Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Cara Mengetahui Seseorang Termasuk Mengalami Obesitas

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Ilustrasi obesitas. Shutterstock
Ilustrasi obesitas. Shutterstock
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kegemukan dan obesitas kerap diartikan sebagai penumpukan lemak yang tidak normal atau berlebihan yang menimbulkan risiko terhadap kesehatan. Indeks massa tubuh (BMI) di atas 25 dianggap kelebihan berat badan, dan di atas 30 dianggap obesitas.

Cara mengetahui apakah Anda menderita obesitas 

Dikutip dari nhs.uk, metode yang paling banyak digunakan untuk memeriksa apakah berat badan Anda sehat adalah indeks massa tubuh (BMI). BMI adalah ukuran apakah Anda memiliki berat badan yang sehat untuk tinggi badan Anda.  

Bagi kebanyakan orang dewasa, jika BMI Anda:

- Di bawah 18,5: Anda berada dalam kisaran berat badan kurang
- 18,5 hingga 24,9: Anda berada dalam kisaran berat badan yang sehat
- 25 hingga 29,9: Anda berada dalam kisaran kelebihan berat badan
- 30 hingga 39,9: Anda termasuk dalam kisaran obesitas
- 40 atau lebih: Anda termasuk dalam kisaran obesitas parah

Jika Anda memiliki latar belakang keluarga Asia Selatan, Tiongkok, Asia lainnya, Timur Tengah, Afrika Hitam, atau Afrika-Karibia, Anda harus menggunakan skor BMI yang lebih rendah untuk mengukur kelebihan berat badan dan obesitas:

- 23 hingga 27,4: Anda berada dalam kisaran kelebihan berat badan
- 27,5 atau lebih: Anda termasuk dalam kisaran obesitas 

Skor BMI memiliki beberapa keterbatasan karena mengukur apakah seseorang membawa terlalu banyak berat badan namun tidak terlalu banyak lemak. Misalnya, orang yang sangat berotot, seperti olahragawan profesional, bisa memiliki BMI tinggi tanpa banyak lemak. Namun bagi kebanyakan orang, BMI merupakan indikasi berguna apakah mereka memiliki berat badan yang sehat. 

Ukuran kelebihan lemak lainnya adalah rasio pinggang dan tinggi badan, yang dapat digunakan sebagai ukuran tambahan pada orang dewasa yang memiliki BMI di bawah 35. 

Untuk menghitung rasio pinggang dan tinggi badan, ukur lingkar pinggang tepat di atas pusar, lalu bagi dengan tinggi badan, diukur dalam satuan yang sama (misalnya sentimeter atau inci). 

Rasio pinggang dan tinggi badan 0,5 atau lebih tinggi berarti Anda mungkin mengalami peningkatan risiko kesehatan. 

Cara Menghitung BMI

Menurut WHO, hasil BMI yang tidak normal/ideal akan meningkatkan risiko terkena beberapa penyakit. Maka dari itu, sekiranya Anda perlu memahami bagaimana cara menghitung BMI secara tepat untuk meminimalisir kenaikan atau penurunan berat badan secara berlebihan. 

Dikutip dari Siloam Hospitals, cara menghitung Body Mass Index (BMI) terbagi menjadi dua jenis berdasarkan pengukurannya, yaitu pengukuran metrik dan imperial.

1. Rumus Pengukuran Imperal

Rumus BMI yang satu ini sering diterapkan di Amerika Serikat, sehingga satuannya menggunakan pound (berat badan) dan inci (tinggi badan). Cara menghitung BMI dengan rumus ini yaitu berat badan (pound) dibagi tinggi badan (inci) kuadrat lalu dikalikan dengan faktor konversi (703). 1 pound setara dengan 0,435 kilogram. Dan 1 inci adalah 2,54 cm.

Rumus BMI imperial: 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

[{berat badan (pound) : (tinggi badan(inci)) kuadrat)} x 703] atau

[{berat badan (pound) : (tinggi badan(inci) x tinggi badan(inci))} x 703] 

Contohnya, Anda memiliki berat badan 130 pound atau 58,9 kilogram, dengan tinggi badan 60 inci (152,4 cm), maka cara menghitung BMI adalah sebagai berikut: 

BMI = {130 : (60 x 60)} x 703 = {130 : 3.600} x 703 = 25,4

Jadi, hasil perhitungan BMI dari seseorang dengan berat badan 130 pound dan tinggi badan 60 inci adalah 25,4. 

2. Rumus Pengukuran Metrik

Rumus BMI metrik adalah perhitungan yang paling sering digunakan di Indonesia, di mana satuannya adalah kilogram (berat badan) dan meter (tinggi badan). 

Sehingga rumusnya adalah : 

[berat badan (kg) : (tinggi badan(m))kuadrat] atau

[berat badan (kg) : (tinggi badan (m) x tinggi badan (m))] 

Contohnya, Anda memiliki berat badan 60 kg dengan tinggi badan 150 cm (1,5 m), maka cara menghitung BMI adalah sebagai berikut:

BMI = 60 : (1,5 x 1,5) = 60 : 2,25 = 26,6

Jadi, hasil perhitungan BMI dari seseorang dengan berat badan 60 kg dan tinggi badan 150 cm adalah 26,6.

Pilihan editor: Cara Menghindari Berat Badan Naik Setelah Menikah 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

2 hari lalu

Ilustrasi anak obesitas berolahraga. Kevin Frayer/Getty Images
Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

Penelitian mengklaim olahraga pada malam hari bisa memberi lebih banyak manfaat kesehatan bagi orang obesitas dan diabetes tipe 2.


Parto Patrio Operasi Batu Ginjal, Kenali Gejala dan Penyebab Batu Ginjal

2 hari lalu

Parto Patrio  di Trans TV, Jakarta, 13 November 2002. [TEMPO/ Rendra].
Parto Patrio Operasi Batu Ginjal, Kenali Gejala dan Penyebab Batu Ginjal

Komedian Parto Patrio sedang menjalani pemulihan usai operasi batu ginjal. Lantas, apa yang menyebabkan dan tanda-tanda dari penyakit ini?


10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

9 hari lalu

Ilustrasi makanan manis seperti cupcakes. Unsplash.com/Viktor Forgacs
10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

Ada banyak efek makanan manis yang tidak bagus untuk kesehatan, di antaranya bisa meningkatkan risiko diabetes hingga bertumbuhnya sel kanker.


Saran Ahli Gizi agar Berat Badan Kembali Ideal setelah Lebaran

16 hari lalu

Ilustrasi menimbang berat badan. Shutterstock
Saran Ahli Gizi agar Berat Badan Kembali Ideal setelah Lebaran

Diet sehat setelah banyak makan makanan bersantan saat Lebaran bisa diterapkan dengan pola makan bergizi seimbang agar berat badan ideal lagi.


7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

16 hari lalu

Ilustrasi makanan sehat. (Canva)
7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat


Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

16 hari lalu

O.J. Simpson. wrdw.com
Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?


Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

17 hari lalu

Ilustrasi anak obesitas/obesitas dan kesehatan. Shutterstock.com
Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, suatu kondisi yang mengakibatkan kurangnya sel darah merah yang sehat.


Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

27 hari lalu

ilustrasi periksa mata (pixabay.com)
Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

Papiledema adalah pembengkakan kepala saraf kedua yang terjadi secara bersamaan antara dua mata. Cek gejalanya.


Kandungan Vitamin D yang Rendah dalam Tubuh Ada Kaitannya dengan Obesitas, Ini Penjelasannya

43 hari lalu

Ilustrasi obesitas. Shutterstock
Kandungan Vitamin D yang Rendah dalam Tubuh Ada Kaitannya dengan Obesitas, Ini Penjelasannya

Studi mengatakan ada prevalensi tinggi kekurangan vitamin D pada orang yang mengalami obesitas mungkin karena pengenceran volumetrik vitamin D.


Cukai Minuman Berpemanis Disebut Bisa Tekan Diabetes dan Obesitas

46 hari lalu

Karyawan melintas di depan lemari pendingin minuman kemasan di salah satu gerai Alfamart di Palembang, Sumatera Selatan, Kamis 20 Februari 2020. DPR menyetujui usul Menteri Keuangan untuk mengenakan cukai terhadap produk plastik yang meliputi kantong plastik hingga minuman berpemanis dalam kemasan plastik atau kemasan kecil (sachet) siap dikonsumsi. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Cukai Minuman Berpemanis Disebut Bisa Tekan Diabetes dan Obesitas

Epidemiolog Dicky Budiman menyebut bahwa cukai minuman berpemanis dapat menurunkan jumlah penderita diabetes dan obesitas.