Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengenal Epidermolysis Bullosa, Kondisi Medis Langka yang Bikin Kulit Mudah Melepuh dan Rapuh

image-gnews
Ilustrasi wanita memeriksa kulit. Freepik.com
Ilustrasi wanita memeriksa kulit. Freepik.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Epidermolysis Bullosa atau disingkat EB adalah kondisi medis yang menyebabkan kulit menjadi sangat tipis sehingga rapuh dan mudah melepuh. EB merupakan kondisi yang terbilang langka.

Dilansir dari Cleveland Clinic, EB disebabkan adanya mutasi salah satu dari 18 gen yang ada pada tubuh. Orang dengan kelainan ini memiliki gen yang hilang atau rusak yang mempengaruhi produksi protein yang digunakan untuk membuat kolagen.

Kolagen memberi jaringan ikat, seperti kulit, kekuatan dan strukturnya. Akibat EB, lapisan epidermis dan dermis kulit tidak saling mengikat seperti biasanya. Hal ini menyebabkan kulit yang rapuh dan lecet dan mudah robek.

EB biasanya merupakan kondisi bawaan. Artinya, orangtua mungkin memilikinya dan menurunkannya kepada anak-anak mereka. Dalam kasus yang jarang terjadi, EB juga bisa disebabkan gangguan autoimun.

Kulit rapuh yang melepuh dan robek sering terjadi pada semua jenis Epidermolysis Bullosa. Rasa sakit dan gatal biasanya datang dengan lepuh dan air mata. Ada beberapa subkelompok kondisi dan variasi yang dapat menyebabkan gejala tambahan juga. Gejala dapat meliputi:

  • kulit tebal di telapak tangan atau telapak kaki
  • kuku jari tangan atau kaki kasar atau tebal
  • perubahan warna atau nada kulit
  • jaringan parut dan pengencangan kulit
  • melepuh di dalam mulutmu
  • jaringan parut atau pengencangan jaringan lain di dalam tubuh.
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dilansir dari National Health Service, hingga saat ini belum ada obat untuk EB. Pengobatan yang ada hanya dapat meredakan gejala dan mencegah berkembangnya komplikasi. Perawatan EB dapat mencakup:

  • meletuskan lepuh dengan jarum steril
  • menerapkan pembalut pelindung
  • menghindari hal-hal yang memperburuk kondisi,

Obat-obatan dapat digunakan untuk mengobati infeksi atau untuk mengurangi rasa sakit. Operasi mungkin diperlukan jika EB menyebabkan penyempitan pipa makanan atau masalah dengan tangan.

Pilihan Editor: Mengenal Penyakit Ensefalitis, Peradangan pada Otak Akibat Infeksi Virus

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Memasuki Musim Hujan, Berikut Perawatan Kulit yang Perlu Dilakukan

2 hari lalu

Ilustrasi perawatan wajah area T. Cosmohispano.com
Memasuki Musim Hujan, Berikut Perawatan Kulit yang Perlu Dilakukan

Jaga kulit wajah tetap cerah dan sehat saat memasuki musim hujan. Berikut rekomendasi langkah perawatan kulit agar tetap sehat selama musim hujan.


5 Buah yang Dapat Membantu Kulit Glowing dan Sehat

7 hari lalu

Ilustrasi wanita makan buah apel. Foto: Freepik.com/lifestylememory
5 Buah yang Dapat Membantu Kulit Glowing dan Sehat

Salah satu cara untuk mendapat kulit glowing dan sehat adalah dengan rutin makan buah berikut ini.


Sepsis Salah Satu Penyakit Pembunuh Tertinggi di AS, Jangan Terlambat Kenali Gejala

10 hari lalu

Ilustrasi luka
Sepsis Salah Satu Penyakit Pembunuh Tertinggi di AS, Jangan Terlambat Kenali Gejala

Setiap tahun diperkirakan 350 ribu warga AS meninggal dunia karena sepsis, di bawah penyakit jantung (700.000) dan kanker (600.000).


Bahaya Autoimun pada Anak dan Penanganannya

11 hari lalu

Ilustrasi autoimun. Shutterstock
Bahaya Autoimun pada Anak dan Penanganannya

Diagnosis dini autoimun pada anak penting agar pengobatan dan terapi bisa dilakukan sesegera mungkin untuk mencegah kerusakan organ lebih lanjut.


Gajah Inova dan Manohara Koleksi Solo Safari Mati Akibat Infeksi

12 hari lalu

Pengunjung di Solo Safari, Jawa Tengah. ANTARA
Gajah Inova dan Manohara Koleksi Solo Safari Mati Akibat Infeksi

Dua gajah koleksi Solo Safari mati akibat infeksi hati dan elephant endotheliotropic herpesviruses.


Sering Salah Kaprah, Begini Cara Benar Pakai Lulur Bali untuk Hasil yang Maksimal

14 hari lalu

CEO Denara Bali, Sathya Narayana dalam workshop yang digelar Tokopedia dan ShopTokopedia di Bali pada Rabu, 28 Agustus 2024. TEMPO/Hanin Marwah
Sering Salah Kaprah, Begini Cara Benar Pakai Lulur Bali untuk Hasil yang Maksimal

Ada beberapa pemahaman yang masih salah kaprah mengenai penggunaan lulur mandi. Simak tips menariknya.


5 Kebiasaan Sepele yang Berpotensi Mempercepat Penuaan Wajah

14 hari lalu

Ilustrasi sedotan. shutterstock.com
5 Kebiasaan Sepele yang Berpotensi Mempercepat Penuaan Wajah

Beberapa kebiasaan sehari-hari yang sering dianggap sepele ternyata bisa mempercepat penuaan wajah.


Kapan Pasien Mpox Perlu Dirawat di RS atau Hanya Isolasi Mandiri?

18 hari lalu

Ilustrasi MPOX. Shutterstock
Kapan Pasien Mpox Perlu Dirawat di RS atau Hanya Isolasi Mandiri?

Pasien Mpox kasus ringan bisa isolasi mandiri di rumah. Kalau keadaan memburuk, isolasi mandiri bisa diganti menjadi isolasi terpusat.


Tanda Kanker Kulit yang Biasa Muncul di Wajah

19 hari lalu

Ilustrasi wajah perempuan. Foto : bodyvie
Tanda Kanker Kulit yang Biasa Muncul di Wajah

Kanker kulit bisa muncul di bagian wajah mana pun, tapi paling umum di area tertentu seperti hidung dan telinga. Waspadalah bila ada bercak tak biasa.


Beda dengan COVID-19, WHO Sarankan Vaksinasi Terarah untuk Cacar Monyet Mpox

25 hari lalu

Logo Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) terlihat di dekat kantor pusatnya di Jenewa, Swiss, 2 Februari 2023. REUTERS/Denis Balibouse/File foto
Beda dengan COVID-19, WHO Sarankan Vaksinasi Terarah untuk Cacar Monyet Mpox

WHO merekomendasikan "vaksinasi terarah" dalam upaya melawan cacar monyet atau mpox, alih-alih vaksinasi massal