adalah bentengnya kuman. Kalau kita gosok, rusak kulitnya, kuman masuk semua," jelasnya.
Saat mandi, pasien boleh menggunakan sabun. Kemudian perhatikan saat mengeringkan tubuh agar tidak menggosok terlalu kuat. Kemudian, pasien bisa mengoleskan losion atau bedak cair usai mandi karena membantu kulit nyaman sekaligus mengurangi kemungkinan cacar mudah pecah apabila tergosok.
Pilihan Editor: Ini Perbedaan Gejala Cacar Air dan Cacar Monyet
