Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

3 Fase DBD yang Perlu Dipahami untuk Selamatkan Nyawa

Reporter

image-gnews
Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Pavel Danilyuk
Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Pavel Danilyuk
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis penyakit dalam konsultan penyakit tropik infeksi di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Jakarta, Soroy Lardo, menyebut perlunya memahami fase perjalanan klinis demam berdarah dengue (DBD) agar infeksi virus tidak menyebabkan perubahan imunitas dan menyelamatkan nyawa pasien.

Demam berdarah ini paling penting memahami fase perjalanan klinisnya, ada tiga fase, yaitu fase demam, fase kritis, dan fase recovery. Jadi masyarakat memahami kapan dia bisa kelola di rumah dan kapan harus dibawa berobat,” kata Soroy, Selasa, 16 Juli 2024.

Memahami tiga fase klinis demam berdarah penting agar orang tua tidak terlambat membawa anak ke rumah sakit dan menurunkan angka kematian yang sering diakibatkan kurangnya pemahaman tentang demam berdarah dengue. Pada fase pertama pasien mengalami demam 1-3 hari dan kadar virus dalam darah cukup tinggi. 

Virus akan mengeluarkan zat ositokin yang mengaktivasi proses yang menyebabkan demam. Pada fase ini metabolisme tubuh meningkat, menyebabkan kebutuhan cairan sangat tinggi sehingga hidrasi sangat diperlukan dan pemberian obat penurun demam.

Sementara pada fase hari keempat dan kelima memasuki fase kritis, yang artinya ada proses infeksi virus di pembuluh darah dan menyebabkan pembuluh darah bocor dan bisa menimbulkan syok yang dapat menyebabkan kematian. Potensi pendarahan bisa berakibat pada gangguan organ seperti ke paru-paru, rongga perut, dan lainnya. Infeksi virus ini juga dapat menyebabkan gejala bola mata, nyeri tulang belakang, nyeri sendi, hingga gangguan pencernaan.

“Masa kritis ini yang berbahaya sebenarnya karena pada saat itu akan terjadi kebocoran pembuluh darah dan kalau dilewati fase kritis akan terjadi fase recovery. Jadi, virus di dalam tubuh akan menurun drastis, sistem respons imun akan membaik, ini akan recovery,” paparnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kapan harus dibawa ke RS?
Soroy menyarankan ketika anak demam di hari pertama untuk membawa ke rumah sakit dan dirawat serta dilakukan tes NS1 di laboratorium untuk melihat potensi adanya virus dengue dalam darah. Penurunan trombosit juga pasti terjadi sehingga perlu perawatan lebih awal. Jika perawatan dilakukan pada fase kritis maka akan membuat kondisi pasien lebih cepat menurun dan dokter akan berusaha ekstrakeras untuk menyeimbangkan kondisi agar tidak jatuh pada kondisi syok.

“Istirahat jadi kunci utamanya. Kalau memungkinkan di puskesmas terdekat punya laboratorium pemeriksaan darah lengkap sederhana, itu bisa dicek trombositnya berapa. Kalau masih tinggi mungkin bisa dengan pemantauan ketat dari puskesmas dengan kecukupan cairan yang memadai sesuai berat badan,” kata dosen di Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta.

Soroy mengatakan peran nutrisi sangat diperlukan dalam upaya penyembuhan DBD. Selain cairan dan elektrolit, pasien dapat mengonsumsi buah-buahan yang mengandung vitamin C dan madu. Untuk mencegah meningkatnya infeksi demam berdarah dengue adalah dengan mendapatkan vaksin DBD yang diberikan 3-6 bulan setelah terinfeksi, yang dapat diberikan pada usia 6-45 tahun dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Pilihan Editor: Interval Puncak Kasus DBD Semakin Pendek, Ini Imbauan Kemenkes

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Najirah Resmi Buka Seminar Mengenal DBD dalam Peringatan ASEAN Dengue Day

14 hari lalu

Wakil Wali kota Bontang,  Najirah secara resmi membuka acara Seminar Awam Mengenal Penyakit Demam Berdarah Dengue dan Pencegahan dalam rangka memperingati ASEAN Dengue Day di Gedung Mainhall, Town Center Badak LNG, Bontang, Kamis, 22 Agustus 2024. Pemkot Bontang
Najirah Resmi Buka Seminar Mengenal DBD dalam Peringatan ASEAN Dengue Day

Wakil Wali Kota Bontang, Najirah, secara resmi membuka acara Seminar Awam Mengenal Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Pencegahannya, dalam rangka memperingati ASEAN Dengue Day, pada Kamis, 22 Agustus 2024 di Gedung Mainhall, Town Center Badak LNG, Bontang.


Nias Selatan Darurat Wabah DBD dan Malaria

23 hari lalu

Ilustrasi vaksin DBD (demam berdarah). Shutterstock
Nias Selatan Darurat Wabah DBD dan Malaria

Wabah Demam berdarah dengue (DBD) dan malaria setelah merebak di Nias Selatan, Sumatera Utara, sejak Januari-Juli 2024.


Nias Selatan Darurat Bencana DBD dan Malaria: Ratusan Orang Dirawat, 8 Meninggal

23 hari lalu

Suasana di salah satu ruangan bangsal anak khusus pasien terserang demam berdarah dengue (DBD) di RSUD TC Hillers Maumere, Kabupaten Sikka, NTT, Rabu, 11 Maret 2020. Hingga Rabu siang, jumlah kasus DBD di NTT sudah mencapai 3.109 kasus dengan jumlah korban yang meninggal mencapai 37 orang yang tersebar di 22 kabupaten dan kota se-NTT. ANTARA/Kornelis Kaha
Nias Selatan Darurat Bencana DBD dan Malaria: Ratusan Orang Dirawat, 8 Meninggal

Kasus demam berdarah dengue (DBD) dan malaria merebak di wilayah Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara, sepanjang Januari hingga Juli 2024.


Demam Berdarah Dengue Bisa Menjangkit Lebih Dari Sekali, Apa Risikonya?

41 hari lalu

Spesialis dokter anak Nunki Andria Samudra dalam gelar wicara bertajuk
Demam Berdarah Dengue Bisa Menjangkit Lebih Dari Sekali, Apa Risikonya?

Demam Berdarah Dengue mengancam jiwa dan mengintai setiap orang. Bagaimana risikonya bila seseorang terkena DBD lebih dari sekali?


Kurangi Risiko DBD Parah dengan Vaksinasi

41 hari lalu

Ilustrasi vaksin DBD (demam berdarah). Shutterstock
Kurangi Risiko DBD Parah dengan Vaksinasi

Vaksinasi lengkap menjadi salah satu langkah krusial dalam pencegahan DBD dan dapat menurunkan risiko keparahan serta rawat inap.


Penyebab Penyakit Rentan Menyerang di Masa Pancaroba

54 hari lalu

Petugas fogging Puskesma Palmerah melakukan foging di kawasan Palmerah, Jakarta, Selasa 14 Mei 2024. Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI menyebut ada mekanisme dalam proses pengasapan atau fogging untuk mencegah meningkatnya kasus demam berdarah dengue (DBD). Kasus DBD di DKI terbanyak di wilayah Jakarta Barat, ada 526 kasus DBD terjadi pada anak-anak hingga dewasa. TEMPO/Subekti.
Penyebab Penyakit Rentan Menyerang di Masa Pancaroba

Dokter menjelaskan perubahan kelembapan udara di masa pancaroba bisa menyebabkan kerentanan tubuh terhadap penyakit.


Inovasi dari Individu dan Komunitas Penting untuk Kurangi kasus Infeksi Demam Berdarah Dengue

58 hari lalu

Tim Dengue Slayers Challenge/PJI
Inovasi dari Individu dan Komunitas Penting untuk Kurangi kasus Infeksi Demam Berdarah Dengue

Pentingnya aksi dan inovasi masyarakat demi kurangi kasus demam berdarah dengue hingga mencapai target nol kematian akibat dengue di tahun 2030


Jambu Merah Ahlinya Menyembuhkan DBD, Fakta atau Mitos?

7 Juli 2024

Ilustrasi jambu biji. Unsplash.com/Gregory Culmer
Jambu Merah Ahlinya Menyembuhkan DBD, Fakta atau Mitos?

Meskipun jambu biji mengandung vitamin C yang memperkuat daya tahan tubuh, hal ini tidak otomatis berkontribusi peningkatan trombosit pada pasien DBD.


6 Fakta yang Harus Diketahui Tentang DBD

4 Juli 2024

Ilustrasi demam berdarah dengue atau DBD. Pexels/Pavel Danilyuk
6 Fakta yang Harus Diketahui Tentang DBD

Penderita DBD akan mengalami gejala nyeri hebat, terutama pada tulang dan persendian, yang terasa seolah-olah patah.


Kenali Pemicu Penyakit DBD dan Penularannya

2 Juli 2024

Tak Mudah Taklukkan Aedes Aegypti
Kenali Pemicu Penyakit DBD dan Penularannya

Kemenkes mengatakan interval puncak peningkatan kasus DBD yang awalnya setiap 10 tahun sekali kian pendek menjadi 5 tahun, bahkan 3 tahun