Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ragam Kepribadian yang Lebih Tahan Terhadap Stres, Apakah Anda Termasuk?

image-gnews
Ilustrasi Pria Stres (pixabay.com)
Ilustrasi Pria Stres (pixabay.com)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Stres muncul karena tekanan atau situasi yang baru. Stres berkepanjangan bisa berakibat penyakit serius dan masalah kesehatan mental lainnya. Dikutip dari White Swan Foundation, stres istilah yang sangat luas artinya dalam tingkatan psikologis. Kondisi itu menyebabkan kecemasan, kurangnya kendali, frustrasi, masalah cara merespons atau bereaksi.

Dalam menghadapi stres, setiap individu menunjukkan reaksi yang berbeda-beda. Sebuah penelitian berjudul “The Stressful Personality: A Meta-Analytical Review of the Relation Between Personality and Stress” menemukan bahwa orang dengan tingkat beberapa personalitas yang tinggi lebih sedikit mengalami stres, bahkan ketika mengalami pengalaman stres yang objektif.

Tim peneliti meneliti hubungan antara kepribadian dan stres menggabungkan hasil dari 250 penelitian untuk menemukan hasil yang paling konsisten. Personalitas apa saja itu? berikut deretannya seperti dikutip dari Psychology Today, Rabu lalu.

Ekstraversi

Orang yang mendapat skor lebih tinggi dalam ekstraversi cenderung menganggap interaksi sosial sangat bermanfaat dan berpartisipasi dalam lebih banyak aktivitas sosial. Penulis penelitian menemukan bahwa individu ekstrover mempunyai lebih banyak dukungan sosial yang dapat meredam stres.

Para peneliti juga mencatat bahwa kelompok orang ini lebih cenderung fokus pada aspek positif dari stres. Misalnya, seseorang yang akan pindah mungkin lebih fokus mencermati restoran dan toko bagus di lingkungan barunya daripada kesulitan yang timbul dalam perpindahan tersebut.  

Stabilitas emosi

Mereka yang cenderung memiliki tingkat emosi negatif yang lebih rendah mengalami lebih sedikit stres. Sebaliknya, mereka yang memiliki "neurotisme" yang lebih tinggi lebih cenderung memiliki tingkat stres yang tinggi.

Para peneliti menyebut bahwa tingkat stres yang lebih rendah dapat berasal dari persepsi dan pengalaman objektif. Mereka yang memiliki stabilitas emosi yang tinggi menganggap situasi tidak terlalu membuat stres dan kecil kemungkinannya untuk berakhir dalam situasi yang membuat stres. Ada juga bukti bahwa sistem saraf simpatik menjadi kurang reaktif di antara mereka yang memiliki stabilitas emosi tinggi. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Teliti

Orang yang sangat teliti cenderung memiliki rencana masa depan yang lebih jelas. Hal ini dapat meminimalkan stres dengan mencegah timbulnya situasi pemicunya. Mereka cenderung menghindari pengambilan risiko dan juga menjaga kesehatan, sehingga terhindar dari stres. 

Terbuka

Individu yang memiliki tingkat keterbukaan yang tinggi cenderung memiliki rasa ingin tahu dan kreatif terhadap berbagai pengalaman. Mereka juga melihat situasi yang kurang menimbulkan stres dibandingkan dengan mereka yang tingkat keterbukaannya lebih rendah. Sistem saraf orang pada kelompok ini juga dapat menjadi kurang reaktif terhadap stres. 

Ramah

Individu yang ramah dan menyenangkan lebih mudah bergaul sehingga meminimalkan tekanan antarpribadi dan menciptakan peluang untuk hubungan sosial yang kuat. Hasilnya, mereka mengalami lebih sedikit pengalaman stres dan memiliki lebih banyak dukungan ketika mereka menghadapi pemicu stres.

Pilihan editor: Perfeksionis Menimbulkan Dampak Negatif, Kenapa?

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

19 jam lalu

Ilustrasi wanita tersenyum pada orang tua atau lansia di panti jompo. shutterstock.com
Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

Merawat orang tua dengan demensia menyebabkan burnout, apalagi jika Anda harus merawat anak juga alias generasi sandwich. Simak saran pakar.


Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

3 hari lalu

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.


Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

3 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com/Priscilla du Preez
Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.


Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

3 hari lalu

Menulis jurnal setiap hari bisa menjadi salah satu cara untuk mengatasi gangguan kecemasan. (Pexels/Alina Vilchenko)
Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.


12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

6 hari lalu

Ilustrasi ciri-ciri kolesterol tinggi pada wanita. Foto: Canva
12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.


Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

7 hari lalu

Ilustrasi wanita menyikat gigi. Foto: Unsplash.com/Diana Polekhina
Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?


Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

8 hari lalu

Ilustrasi mengurangi stress. Freepik.com/fabrikasimf
Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.


Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

8 hari lalu

Ilustrasi stres. TEMPO/Subekti
Kecewa karena Calon yang Didukung Kalah, Simak Saran Psikolog

Psikolog mengatakan wajar bila orang kecewa karena harapan tidak menjadi kenyataan tetapi rasa kecewa itu mesti dikelola agar tak sampai memicu stres.


Mengapa Stres Bisa Sebabkan Sakit Punggung?

11 hari lalu

Ilustrasi sakit punggung. Freepik.com/Gpointstudio
Mengapa Stres Bisa Sebabkan Sakit Punggung?

Stres sebabkan sakit punggung bisa terjadi lantaran tubuh Anda mengalami reaksi kimia sebagai respons terhadap stres.


Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

13 hari lalu

Ilustrasi ibu dan bayi. Unsplash.com/Sharon Muccutcheon
Cara Menjaga Kualitas Hubungan dengan Pasangan Pasca Melahirkan Anak Pertama

Studi menemukan bahwa sikap terhadap sentuhan berdampak pada pasangan dalam transisi menjadi orang tua atau usai melahirkan anak pertama.