TEMPO.CO, Jakarta - Vitamin K2 mungkin tak banyak dikenal dan tak sepopuler vitamin C, A, atau E. Padahal, vitamin K2 penting bagi kesehatan tulang, gigi, dan sistem kardiovaskular. Berikut saran pakar soal asupan vitamin K.
Selain K2, ada juga vitamin K1 yang ditemukan pada sayuran daun hijau dan bermanfaat dalam pengentalan darah sehingga mencegah pendarahan berlebihan, kata pakar diet Caroline Thomason. Sementara vitamin K2 ada pada daging, produk susu, dan telur.
Manfaat vitamin K2 termasuk meningkatkan kepadatan tulang, kesehatan gigi dan kardiovaskular, juga membantu mengontrol pengentalan darah. Kekurangan vitamin K2 yang parah bisa menyebabkan pendarahan.
"Jika tidak mengalami defisiensi, memilih makanan yang beragam bisa membantu memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh sehingga tak perlu lagi suplemen. Bila mengalami defisiensi atau masalah kesehatan tertentu yang butuh tambahan suplemen, lebih baik lagi jika dibarengi kontrol kesehatan dan gejala," kata Thomason kepada USA Today.
Yang perlu diperhatikan sebelum mengonsumsi vitamin K2
Konsumsi vitamin biasanya semakin populer setelah muncul pengaruh di media sosial. Thomason menyebut influencer sering mempromosikan vitamin tertentu dan mengklaimnya dibutuhkan tubuh. Apalagi para influencer biasanya memang di-endorsed para produsen untuk mempromosikan produknya.
"Promosi yang terus menerus ini bisa memunculkan tren kepedulian sekaligus memunculkan misinformasi, penggunaan suplemen vitamin yang tak perlu, bahkan konsekuensi yang membahayakan kesehatan," jelasnya.
Bagaimana dengan vitamin K2? Thomason mengatakan vitamin ini secara umum cukup aman untuk sehari-hari tapi akan lebih baik bila berkonsultasi dulu ke dokter sebelum mengasupnya. Apalagi efek sampingnya menyebabkan pengentalan darah sehingga perlu diperhatikan apakah Anda sedang minum obat-obatan atau ada masalah kesehatan yang efeknya justru mengencerkan darah. Ibu hamil dan menyusui pun perlu berkonsultasi dengan dokter sebelum mengonsumsinya.
Pilihan Editor: Kale Vs Bayam, Mana yang Lebih Sehat dan Bergizi?