TEMPO.CO, Jakarta - Stunting atau gagal tumbuh merupakan masalah kesehatan masyarakat yang menunjukkan dampak serius terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Menurut World Health Organization (WHO), stunting diistilahkan sebagai low height-for-age, yang mengindikasikan tinggi badan yang rendah sesuai dengan usia.
Gejala Stunting
Menurut situs Layanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI, berikut adalah gejala stunting pada anak:
- Pertumbuhan yang melambat
- Wajah tampak lebih muda
- Pertumbuhan gigi yang terlambat
- Performa buruk pada kemampuan fokus dan memori belajar
- Perubahan perilaku pada Usia 8-10 tahun
- Penurunan berat badan yang drastis
- Perkembangan tubuh terhambat
- Rentan terhadap penyakit infeksi,
Gejala-gejala ini menunjukkan pentingnya deteksi dini dan tindakan pencegahan untuk mengatasi masalah stunting pada anak, yang memiliki dampak jangka panjang terhadap kesehatan dan produktivitas mereka di masa depan.
Mencegah dan Menanggulangi Stunting
Masyarakat perlu memahami gejala stunting pada anak untuk dapat melakukan tindakan pencegahan dengan segera. Beberapa langkah yang dapat diambil antara lain:
- Pemantauan Kesehatan
Rutin melakukan pemeriksaan kesehatan anak di fasilitas kesehatan terdekat.
- Konsumsi Tablet Tambah Darah
Gizi ibu yang baik dan asupan nutrisi yang memadai dapat membantu mencegah stunting.
- ASI dan Makanan Pendamping ASI
Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan makanan pendamping ASI yang sesuai rekomendasi dapat mendukung tumbuh kembang anak.
- Posyandu dan Imunisasi
Rutin mengunjungi Posyandu untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak, serta menjaga jadwal imunisasi.
Pilihan Editor: Menkes Sebut Stunting Penghalang Indonesia Jadi Negara Maju