TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Seksi Pelayanan Medis RSUD Tamansari Jakarta, dr. Ngabila Salama, membagi kiat menjaga kesehatan fisik dan mental bagi petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), calon legislatif (caleg), dan tim sukses (timses) setelah Pemilu 2024 pada 14 Februari.
“Pemilu sudah berlalu, deteksi dini adalah kunci. Untuk petugas KPPS, panitia Pemilu, caleg, timses, simpatisan (diharapkan) lebih peka dengan keluhan kesehatan masing-masing,” kata Ngabila, Kamis, 15 Februari 2024.
Ia menganjurkan penerapan pola hidup bersih dan sehat agar masyarakat, khususnya para petugas KPPS, caleg, dan timses dapat terhindar dari gejala masalah kesehatan fisik yang mungkin terjadi setelah Pemilu 2024.
“Cek kesehatan rutin, pakai masker di keramaian, rajin mencuci tangan, mengonsumsi vitamin D3 dan vitamin C secara oral atau injeksi (atas saran dokter) agar kondisi badan fit, imunitas terjaga,” kata Ngabila.
Selain itu, ia juga menganjurkan menerapkan pola hidup sehat CERDIK. Pola hidup sehat ini meliputi tidak merokok, melakukan aktivitas fisik selama 30 menit sehari, makan sayur dan buah 3-5 porsi sehari, serta membatasi konsumsi gula, garam, lemak, dan minuman tinggi gula.
Jangan lupa cukup tidur minimal 7 jam dalam 24 jam, jika terpaksa begadang, sempatkan tidur di siang hari. Hindari juga stres berlebih dengan berempati dan tetap menjaga kerja sama tim dengan baik agar proporsi pekerjaan dapat seimbang. Untuk pasien yang memiliki penyakit kronis, pastikan untuk mengecek kesehatan di puskesmas atau klinik terdekat. Begitu juga dengan pasien yang mengalami masalah kesehatan ringan usai Pemilu 2024 seperti batuk dan pilek untuk segera berobat ke dokter agar mendapat penanganan segera.
Gangguan kesehatan mental
Tidak hanya masalah kesehatan fisik, anggota KPPS, caleg, maupun timses juga dapat mengalami masalah kesehatan mental. Terlebih, durasi Pemilu yang cukup panjang dikhawatirkan dapat membuat mereka mengalami kelelahan mental hingga depresi.
“(Gangguan) kesehatan mental ada yang berat dan ringan. Kalau yang ringan biasanya konsultasi online dengan psikolog, psikiater, atau poli rawat jalan saja itu cukup,” saran Ngabila.
Ada sejumlah gejala masalah kesehatan mental ringan yang kerap dialami anggota KPPS, caleg, maupun timses pascapemilu. Gejala tersebut antara lain cemas, sulit tidur, suasana hati buruk, kehilangan minat, cepat lelah, impulsif, dan depresi ringan. Jika terlambat didiagnosa dan diobati, gejala dapat berkembang menjadi masalah kesehatan mental berat atau orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Gejala berat pada ODGJ meliputi sulitnya berkonsentrasi hingga mengalami halusinasi. Oleh sebab itu, Ngabila menganjurkan untuk melakukan konsultasi ke ahli segera jika merasa ada masalah pada kesehatan mental masing-masing. Hal ini dilakukan agar pasien mendapat penanganan segera sesuai diagnosa psikolog maupun psikiater.
Namun, jika para petugas KPPS, caleg, timses, simpatisan, maupun masyarakat umum merasa belum mengalami masalah kesehatan mental, ia berpesan untuk selalu berpikir positif dan mengambil hikmah positif dari setiap peristiwa. Jangan lupa rutin membaca gangguan kesehatan mental dari sumber yang valid dan tepercaya.
“Kemenkes juga menganjurkan untuk menerapkan CERIA, yaitu cerdas intelektual, spiritual, emosional, kemudian empati, rajin ibadah, interaksi yang bermanfaat, serta asah asih asuh pada keluarga,” jelasnya.
Pilihan Editor: Psikiater Ingatkan Hasil Pemilu 2024 Bisa Picu Gangguan Mental pada Pemilik Komorbid