TEMPO.CO, Jakarta - Diabetes adalah kelainan metabolisme kronis yang tidak hanya dapat memengaruhi manusia, tetapi juga hewan. Hewan peliharaan seperti kucing dan anjing pun juga dapat terkena diabetes. Kondisi ini terjadi ketika kemampuan tubuh dalam mengatur kadar gula darah terganggu.
Mengenali tanda dan gejala diabetes pada hewan peliharaan kita penting untuk diagnosis dan penanganan dini. Tanda dan gejala utama ini dapat membantu memahami kondisi mereka dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan.
Dikutip dari Times of India, berikut tanda-tanda hewan peliharaan menderita diabetes.
1. Peningkatan rasa haus dan buang air kecil
Salah satu tanda diabetes yang paling umum pada kucing dan anjing adalah peningkatan rasa haus dan buang air kecil, suatu kondisi yang dikenal sebagai polidipsia dan poliuria.
Ketika kadar gula darah hewan peliharaan meningkat, tubuh berupaya menghilangkan kelebihan glukosa melalui urin. Hal ini menyebabkan mereka minum air berlebih dan lebih sering sehingga menyebabkan sering buang air kecil.
2. Nafsu makan meningkat
Anjing dan kucing penderita diabetes sering kali menunjukkan nafsu makan yang tidak pernah terpuaskan, suatu kondisi yang dikenal sebagai polifagia.
Meskipun mengonsumsi makanan lebih banyak dari biasanya, mereka mungkin mengalami penurunan berat badan karena ketidakmampuan tubuh untuk memanfaatkan makanan yang dicerna dan nutrisi di dalamnya secara efektif.
Kombinasi tidak sehat antara peningkatan nafsu makan dan peningkatan penurunan berat badan merupakan gejala khas diabetes pada kucing dan anjing.
3. Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
Penurunan berat badan merupakan tanda umum diabetes pada hewan peliharaan dan biasanya disertai dengan peningkatan nafsu makan. Ketidakmampuan tubuh menggunakan glukosa untuk energi, bersamaan dengan pemecahan jaringan lemak dan otot, dapat menyebabkan penurunan berat badan secara bertahap.
Berat badan hewan peliharaan mesti dipantau secara efektif dan mencari perawatan dokter hewan jika mereka melihat penurunan berat badan yang drastis. Hal ini bisa jadi mengindikasikan masalah medis yang mendasarinya, termasuk diabetes.
4. Kelesuan dan kelemahan
Kucing dan anjing penderita diabetes sering kali mengalami kelesuan dan kelemahan akibat tubuh yang tidak menerima cukup energi dari makanan akibat peningkatan kadar gula darah.
Hewan peliharaan mungkin tampak kurang aktif dan antusias dibandingkan biasanya, dengan berkurangnya minat bermain dan berolahraga. Jika hewan peliharaan Anda yang tadinya lincah dan bersemangat tampak lesu dan, itu bisa jadi merupakan tanda diabetes.
5. Perubahan dalam berjalan
Beberapa kucing dan anjing penderita diabetes mungkin menunjukkan perubahan dalam cara berjalan dan mobilitas. Hal ini terutama terlihat pada anjing.
Kondisi ini mungkin disalahartikan sebagai radang sendi, namun penting untuk mempertimbangkan diabetes sebagai penyebab potensial, terutama jika hewan peliharaan menunjukkan gejala lain yang disebutkan tadi.
Diabetes dapat mempengaruhi sistem saraf, menyebabkan neuropati, yang dapat mengakibatkan gerakan tidak stabil dan perubahan gaya berjalan.
6. Perubahan penglihatan dan mata keruh
Katarak, suatu kondisi yang menyebabkan kekeruhan pada lensa mata, adalah komplikasi umum diabetes pada kucing dan anjing. Perkembangan katarak dapat menyebabkan penurunan penglihatan secara bertahap sehingga membuat sulit melihat dengan jelas.
Sebagai pemilik hewan peliharaan, Anda mungkin mulai memperhatikan kabut kebiruan atau keabu-abuan di mata mereka yang menandakan pembentukan katarak. Jika tidak diobati, katarak pada akhirnya bisa berubah menjadi kebutaan total.
7. Obati sebelum terlambat
Harus diingat bahwa mengelola diabetes pada hewan peliharaan memerlukan perawatan yang konsisten dan pemeriksaan rutin ke dokter hewan. Diabetes mellitus dapat diobati dan deteksi dini sangat penting untuk kesehatan mereka.
Diabetes tipe 1 biasanya memerlukan suntikan insulin, pola makan yang dikontrol dengan cermat, dan pola olahraga. Penderita diabetes tipe 2 mungkin mendapat manfaat dari obat glukofag oral.
Diagnosis dini harus diatur dengan baik melalui kontrol pola makan yang tepat, olahraga dan pengelolaan berat badan. Jika kondisinya berlanjut, terapi insulin mungkin diperlukan selain diet dan olahraga.
Pilihan Editor: Indonesia Peringkat 5 Jumlah Penderita Diabetes