TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit kardiovaskular adalah pembunuh nomor satu pada perempuan menurut kardiolog di Northwell Health di New York, Dr. Stacey Rosen. Wanita berumur di atas 50 tahun perlu menaruh lebih banyak perhatian pada kesehatan jantung.
Hampir 45 persen perempuan di atas 20 tahun hidup dengan bermacam jenis penyakit kardiovaskular (CVD), menurut Rosen. Faktor risiko termasuk riwayat menstruasi dan kehamilan.
"Faktor risiko lain termasuk kecemasan dan depresi. Risiko bertambah terkait pengobatan kanker payudara tertentu dan kondisi rematik," jelas Rosen kepada Fox News Digital.
Dr. John Whyte, kepala staf medis WebMD di Washington DC juga menyebut faktor risiko utama pada perempuan berusia 50 tahun ke atas, berawal dari menopause.
"Menurunnya kadar estrogen setelah menopause terkait kenaikan risiko penyakit kardiovaskular. Inilah salah satu alasan kita sering melihat peningkatan serangan jantung pada usia tersebut," ujarnya.
Gejala tak sama dengan pria
Tekanan darah tinggi dan kolesterol tinggi juga terjadi seiring bertambahnya usia dan semakin sulit dikontrol, kata Whyte. Kenaikan kadar kolesterol, termasuk LDL yang jahat dan berkurangnya HDL yang baik, dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Risiko diabetes juga naik seiring usia, yang secara signifikan memperbesar peluang penyakit jantung, seperti juga faktor-faktor kesehatan lain seperti obesitas, merokok, dan gaya hidup sedenter, menurut Whyte.
"Kurangnya aktivitas fisik bisa meningkatkan risiko penyakit jantung dan komorbid lain," tambahnya.
Gejala pada wanita mungkin berbeda dari pria. Gejala klasik seperti nyeri dada dan di lengan kiri mungkin tak terasa. Perempuan justru merasakan kelelahan luar biasa, napas tersengal, pusing, mual, dan masalah pencernaan. Nyeri di rahang, leher, dan punggung atas sering terlihat dan biasanya terjadi tanpa nyeri dada.
"Gejala penyakit jantung pada perempuan sering berbeda. Jangan abaikan gejala baru seperti kelelahan, susah bernapas dan mencerna," pesan Rosen.
Karena itulah wanita perlu rutin memeriksakan kondisi jantung, juga tekanan darah, kolesterol, dan gula darah. "Kuncinya jangan hanya kolesterol tapi juga mengecek khusus LDL," imbau Whyte.
Pilihan Editor: Dampak Lanjutan Penyakit Jantung Katup dan Pencegahannya Menurut Guru Besar FKUI