TEMPO.CO, Jakarta - Ahli gizi Tan Shot Yen mengatakan ibu yang tak memberikan air susu ibu (ASI) secara langsung sehingga menggunakan botol atau dot pada bayinya bisa mengakibatkan anak bingung puting.
"Anaknya bingung puting karena itu ibunya jadi eksklusif pumping (memerah ASI)," kata Tan dalam bincang-bincang "Melindungi Ibu dan Anak dari Promosi Susu Formula yang Agresif", Kamis, 21 Desember 2023.
Karena ibu memompa ASI dengan alat maka anak tidak menyusu secara langsung sehingga pengosongan payudara tidak maksimal. "Karena pumping atau dipompa, anaknya tidak menyusu langsung, jadi, pengosongan payudara tidak maksimal. Akhirnya ASI makin seret," ujar lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Anjuran tenaga kesehatan
Tan mengatakan tidak adanya edukasi terkait pentingnya memberikan ASI secara langsung atau ASI perah pada ibu atau pengasuh bayi menjadi salah satu dari sejumlah alasan akhirnya bayi diberikan susu formula, di samping ibu sejak awal rendah diri karena ASI-nya tak selancar ibu-ibu menyusui lainnya. Alasan lain bayi akhirnya diberi susu formula karena adanya anjuran tenaga kesehatan. Padahal tenaga kesehatan dilarang memberikan susu formula yang dapat menghambat program pemberian ASI eksklusif dan ini didukung salah satunya oleh peraturan pemerintah.
Tan menambahkan alasan lain memberikan bayi susu formula antara lain desakan mertua, teman, tetangga, serta iri dengan anak-anak lain yang bertubuh gemuk. "Iri dengan anak-anak lain yang gembul. Jadi, patokannya bukan kurva tumbuh kembang KIA (Kesehatan Ibu dan Anak), WHO, tetapi patokannya anak tetangga yang kayak roti sobek," ujarnya.
Tan menuturkan ada sejumlah alasan medis yang dapat diterima sebagai dasar penggunaan pengganti ASI, antara lain bayi mengalami galaktosemia klasik sehingga diperlukan formula khusus bebas galaktosa, atau ibu terinfeksi HIV namun dengan catatan jika pengganti ASI dapat diterima, layak, terjangkau, berkelanjutan, dan aman.
Pilihan Editor: Tanda Bayi Kekurangan ASI, Dampaknya Termasuk Penyakit Kuning