TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis bedah pediatri di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta, Kshetra Rinaldhy, mengatakan kista kelainan bawaan lahir atau duktus koledokus yang dibiarkan membesar bisa menimbulkan komplikasi karena sisa kista yang tidak bisa diangkat bersih. Ia mengatakan kista yang sudah terlanjur membesar membuat dokter sulit mengambil semua bagian kista karena sudah menempel ke jaringan tubuh lain dan akhirnya menyebabkan komplikasi.
“Kista yang tertinggal karena terlalu besar menempel ke usus halus, ke pembuluh darah, jadi sulit membersihkan semua sehingga terpaksa ada bagian tertinggal. Muncul keluhan ada yang berkembang menjadi kanker walaupun angkanya kecil,” kata Sherta dalam diskusi daring pada Rabu, 14 Agustus 2024.
Meskipun operasi sudah dilakukan dengan memotong saluran empedu langsung ke usus halus (bypass), akan timbul beberapa masalah lain yaitu muncul batu di saluran bypass karena sumbatan sebelumnya. Ia mengatakan kista yang tidak terdeteksi sejak dini juga bisa berakibat masalah kesehatan pada saat dewasa karena kista duktus koledokus sebagian tidak memiliki gejala.
“Ini kelainan bawaan dan bisa enggak bergejala. Gejalanya benjolan di perut karena salurannya membesar. Semakin bertambah usia bisa disertai kuning dan infeksi. Kalau enggak infeksi, enggak ngeh ada benjolan dan enggak kuning itu bisa sampai dewasa baru ketahuan. Tapi kelainannya sudah ada sejak dari lahir,” papar Sherta.
Bahaya bilirubin tinggi
Ia juga mengatakan zat bilirubin dari darah yang harusnya mengalir di saluran empedu dari hati menuju usus bisa tersumbat karena kista yang terlalu besar sehingga sumbatan menumpuk di hati dan menyebabkannya rusak. Bilirubin yang tinggi juga dapat menyebabkan kerusakan otak dan menurunkan kesadaran pasien.
Kerusakan hati menyebabkan sirosis atau penyakit hati kronis dengan berbagai gejala seperti gagal hati, muncul cairan di perut, perdarahan di saluran cerna, pasien muntah darah, perut membesar, dan akhirnya harus transplantasi hati selain operasi pengangkatan kista.
“Bilirubin tinggi berbahaya pada otak, ada ensefalopati (penyakit otak) sehingga kesadaran turun. Jadi, biasanya bilirubin tinggi pada bayi lahir harus diturunkan dengan sinar atau jemur. Di kista koledokus gejala yang juga muncul kulit gatal-gatal, jadi harus dihilangkan penyakitnya,” paparnya.
Kista yang membesar seiring bertambahnya usia juga perlu tindakan operasi yang bertahap, seperti mengurangi perut yang membesar, lalu pengangkatan kista. Jika hati sudah rusak maka harus dilakukan transplantasi hati. Pengobatan pascaoperasi harus dilakukan rutin setidaknya setahun sekali untuk menghindari masalah pencernaan. Pada pasien yang melakukan transplantasi hati juga harus minum obat seumur hidup untuk mengurangi risiko penolakan cangkok hati dari pendonor.
Pilihan Editor: Mitos Terkait PCOS dan Faktanya