Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Minat Pekerja Indonesia ke Luar Negeri Turun, 71 Persen Pekerja Pilih Remote Working

image-gnews
Ilustrasi bekerja dari rumah. (Shutterstock)
Ilustrasi bekerja dari rumah. (Shutterstock)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Minat pekerja Indonesia untuk kerja remote atau bekerja jarak jauh di perusahaan luar negeri semakin meningkat dari tahun ke tahun. Fenomena ini terlihat dari survei "Decoding Global Talent 2024 Tren Mobilitas Kerja" yang dilakukan oleh JobStreet bersama Boston Consulting Group, The Network, dan The Stepstone Group. 

Sebagai informasi, survei tren mobilitas kerja tersebut telah dilakukan secara global yang mencakup 188 negara, dengan mewawancarai lebih dari 150,000 responden. Dari jumlah itu, 19,154 di antaranya adalah tenaga kerja Indonesia yang telah memberikan wawasan lokal mengenai lanskap ketenagakerjaan yang terjadi saat ini.

Dalam survei tersebut, ditemukan bahwa pada 2020, sebanyak 55 persen pekerja Indonesia bersedia bekerja secara remote. Namun, pada 2023, angka ini melonjak menjadi 71 persen, menunjukkan peningkatan sebesar 16 persen dalam tiga tahun terakhir. Tren ini mengindikasikan bahwa masyarakat Indonesia kini lebih tertarik pada pekerjaan internasional yang bisa dilakukan secara jarak jauh dibandingkan sebelumnya.

Wisnu Dharmawan, Sales Director Indonesia, Jobstreet by SEEK, menjelaskan bahwa peningkatan minat terhadap kerja remote ini juga berkaitan dengan penurunan keinginan untuk pindah ke luar negeri.

“Jadi ini juga (remote working) yang mungkin menyebabkan bahwa trend keinginan untuk pekerjaan di luar negeri itu sebenarnya sedikit menurun dari dulu ke sekarang,” ujar Wisnu, dalam Konferensi Pers di Gedung RDTX Place, Jakarta Selatan pada Selasa, 4 Juni 2024.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Selain di Indonesia, tren ini juga terlihat di negara-negara Asia Tenggara lainnya. Pada tahun 2020, 57 persen pekerja di ASEAN berminat untuk bekerja secara remote, dan pada tahun 2023, angka ini meningkat menjadi 71 persen. Tren serupa juga terjadi di tingkat global, minat untuk bekerja jarak jauh meningkat dari 57 persen pada tahun 2020 menjadi 66 persen pada tahun 2023.

Wisnu merinci, tren minat untuk pekerjaan di luar negeri tapi secara remote saat ini semakin meningkat dan konsisten, baik di Indonesia, di Asia Tenggara maupun secara global. 

“Nah kita lihat di Indonesia, Asia maupun global itu konsisten bahwa minat untuk pekerjaan di luar negeri tapi secara remote dari negara kita atau dari orang luar negeri meningkat secara konsisten,” kata dia.

Pilihan Editor: Tips Persiapkan Diri Bekerja di Perusahaan Terbaik

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


UU Tapera Digugat ke MK, Begini Bunyi Pasal yang Dimasalahkan dan Detail Gugatannya

1 hari lalu

Sejumlah pengunjuk rasa dari berbagai elemen buruh membentangkan poster saat unjuk rasa di Surabaya, Jawa Timur, Kamis, 13 Juni 2024. Mereka menyuarakan sejumlah aspirasi di antaranya menolak program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). ANTARA/Didik Suhartono
UU Tapera Digugat ke MK, Begini Bunyi Pasal yang Dimasalahkan dan Detail Gugatannya

Kebijakan soal seluruh pekerja wajib membayar iuran Tabungan Perumahan Rakyat atau Tapera yang menuai polemik akhirnya digugat ke MK.


Begini Cara Memeriksa Keaktifan BPJS Ketenagakerjaan

4 hari lalu

Begini Cara Memeriksa Keaktifan BPJS Ketenagakerjaan

Berikut cara memeriksa status BPJS Ketenagakerjaan secara online atau offline.


Saran Pakar Saraf untuk Pekerja Penderita Migrain

5 hari lalu

Ilustrasi migrain. Shutterstock
Saran Pakar Saraf untuk Pekerja Penderita Migrain

Pakar mengatakan pekerja yang sering mengalami nyeri kepala jangan menganggap sepele karena migrain merupakan kelainan sistem saraf dan sistem otak.


Kelompok Pekerjaan Ini Paling Diminati Orang Indonesia yang Bekerja di Luar Negeri

12 hari lalu

Ilustrasi rapat di kantor. Foto: Freepik.com/pressfoto
Kelompok Pekerjaan Ini Paling Diminati Orang Indonesia yang Bekerja di Luar Negeri

Dalam survei JobStreet, ditemukan bahwa 81 persen Indonesia di bidang digital, data science, dan AI berminat bekerja di luar negeri.


Kebakaran Perumahan Pekerja Asing di Kuwait Tewaskan Sedikitnya 41 Orang

12 hari lalu

Seorang petugas polisi terlihat di depan gedung yang terbakar di Mangaf, Kuwait selatan. Reuters
Kebakaran Perumahan Pekerja Asing di Kuwait Tewaskan Sedikitnya 41 Orang

Setidaknya 41 orang tewas ketika kebakaran terjadi di sebuah gedung yang menampung para pekerja di Kuwait, menurut pihak berwenang.


BP Tapera Masih Godok Ketentuan Iuran untuk Freelance

13 hari lalu

Ratusan buruh dari berbagai serikat pekerja se-Jabodetabek saat melakukan aksi unjuk rasa menolak Tapera di kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta, Kamis 6 Juni 2024. Dalam aksinya buruh juga menyerukan penolakan terhadap Uang Kuliah Tunggal (UKT) Mahal, KRIS BPJS Kesehatan, Omnibuslaw UU Cipta Kerja, Hapus OutSourching dan Upah Murah (HOSTUM). TEMPO/Subekti.
BP Tapera Masih Godok Ketentuan Iuran untuk Freelance

Pemerintah mewajibkan pekerja swasta dan pekerja mandiri yang memenuhi syarat untuk ikut program Tapera.


OPSI Minta Tapera Tidak Disamakan dengan JKN

13 hari lalu

Ratusan buruh dari berbagai serikat pekerja se-Jabodetabek saat melakukan aksi unjuk rasa menolak Tapera di kawasan Patung Kuda, Monas, Jakarta, Kamis 6 Juni 2024. Dalam aksinya buruh juga menyerukan penolakan terhadap Uang Kuliah Tunggal (UKT) Mahal, KRIS BPJS Kesehatan, Omnibuslaw UU Cipta Kerja, Hapus OutSourching dan Upah Murah (HOSTUM). TEMPO/Subekti.
OPSI Minta Tapera Tidak Disamakan dengan JKN

Organisasi Pekerja Seluruh Indonesia (OPSI) menyebut Tapera berbeda jauh dengan JKN. Karena Tapera tidak menjamin pesertanya mendapatkan manfaat sebes


Naik 18 Peringkat, Indonesia Semakin Populer Bagi Pekerja Global

14 hari lalu

Ilustrasi pekerja keras. Freepik/Arthurhidden
Naik 18 Peringkat, Indonesia Semakin Populer Bagi Pekerja Global

Melalui survei Decoding Global Talent 2024 Tren Mobilitas Kerja, Indonesia disebut semakin populer menjadi negara tujuan para pekerja global.


BP Tapera Masih Atur Skema Iuran Agar Menguntungkan Penabung yang Sudah Punya Rumah

14 hari lalu

Komisioner BP Tapera, Heru Pudyo Nugroho saat memberikan keterangan pers di Kantor BP Tapera, Jakarta, Rabu 5 Juni 2024. Semenjak BP Tapera beroperasi hingga 2024, BP Tapera telah mengembalikan Tabungan Perumahan Rakyat kepada 956.799 orang PNS pensiun atau ahli warisnya senilai Rp4,2 Triliun. TEMPO/Subekti
BP Tapera Masih Atur Skema Iuran Agar Menguntungkan Penabung yang Sudah Punya Rumah

BP Tapera masih mengatur skema dan tata kelola kewajiban iuran perumahan agar menguntungkan semua peserta termasuk yang sudah punya rumah.


PUPR Ungkap Alasan Pemberi Kerja Tanggung 0,5 Persen Iuran Tapera: Untuk Bangun Loyalitas

15 hari lalu

Petugas melayani peserta tabungan perumahan rakyat (Tapera) di Kantor Pelayanan Badan Pengelola Tapera, Jakarta, Selasa 4 Juni 2024. Presiden Joko Widodo menetapkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2024 tentang perubahan atas PP Nomor 25 Tahun 2020 tentang Tapera sebagai upaya untuk meningkatkan efektivitas penyelenggaraan dan akuntabilitas pengelolaan dana Tapera. TEMPO/Tony Hartawan
PUPR Ungkap Alasan Pemberi Kerja Tanggung 0,5 Persen Iuran Tapera: Untuk Bangun Loyalitas

Kementerian PUPR menyebut pemberi kerja diwajibkan tanggung 0,5 persen iuran pekerja untuk Tapera. Disebut untuk membangun loyalitas.