Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perbedaan Halusinasi dengan Delusi yang Perlu Diketahui

Reporter

Editor

Nurhadi

image-gnews
Ilustrasi halusinasi. Shutterstock
Ilustrasi halusinasi. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Halusinasi dan delusi adalah dua keadaan yang dipengaruhi oleh cara otak memproses atau merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak nyata atau tidak ada. Biasanya, kedua keadaan ini ditemui pada individu dengan gangguan mental.

Meskipun demikian, terdapat perbedaan antara halusinasi dan delusi yang sering kali tidak disadari oleh banyak orang. Dilansir dari laman RSJ Lawang dan Siloam Hospitals, berikut perbedaan antara delusi dengan halusinasi:

Delusi vs Halusinasi

Secara prinsip, delusi merujuk pada keadaan di mana seseorang kesulitan membedakan antara realitas dan imajinasi. Individu yang mengalami delusi memiliki keyakinan yang kokoh pada sesuatu yang bertentangan dengan kenyataan. Keyakinan ini tidak tergoyahkan meskipun dihadapkan pada fakta-fakta yang jelas.

Sementara itu, halusinasi melibatkan gangguan dalam persepsi sensorik yang menyebabkan seseorang mendengar, merasakan, melihat, atau mencium sesuatu yang sebenarnya tidak ada.

Untuk memperjelas, berikut beberapa perbedaan kunci antara delusi dan halusinasi yang penting dipahami:

1. Penyebab Delusi dan Halusinasi

Perbedaan pertama antara delusi dan halusinasi terletak pada asal mula masing-masing kondisi. Sementara penyebab pasti dari delusi masih belum sepenuhnya dipahami. Ada dugaan bahwa gangguan mental ini bisa dipicu oleh beberapa faktor, seperti:

- Genetik

Riwayat keluarga dengan gangguan delusi dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami kondisi tersebut.

- Faktor biologis

Terdapat asumsi bahwa gangguan otak pada bagian yang mengatur proses berpikir (lobus frontal) dan persepsi (lobus parietal) dapat menyebabkan delusi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

- Faktor psikologis dan lingkungan

Delusi bisa dipicu oleh stres yang berlebihan, gangguan mental, penyalahgunaan NAPZA, perasaan terisolasi dan kesepian karena diskriminasi, serta konsumsi alkohol yang berlebihan.

Sementara itu, halusinasi bisa dipicu oleh beberapa hal seperti gangguan mental seperti skizofrenia, paranoid, demensia, gangguan bipolar, borderline personality disorder, serta depresi dengan gejala psikosis.

Penyalahgunaan obat-obatan tertentu, seperti halusinogen, juga bisa menjadi penyebab umum halusinasi. Selain itu, kondisi medis tertentu seperti demam tinggi, migrain, epilepsi, Parkinson, gagal ginjal, gagal hati, HIV/AIDS, dan kanker stadium lanjut juga dapat memicu halusinasi.

2. Gejala Delusi dan Halusinasi

Penderita delusi memiliki gejala yang bervariasi tergantung pada jenis gangguan delusi yang dialami, misalnya grandiose, erotomania, persecutory, jealous, somatic, bizarre, dan mixed. Sementara itu, penderita halusinasi menunjukkan perubahan perilaku atau emosi yang sesuai dengan indera yang terpengaruh seperti halusinasi visual, olfactory, auditory, gustatory, dan tactile.

3. Penanganan Delusi dan Halusinasi

Delusi dapat ditangani dengan terapi kejiwaan seperti psikoterapi, terapi perilaku kognitif, dan terapi keluarga, serta pemberian obat antidepresan dan antipsikotik. Penanganan halusinasi dilakukan sesuai dengan penyebabnya, meliputi pemberian obat-obatan, prosedur pembedahan, terapi perilaku kognitif, dan konseling kejiwaan.

Memahami perbedaan antara halusinasi dan delusi penting agar penanganan yang tepat dapat diberikan untuk mempertahankan kualitas hidup individu yang terkena gangguan tersebut dan juga untuk mencegah potensi bahaya bagi diri mereka dan orang lain.

Pilihan Editor: Apa Saja Kondisi yang Menyebabkan Halusinasi?

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


7 Tips Jaga Kualitas Hidup dengan Glaukoma

4 hari lalu

Ilustrasi Glaukoma. Wikipedia
7 Tips Jaga Kualitas Hidup dengan Glaukoma

Setiap individu harus memahami tantangan yang dihadapi saat didiagnosis glaukoma dan harus mempertahankan kualitas hidup dengan manajemen tepat.


Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

6 hari lalu

Ilustrasi wanita dengan lemari yang berantakan. shutterstock.com
Cara Membantu Penderita Hoarding Disorder, Gangguan Mental Suka Menimbun Barang

Hoarding disorder adalah gangguan kesehatan mental yang membuat orang ingin terus mengumpulkan barang hingga menumpuk.


10 Kebiasaan yang Bisa Menurunkan Fungsi Otak

7 hari lalu

Ilustrasi otak. medicalnews.com
10 Kebiasaan yang Bisa Menurunkan Fungsi Otak

Semua kebiasaan ini bukan menjadi hal menakutkan karena bisa diubah dengan pola hidup sehat.


Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

7 hari lalu

Ilustrasi mengurangi stress. Freepik.com/fabrikasimf
Kelola Stres Setiap Hari untuk Redakan Emosi

Mengelola stres adalah cara meredakan emosi yang harus terus dilatih setiap hari agar tidak mudah emosional si situasi yang buruk.


Sering Lupa? Lakukan 5 Tips Berikut untuk Meningkatkan Daya Ingat

7 hari lalu

Ilustrasi orang lupa
Sering Lupa? Lakukan 5 Tips Berikut untuk Meningkatkan Daya Ingat

Dengan menerapkan tips-tips ini dalam kehidupan sehari-hari, Anda dapat meningkatkan daya ingat Anda dan mengurangi kecenderungan untuk lupa.


Tidak Selalu Buruk, Berikut 5 Manfaat Lupa untuk Kerja Memori Otak

7 hari lalu

Ilustrasi orang lupa
Tidak Selalu Buruk, Berikut 5 Manfaat Lupa untuk Kerja Memori Otak

Lupa ternyata memiliki manfaat penting untuk kesehatan otak dan kreativitas Anda.


Stimulasi Kognitif Terbanyak Bantu Lindungi Otak dari Masalah Daya Ingat

9 hari lalu

Ilustrasi dosen sedang mengajar. shutterstock.com
Stimulasi Kognitif Terbanyak Bantu Lindungi Otak dari Masalah Daya Ingat

Pekerjaan paling umum dengan tuntutan kognitif tertinggi yang bantu lindungi otak dari masadalah daya ingat adalah mengajar.


Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

10 hari lalu

Ilustrasi wanita depresi. (Pixabay.com)
Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

Gangguan mental pada ibu hamil perlu dikenali karena membuat perasaan tidak nyaman dan ada gangguan pada aktivitas sehari-hari.


4 Bumbu Dapur Sahabat Kesehatan Otak dan Penangkal Alzheimer

15 hari lalu

Ilustrasi bumbu lada hitam. REUTERS
4 Bumbu Dapur Sahabat Kesehatan Otak dan Penangkal Alzheimer

Salah satu metode efektif untuk meningkatkan kesehatan otak dan mencegah penyakit Alzheimer adalah dengan mengonsumsi makanan yang baik buat otak.


Kaitan Kesehatan Usus Kecil dan Otak Menurut Psikiater

28 hari lalu

Ilustrasi usus. 123rf.com
Kaitan Kesehatan Usus Kecil dan Otak Menurut Psikiater

Kesehatan usus kecil memiliki kaitan dengan kesehatan otak. Berikut penjelasannya menurut spesialis kesehatan jiwa.