TEMPO.CO, Jakarta - Pernahkah merasakan nyeri otot pada suatu area terutama di sekitar bahu? Kondisi ini disebut Calcific tendonitis, terjadi akibat penumpukan kalsium di otot atau tendon seseorang, hingga menyebabkan peradangan dan rasa sakit.
Kondisi ini umumnya terjadi pada tendon bahu, namun juga dapat mempengaruhi tendon pada bagian tubuh lainnya.
Gejala Calcific Tendonitis
Dikutip dari MedicalNewsToday, rasa sakit akibat calcific tendonitis biasanya muncul di bagian depan atau belakang bahu seseorang hingga ke lengan.
Pada beberapa orang dengan gejala yang lebih parah tidak dapat menggerakkan lengannya, dan rasa sakitnya dapat mengganggu tidur.
Nyeri ini dapat bertambah parah saat melakukan gerakan tertentu. Secara bertahap, rasa sakit yang dirasakan datang secara tiba-tiba atau meningkat secara perlahan.
Menurut Clevelandclinic, orang yang berusia antara 40 hingga 60 tahun memiliki risiko lebih tinggi terkena kalsifikasi tendonitis, terutama pada perempuan
Apa saja tahapan calcific tendonitis?
- Pra-kalsifikasi: Selama fase awal ini, gerakan menyebabkan rasa sakit dan rentang gerak menjadi terbatas. Area akan berubah pada tingkat sel.
- Kalsifikasi: Kalsium dilepaskan dari sel, membentuk endapan kalsium. Setelah beberapa waktu, tubuh mulai menyerap simpanan tersebut. Tahap ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan.
- Pasca-kalsifikasi: Selama tahap ini, endapan digantikan oleh jaringan sehat. Rentang gerak mulai membaik.
Penyebab Calcific Tendonitis
Tumpukan kalsium dalam tendon dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Kalsifikasi ini dapat terjadi dalam jangka waktu yang lama tanpa menimbulkan gejala, namun pada beberapa kasus, dapat menyebabkan peradangan dan rasa sakit yang signifikan.
Dilansir dari Healthline, beberapa gejala calcific tendonitis, diantanya:
- kecenderungan genetik
- pertumbuhan sel yang tidak normal
- aktivitas kelenjar tiroid yang tidak normal
- produksi agen anti inflamasi dalam tubuh
- penyakit metabolik, seperti diabetes
Meskipun lebih sering terjadi pada orang yang berolahraga atau rutin mengangkat tangan ke atas dan ke bawah untuk bekerja, gangguan nyeri otot ini dapat menyerang siapa saja.
Pengobatan untuk calcific tendonitis dapat mencakup pendekatan non-bedah dan bedah, tergantung pada tingkat keparahan kondisi dan respon terhadap pengobatan awal.
Pengobatan non-bedah seperti istirahat, penggunaan es, obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), fisioterapi, terapi gelombang kejut, atau suntikan kortikosteroid.
Dalam kasus yang jarang terjadi, penderita calcific tendonitis memerlukan operasi terbuka untuk menghilangkan timbunan kalsium.
Pilihan editor: Risiko Mandi Air Dingin dan Cara Aman Melakukannya