TEMPO.CO, Jakarta - Hematuria merupakan kondisi di mana seseorang memiliki urine yang berdarah. Kondisi isi dapat ditandai dengan kencing yang memiliki warna yang berbeda dari biasanya. Kencing ini bisa berwarna merah muda, merah, merah kecoklatan, atau berwarna teh.
Dikutip dari WebMD, seseorang yang mengalami hematuria tidak memiliki gejala lain selain perubahan warna pada kencing. Tetapi beberapa kemungkinan penyebab dapat memiliki tanda-tanda lain, termasuk:
- rasa terbakar atau sakit saat buang air kecil
- dorongan yang kuat untuk buang air kecil
- rasa sakit di perut bagian bawah, punggung bawah, panggul, atau samping
- demam
- kedinginan
- mual dan muntah
- penurunan berat badan
- kehilangan nafsu makan
- kelelahan
- tekanan darah tinggi
- pembengkakan tubuh, termasuk bengkak di sekitar mata.
Hampir semua orang dapat memiliki sel darah merah dalam urine. Ini termasuk anak-anak dan remaja. Dilansir dari Mayo Clinic, berikut beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko darah dalam urine:
1. Umur
Pria paruh baya dan lebih tua lebih mungkin mengalami hematuria karena pembesaran kelenjar prostat. Risiko beberapa kanker yang dapat menyebabkan darah dalam urine juga dapat meningkat setelah usia 50 tahun.
2. Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kemih adalah salah satu penyebab utama darah yang bisa dilihat di urin anak.
3. Sejarah keluarga
Darah dalam urine dapat meningkat jika satu atau lebih anggota keluarga menderita penyakit ginjal.
4. Obat-obatan tertentu
Beberapa penghilang rasa sakit, pengencer darah, dan antibiotik dapat meningkatkan risiko darah dalam urin.
5. Latihan keras
Hematuria pelari maraton adalah salah satu sebutan untuk hematuria. Kontak olahraga dapat meningkatkan risiko juga. Untuk mendiagnosis hematuria, dokter akan mengumpulkan riwayat medis dan mengirimkan sampel urine untuk urinalisis, mencakup sitologi untuk mencari sel yang tidak biasa dan kultur urin untuk mendeteksi infeksi.
Dokter juga dapat melakukan tes darah untuk menilai fungsi ginjal dan prostat. Tes lain yang mungkin diperlukan melibatkan CT scan untuk mencari masalah di kandung kemih, ginjal, dan ureter, ultrasonografi ginjal dengan gelombang suara, MRI untuk gambaran lebih mendetail, sistoskopi untuk memeriksa kandung kemih, dan biopsi ginjal untuk menilai penyakit ginjal.
Pilihan Editor: Jangan Anggap Enteng Kencing Berdarah, Beri Sinyal Penyakit Serius