Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Guru Besar FKUI Jelaskan Perlunya Imunisasi untuk Cegah Penyakit Berat pada Anak

Reporter

image-gnews
Petugas medis meneteskan vaksin polio pada anak balita dalam pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio tahap kedua di kantor kelurahan Mojolangu, Malang, Jawa Timur, Senin 19 Februari 2024. Pelaksanaan Sub PIN polio tahap kedua tersebut menyasar 100.380 anak di Kota Malang yang sebelumnya sudah menerima imunisasi polio tahap pertama dalam program penuntasan penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB) polio di provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur dan DI Yogyakarta. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Petugas medis meneteskan vaksin polio pada anak balita dalam pelaksanaan Sub Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio tahap kedua di kantor kelurahan Mojolangu, Malang, Jawa Timur, Senin 19 Februari 2024. Pelaksanaan Sub PIN polio tahap kedua tersebut menyasar 100.380 anak di Kota Malang yang sebelumnya sudah menerima imunisasi polio tahap pertama dalam program penuntasan penanganan Kejadian Luar Biasa (KLB) polio di provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur dan DI Yogyakarta. ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Penelitian di beberapa negara membuktikan imunisasi penting karena balita dan murid sekolah rentan terinfeksi penyakit menular. Pada bayi dan balita, kekebalan tubuh belum sempurna sepenuhnya, sementara di sekolah banyaknya murid yang bercampur di satu area dan bertemu setiap hari sehingga meningkatkan risiko tertular penyakit, sakit berat, cacat, hingga kematian.

Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. Dr. dr. Soedjatmiko Sp.A (K), mengatakan kekebalan tubuh anak yang spesifik terhadap virus dan bakteri tertentu hanya bisa dicapai dengan imunisasi yang harus dilengkapi dari bayi hingga usia sekolah.

“Yang praktis, sudah terbukti di banyak negara adalah dengan imunisasi, gratis di fasilitas kesehatan pemerintah tinggal datang,” kata Miko dalam webinar tentang ajakan imunisasi untuk mencegah penyakit berat, Selasa, 21 Mei 2024.

Kekebalan tubuh akan terjaga dan terhindar dari penyakit spesifik hanya dalam dua minggu setelah imunisasi. Sementara jika hanya mengonsumsi ASI, makanan bergizi, madu, herbal, atau berolahraga hanya untuk penyembuhan dan sering tidak efektif karena bersifat mandiri.

“Herbal madu segala macam itu penyembuhan dan pencegahan harus mandiri masing-masing, jadi enggak efisien dan kurang efektif,” ucap Miko. “Imunisasi dapat mematikan virus dan bakteri spesifik tertentu. Kalau ASI, herbal, madu enggak bisa, enggak punya kekebalan fisik sehingga semua negara tetap melakukan imunisasi rutin.” 

Banyak orang tua masih ragu
Anggota Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia ini mengatakan berdasarkan survei Kementerian Kesehatan tahun 2023, anak yang imunisasinya tidak lengkap karena 31-50 persen orang tua atau keluarga tidak mengizinkan anak diimunisasi. Selain itu, orang tua juga masih belum memahami bahaya penyakit yang ditimbulkan bila tidak imunisasi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ada juga yang beralasan ragu dengan keamanan imunisasi dan khawatir efek samping imunisasi atau kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI) sekitar 31,2-47,3 persen. Sementara pada survei UNICEF tahun 2023 di lima kota besar Indonesia menyebutkan 37,7 persen masyarakat takut anaknya diimunisasi ganda atau 2-3 dosis dalam sekali kedatangan.

“Sebab utamanya tidak memahami bahaya penyakit, lebih memikirkan takut KIPI, imunisasi ganda. Padahal, bahaya penyakitnya jauh lebih besar daripada imunisasi ganda. Banyak yang tidak tahu di rumah sakit banyak anak yang sakit berat dan meninggal,” jelasnya.

Miko juga meminta orang tua hingga seluruh keluarga dan pihak sekolah dapat mendukung pemenuhan imunisasi agar tepat waktu dan lengkap sehingga anak bisa terhindar dari penyakit berat, cacat, hingga kematian. Ia juga mengatakan perlu kesadaran semua pihak mengenai manfaat imunisasi dan petugas kesehatan harus bisa memberikan informasi yang jelas kepada orang tua tentang manfaat imunisasi dan dapat mencegah berbagai macam penyakit yang bisa mengancam nyawa anak.

Pilihan Editor: Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pakar Sebut Imunisasi Tambahan untuk Cegah dan Kurangi Risiko KLB

9 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Pakar Sebut Imunisasi Tambahan untuk Cegah dan Kurangi Risiko KLB

Imunisasi tambahan penting karena merupakan salah satu upaya mencegah dan mengurangi risiko wabah atau KLB.


Dapatkan Kulit Sehat dengan Memperbanyak Makanan Kaya Vitamin E

12 hari lalu

biji bunga matahari (pixabay.com)
Dapatkan Kulit Sehat dengan Memperbanyak Makanan Kaya Vitamin E

Memasukkan makanan kaya vitamin E ke dalam pola makan harian tidak hanya membuat kulit lebih bersinar tetapi juga untuk kesehatan tubuh secara umum.


Blau untuk Mengobati Gondongan, Adakah Manfaatnya?

15 hari lalu

Ilustrasi wanita memegang leher / leher sakit. loyolamedicine.org
Blau untuk Mengobati Gondongan, Adakah Manfaatnya?

Dokter meluruskan mitos pemakaian blau atau bubuk biru untuk membilas baju putih yang tidak bisa mengobati gondongan pada anak.


Ternyata Alergi Kacang Bisa Dihindari dengan Konsumsi Kacang Sedini Mungkin

18 hari lalu

Ilustrasi kacang tanah. Foto: Freepik.com/topntp26
Ternyata Alergi Kacang Bisa Dihindari dengan Konsumsi Kacang Sedini Mungkin

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa alergi kacang bisa dihindari dengan konsumsi kacang sedini mungkin.


Tak Usah Takut Kejang, Anak dengan Epilepsi Juga Perlu Imunisasi

20 hari lalu

Ilustrasi epilepsi. firstaidlearningforyoungpeople.redcross.org.uk
Tak Usah Takut Kejang, Anak dengan Epilepsi Juga Perlu Imunisasi

Pakar menyebut banyak anak dengan epilepsi yang melewatkan imunisasi rutin karena khawatir akan terjadi kejang.


Pakar Sebut Sosialisasi Imunisasi Lebih Mudah lewat Media Sosial

29 hari lalu

Petugas kesehatan memberikan imunisasi polio kepada anak di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di Jalan Siwalankerto Tengah, Surabaya, Jawa Timur, Senin 19 Februari 2024. Imunisasi polio tahap dua dilakukan setelah penerima sudah mendapatkan imunisasi tahap satu sebagai upaya menyukseskan program pemerintah pemberian imunisasi polio dalam menanggulangi kejadian luar biasa (KLB). ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Pakar Sebut Sosialisasi Imunisasi Lebih Mudah lewat Media Sosial

Pakar mengatakan informasi lewat media sosial bisa lebih menarik, terutama jika ada gambar dan suara, sehingga pesan manfaat imunisasi bisa sampai.


Pentingnya Imunisasi PCV untuk Cegah Anak Kena Pneumonia

31 hari lalu

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Pentingnya Imunisasi PCV untuk Cegah Anak Kena Pneumonia

Imunisasi PCV diberikan untuk mencegah infeksi bakteri streptococcus pneumoniae yang sering menyebabkan pneumonia atau infeksi radang paru.


Khasiat Air Rebusan Daun Salam bagi Kesehatan Tubuh

34 hari lalu

Ilustrasi daun salam. wikipedia.org
Khasiat Air Rebusan Daun Salam bagi Kesehatan Tubuh

Daun salam selain dikenal sebagai pelengkap bumbu masakan, saat direbus juga menghasilkan senyawa kimia yang bagus untuk kesehatan tubuh manusia


Alasan Dokter Tak Anjurkan Suplemen Penguat Imun untuk Pengobatan Lupus

37 hari lalu

Ilustrasi lupus. Shutterstock
Alasan Dokter Tak Anjurkan Suplemen Penguat Imun untuk Pengobatan Lupus

Konsumsi suplemen yang memiliki klaim meningkatkan kekebalan tubuh itu sebaiknya dihindari pada pasien lupus.


Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pakar Sebut Perlunya Kajian Kejadian TTS Akibat Vaksinasi

42 hari lalu

Petugas menyuntikkan vaksin Covid-19 dosis ketiga (booster) di halaman Masjid Istiqlal, Jakarta, Selasa, 5 April 2022. Ditreskrimum Polda Metro Jaya menyelenggarakan vaksinasi booster jenis Pfizer dan Astrazeneca sebanyak 1.000 dosis. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pakar Sebut Perlunya Kajian Kejadian TTS Akibat Vaksinasi

Pakar menyarankan agar vaksinasi tetap dijalankan namun dengan menggunakan jenis lain jika masyarakat ragu pada vaksin AstraZeneca.