Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gigi Goyang, Haruskah Dicabut?

Reporter

image-gnews
Ilustrasi periksa di dokter gigi. Shutterstock
Ilustrasi periksa di dokter gigi. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, JakartaGigi goyang masih bisa dipertahankan dan dirawat ketika kondisinya masih berada di derajat satu atau dua. Dokter gigi di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, Ines Agustina Sumbayak, mengatakan mengatasi gigi goyang tak harus selalu dengan cabut gigi.

“Tidak semua kasus gigi goyang harus dicabut. Cabut gigi adalah solusi paling akhir,” katanya di Jakarta, Senin, 30 Oktober 2023.

Ines menyebut tiga tingkat kegoyangan gigi, yakni ringan, sedang, dan parah atau derajat satu sampai tiga. Ia menjelaskan pada derajat satu kegoyangan umumnya karena ada lubang gigi yang membuat nanah di ujung akar gigi. Kondisi tersebut bisa diperbaiki dengan perawatan saraf atau perawatan saluran akar gigi agar jaringan terinfeksi pada gigi bisa dibersihkan terlebih dulu.

“Jadi gigi tersebut bisa kembali baik, dirawat sampai tuntas sehingga kegoyangan giginya bisa berkurang. Tapi kalau kegoyangan gigi sudah mencapai sepertiga tengah akar gigi dan ada kerusakan, itu sudah masuk derajat dua,” ucap Ines.

Kegoyangan gigi derajat dua bisa diperbaiki dengan metode splinting atau mengikat gigi yang goyang dengan beberapa gigi yang terletak di samping kiri dan kanannya. Ia menjelaskan splinting untuk merekatkan gigi yang lemah dan tindakan ini mengubah gigi menjadi satu kesatuan yang stabil dan lebih kuat.

“Umumnya, tindakan ini dilakukan akibat jaringan gusi yang rusak untuk mencegah gigi copot,” katanya.

Ikat gigi
Meski sama-sama menggunakan kawat dalam prosedurnya, splinting berbeda dengan behel gigi. Splinting untuk menstabilkan gigi goyang, bersifat pasif, dan tidak ada tekanan mendorong gigi tersebut untuk digerakkan ke posisi yang berbeda. Sedangkan behel pada umumnya dipasang pada gigi-gigi yang terjadi malposisi atau gigi yang tidak benar posisinya dengan sifat aktif behel akan mendorong gigi ke bagian yang benar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Jadi itu dua hal yang berbeda antara splinting dengan behel. Splinting itu hanya mengikat biar tidak semakin goyang tanpa menggerakkan, sementara behel merapikan, ada tarikan dan dorongan,” paparnya.

Ia menjelaskan splinting gigi bisa dilakukan secara temporer di bawah enam bulan, semipermanen selama enam bulan, dan permanen di atas enam bulan atau tahunan, tergantung kondisi kerusakan gigi. Ketika gigi goyang masih bisa diperbaiki, ia menyebut splinting menjadi solusi yang lebih baik dibanding cabut gigi.

Ia menjelaskan cabut gigi berpotensi menimbulkan efek samping atau komplikasi, antara lain pembengkakan gusi, pendarahan, kerusakan saraf gigi, dan infeksi area gigi yang dicabut.

“Jadi cabut gigi adalah solusi terakhir ketika gigi memang sudah rusak parah dan tidak bisa diperbaiki lagi,” tegasnya.

Pilihan Editor: Cara Merawat Mulut dan Gigi yang Benar Menurut Dokter

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tips agar Gigi Putih bak Mutiara dari Pakar Kesehatan Mulut

1 hari lalu

Ilustrasi gigi putih meski makan banyak. shutterstock.com
Tips agar Gigi Putih bak Mutiara dari Pakar Kesehatan Mulut

Menjaga gigi putih dan bersinar adalah tantangan karena berbagai faktor bisa membuat warnanya berubah. Berikut tujuh tips dari dokter gigi.


Ketahui Manfaat dan Risiko Terapi Ikan

6 hari lalu

Kolam terapi ikan di Setu Babakan, Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, dibuka gratis untuk masyarakat mulai Selasa (25/8/2020).(ANTARA/HO-Kominfotik Jakarta Selatan)
Ketahui Manfaat dan Risiko Terapi Ikan

Terapi ikan bisa menghilangkan sel kulit mati, namun dapat berbahaya jika kebersihan kolam tidak terjaga.


Hindari Pendarahan, Ini yang Perlu Diperhatikan Pasien Hemofilia

10 hari lalu

Hidup Normal dengan Hemofilia
Hindari Pendarahan, Ini yang Perlu Diperhatikan Pasien Hemofilia

Hemofilia terjadi karena adanya gangguan dalam pembekuan darah. Penderita dapat mengalami pendarahan meski tidak terjadi trauma.


6 Masalah di Mulut yang Tak Boleh Diabaikan, Bisa Jadi Gejala Kanker

18 hari lalu

Ilustrasi sakit gigi. Shutterstock.com
6 Masalah di Mulut yang Tak Boleh Diabaikan, Bisa Jadi Gejala Kanker

Masalah di mulut bisa jadi merupakan tanda kondisi yang lebih serius. Pakar menyebut kanker mulut salah satunya.


Siwak: Kandungan, Manfaat, dan Asal-usul Penggunaannya

27 hari lalu

Ilustrasi Siwak. shutterstock.com
Siwak: Kandungan, Manfaat, dan Asal-usul Penggunaannya

Sebagian besar masyarakat dunia menggunakan siwak, karena faktor religi, budaya, dan sosial


Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

31 hari lalu

Ilustrasi banjir. Dok. TEMPO/M. Iqbal Ichsan
Leptospirosis Penyakit Langganan Musim Hujan, Seberapa Berbahaya?

Leptospirosis adalah penyakit yang kerap muncul setiap musim hujan, terutama di daerah yang rawan banjir dan genangan air. Seberapa berbahaya?


Batalkah Cabut dan Tambal Gigi saat Puasa Ramadan?

34 hari lalu

Ilustrasi dokter gigi. Shutterstock
Batalkah Cabut dan Tambal Gigi saat Puasa Ramadan?

Dokter mengatakan mencabut gigi saat Ramadan tidak akan membatalkan puasa, begitu juga dengan penambalan dan membersihkan karang gigi.


Terjadi Penurunan Jumlah Kunjungan Pasien Dokter Gigi Selama Puasa

38 hari lalu

Konferensi Pers Senyum Sehat Indonesia Ramadan 2024/Tempo-Mitra Tarigan
Terjadi Penurunan Jumlah Kunjungan Pasien Dokter Gigi Selama Puasa

Sebenarnya kunjungan ke dokter gigi bisa tetap dapat dilakukan di bulan Ramadan.


8 Gejala Diabetes yang Terdeteksi di Mulut

42 hari lalu

Ilustrasi mulut pria. Shutterstock
8 Gejala Diabetes yang Terdeteksi di Mulut

Banyak gejala diabetes minor yang sebenarnya perlu diwaspadai dan sebagian bisa berawal dari mulut. Berikut delapan di antaranya.


Akira Toriyama Pencipta Dragon Ball Meninggal karena Subdural Hematoma Akut, Penyakit Apa Itu?

48 hari lalu

Akira Toriyama. EPA-EFE/JIJI PRESS JAPAN
Akira Toriyama Pencipta Dragon Ball Meninggal karena Subdural Hematoma Akut, Penyakit Apa Itu?

Subdural Hematoma akut telah mengambil nyawa seorang legenda dalam dunia manga pada anime, Akira Toriyama.