TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis penyakit dalam konsultan ginjal dan hipertensi RS Universitas Indonesia, Pringgodigdo Nugroho, mengatakan pasien penyakit ginjal tahap lanjut dianjurkan tidak berpuasa karena bisa menyebabkan penurunan fungsi ginjal yang lebih cepat.
"Ini berisiko tinggi itu terjadi penurunan fungsi ginjal yang lebih cepat, biasanya kalau sudah tahap lanjut kita enggak anjurkan," kata Pringgo dalam konferensi pers Hari Ginjal Sedunia 2024 di Jakarta, Rabu, 13 Maret 2024.
Pringgo mengatakan yang dimaksud tahap lanjut adalah jika nilai fungsi ginjalnya (eGFR) sudah di bawah 30 persen atau kurang dari 30. Dikhawatirkan jika pasien berpuasa akan menurunkan fungsi ginjal lebih cepat dan berujung pada tindakan cuci darah atau hemodialisis. Namun jika pasien yang dalam sudah rutin cuci darah bisa berpuasa jika dalam pemeriksaan kondisinya dikatakan baik dan aman untuk berpuasa.
"Harus lihat kondisinya, kalau kondisinya segala parameternya baik masih bisa puasa. Namun pada pasien cuci darah terkadang terjadi perubahan cepat, itu tidak dianjurkan, jadi melihat kebiasaan saja," paparnya.
Perhatikan asupan air
Ia juga menyarankan untuk tetap berkonsultasi dengan dokter ahli ginjal untuk menetapkan apakah boleh berpuasa atau tidak. Perhatikan asupan air pada penderita penyakit ginjal. Penderita sakit ginjal tidak bisa minum air terlalu banyak karena fungsi pembuangannya yang sudah terbatas, terlebih pada usia lanjut.
Umumnya pada orang dewasa sehat dianjurkan minum 2-3 liter sehari. Namun, minum air berlebihan akan menurunkan kadar natrium jadi terlalu rendah dan bisa menyebabkan penurunan kesadaran pada penderita penyakit ginjal usia lanjut.
"Kalau gangguan ginjal sudah berat, kemampuan dia untuk membuang sudah berkurang. Itu bisa ada gangguan. Pada usia lanjut kalau fungsi hormon terganggu yang menahan air itu jadi berlebihan cairannya," ucapnya.
Pilihan Editor: Pakar Bagi Saran Mencegah Penyakit Ginjal Kronis, Awali dari Cek Urine