TEMPO.CO, Jakarta - Kasus tuberkulosis (TBC) di Indonesia masih menjadi perhatian karena kasusnya menempati peringkat kedua di dunia setelah India. Spesialis paru di RSUP Persahabatan, Fanny Fachrucha, mengatakan temulawak memiliki khasiat mengurangi efek samping obat-obatan pada pasien TBC yang dapat menyebabkan peradangan hati.
"Yang dapat dilakukan untuk bisa mengurangi efek samping itu adalah yang memiliki hematoprotektor seperti curcuma atau temulawak yang memiliki efektivitas sebagai hematoprotektor," ucap Fanny dalam diskusi inovasi temulawak untuk kesehatan di Jakarta, Kamis, 9 November 2023.
Baca Juga:
Fanny mengatakan zat curcumin dalam temulawak berperan sebagai hematoprotektor yang dapat mengurangi atau mencegah efek samping kerusakan hati akibat inflamasi obat. Ia menjelaskan pada pasien TBC, selama pengobatan TBC akan diberikan empat kombinasi obat antimikroba, yaitu isonazid, rifampicin pyrazinamide, dan ethambutol yang harus diminum rutin selama minimal enam bulan.
Kurangi peradangan hati
Dari empat kombinasi obat tersebut, tiga di antaranya (isonazid, rifampicin, dan pyrazinamide) dapat menyebabkan hepatotoksik karena obat melewati hati sehingga bisa menyebabkan inflamasi di hati. Kombinasi pengobatan tuberkulosis ini juga bisa terganggu jika dibarengi kerusakan hati yang kerap terjadi pada 10-20 persen pasien.
Namun, perkembangan penelitian menunjukkan efektivitas curcumin dapat mengurangi inflamasi hati akibat pemberian obat yang mengandung isoniazid dan rifampicin dan dapat memperbaiki hepatotoksik. Konsumsi obat dengan kandungan temulawak ini akan dihentikan jika pengobatan pasien TBC sudah selesai. Namun pasien bisa terus mendapatkan suplemen atau vitamin yang mengandung temulawak lain untuk menjaga daya tahan tubuh dan meningkatkan nafsu makan.
Pengobatan TBC dengan kombinasi obat antimikroba masih menjadi yang utama agar dapat memperbaiki kualitas hidup pasien.
"Karena ini infeksi bakteri kita harus tetap berikan obat dan saat ini memang kombinasi empat macam mikroba sehingga pemberian hematoprotektor untuk melindungi hati biasanya dapat memperbaiki kualitas hidup pasien sehingga pengobatan bisa berjalan lancar," jelas Fanny.
Pilihan Editor: Indonesia Posisi 2 Kasus TBC Tertinggi di Dunia, Bagaimana Mengatasinya?