Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jutaan Anak Menderita ADHD, Apa yang Perlu Dilakukan?

Reporter

image-gnews
Ilustrasi dua anak bersitegang atau marah. Shutterstock
Ilustrasi dua anak bersitegang atau marah. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta -  Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD) mempengaruhi setiap orang dengan cara yang berbeda namun bisa mengganggu kehidupan seseorang. Di kelas, tempat kerja, atau rumah, ADHD telah mempengaruhi prestasi, kinerja, dan bahkan hubungan.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menjelaskan ADHD adalah gangguan perkembangan saraf paling umum pada anak-anak, tapi juga terjadi pada usia 18 tahun ke atas. Gangguan ini membuat penderita harus belajar hidup setiap hari, bisa lewat terapi perilaku. Dalam banyak kasus juga dibutuhkan obat-obatan untuk meredakan gejala.

"Banyak perawatan obat-obatan dan nonmedis yang terbukti efektif mengatasi ADHD," kata Russell Ramsay, psikolog dan mantan dosen psikologi di Sekolah Kedokteran Perelman di Universitas Pennsylvania, kepada USA Today.

Apa itu ADHD
ADHD adalah kondisi perkembangan saraf kronis yang ditandai dengan kesulitan menaruh perhatian, hiperaktif, impulsif, atau keduanya. Meski ADHD disebut berbeda dengan attention-deficit disorder (ADD), gejalanya mungkin mirip. 

Seberapa umum?
Walaupun diklaim umum terjadi pada anak-anak, dengan sekitar 6,1 juta anak di Amerika Serikat usia 2-17 tahun mengalami kondisi itu, ada juga kasus pada dewasa sebesar 6,8 persen. Namun, gejala pada dewasa umumnya lebih konsisten terkait usia dan level perkembangan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Apa saja gejalanya?
Gejalanya sangat jelas, termasuk tidak ada perhatian, tak mampu berkonsentrasi atau fokus, hiperaktif, banyak bergerak, dan impulsif -- tindakan yang dilakukan tiba-tiba tanpa dipikirkan.

Gejala-gejala ini bisa membuat orang banyak melamun, sering melupakan atau kehilangan sesuatu, banyak bicara atau menginterupsi, atau sulit menahan godaan, jelas CDC. Selain itu, penderita juga mungkin kesulitan mengikuti instruksi, menyelesaikan tugas, atau sukar mengutarakan pikiran atau menunggu giliran. 

Pilihan Editor: Gangguan Attention Deficit Hyperactivity, Ketika Orang Menjadi Hiperaktif dan Impulsif

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

5 hari lalu

Ilustrasi demensia/Alzheimer. Wisegeek.com
Memahami Tahapan Alzheimer, pada Usia Berapa Biasa Terserang?

Meski biasanya dialami lansia atau usia 65 tahun ke atas, orang yang lebih muda juga bisa kena Alzheimer. Kenali tahapannya agar waspada gejalanya.


Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

25 hari lalu

ilustrasi periksa mata (pixabay.com)
Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

Papiledema adalah pembengkakan kepala saraf kedua yang terjadi secara bersamaan antara dua mata. Cek gejalanya.


Hari Peduli Autisme Sedunia, Bedakan Anak Autisme dengan Hiperaktif

26 hari lalu

Ilustrasi terapi untuk anak/autisme. Shutterstock
Hari Peduli Autisme Sedunia, Bedakan Anak Autisme dengan Hiperaktif

Hari Peduli Autisme Sedunia diperingati setiap 2 April dan masyarakat perlu membedakan gejala autisme dengan hiperaktif.


Tidak Boleh Diabaikan, Kenali Gejala dan Tanda Awal Kanker Ovarium Berikut

33 hari lalu

Ilustrasi-Ketika kanker ovarium masih dalam tahap awal, yaitu ketika kanker masih terbatas pada ovarium, ada kemungkinan besar untuk berhasil diobati, kata seorang spesialis onkologi. (ANTARA/Shutterstock/mi_viri)
Tidak Boleh Diabaikan, Kenali Gejala dan Tanda Awal Kanker Ovarium Berikut

Kanker ovarium stadium awal biasanya tidak menimbulkan gejala apa pun, yang dapat menyebabkan diagnosis tidak terjawab.


26 Maret Diperingati Hari Epilepsi Sedunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

33 hari lalu

Ilustrasi epilepsi. firstaidlearningforyoungpeople.redcross.org.uk
26 Maret Diperingati Hari Epilepsi Sedunia, Kenali Penyebab dan Gejalanya

Epilepsi merupakan gangguan sistem saraf pusat akibat pola aktivitas otak yang tidak normal.


3 Gejala Umum Kanker Ginjal, Penting untuk Deteksi Dini

34 hari lalu

Ilustrasi ginjal. Shutterstock
3 Gejala Umum Kanker Ginjal, Penting untuk Deteksi Dini

Ada tiga gejala yang perlu diwaspadai terkait kanker ginjal. Pasalnya, kebanyakan pasien tak merasakan gejala sehingga penting mengetahui tandanya.


Mengenal Neuroferritinopathy, Penyakit Genetik yang Hanya Dimiliki Sekitar 100 Orang di Dunia

35 hari lalu

Ilustrasi otak. Pixabay
Mengenal Neuroferritinopathy, Penyakit Genetik yang Hanya Dimiliki Sekitar 100 Orang di Dunia

Neuroferritinopathy penyakit genetik yang hanya dimiliki sekitar 100 orang di dunia. Bagaimana gejala dan pengobatannya?


Lebih Banyak Menyerang Wanita, Simak Penjelasan Pakar soal Migrain

43 hari lalu

Headache, Migrain
Lebih Banyak Menyerang Wanita, Simak Penjelasan Pakar soal Migrain

Selain multiple sclerosis dan stroke, migrain juga lebih banyak menyerang wanita. Pakar beri saran pencegahan dan cara mengatasi.


Perlunya Deteksi Dini untuk Perlambat Perkembangan Glaukoma

43 hari lalu

Ilustrasi pemeriksaan mata. shutterstock.com
Perlunya Deteksi Dini untuk Perlambat Perkembangan Glaukoma

Deteksi dini penting untuk mencegah glaukoma tidak semakin parah. Dokter mata sebut penyebabnya.


12 Maret Diperingati Hari Glaukoma Sedunia: Kenali Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

47 hari lalu

Ilustrasi wanita bermata cokelat. Pixabay.com
12 Maret Diperingati Hari Glaukoma Sedunia: Kenali Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya

Peringatan tersebut bertujuan untuk mengingatkan semua orang mengenai faktor risiko glaukoma dan melakukan pemeriksaan kesehatan mata secara teratur.