TEMPO.CO, Jakarta - Perundungan merupakan perilaku agresif yang sering terjadi di kalangan anak-anak usia sekolah. Perilaku ini melibatkan ketidakseimbangan kekuasaan yang nyata atau dirasakan, yang kemudian berulang atau berpotensi untuk diulang.
Anak-anak yang menjadi korban maupun pelaku perundungan sering kali mengalami masalah serius dan berkepanjangan. Untuk dapat dianggap sebagai perundungan, perilaku tersebut harus bersifat agresif dan mencakup dua elemen utama yaitu ketidakseimbangan kekuasaan dan pengulangan.
Dikutip dari laman Stop Bullying, ketidakseimbangan kekuasaan terjadi ketika anak-anak yang menindas menggunakan kekuatan mereka, baik itu kekuatan fisik, akses terhadap informasi yang memalukan, atau popularitas, untuk mengendalikan atau menyakiti orang lain. Ketidakseimbangan ini dapat berubah dari waktu ke waktu dan dalam situasi yang berbeda, bahkan jika melibatkan orang yang sama.
Pengulangan adalah elemen penting lainnya dari perundungan. Perilaku perundungan terjadi lebih dari satu kali atau berpotensi terjadi lebih dari satu kali. Perundungan dapat berupa ancaman, penyebaran rumor, serangan fisik atau verbal, dan pengecualian seseorang dari suatu kelompok secara sengaja.
Perundungan dapat dibagi menjadi tiga jenis utama, yaitu:
- Perundungan verbal, ini mencakup tindakan mengatakan atau menulis hal-hal yang jahat. Contoh perundungan verbal termasuk mengolok-olok, menghina, memberikan komentar seksual yang tidak pantas, mengejek, dan mengancam akan menyakiti.
- Perundungan sosial, juga dikenal sebagai perundungan relasional, jenis ini melibatkan tindakan menyakiti reputasi atau hubungan seseorang. Contohnya adalah dengan sengaja meninggalkan seseorang, memberitahu anak-anak lain untuk tidak berteman dengan seseorang, menyebarkan rumor, dan mempermalukan seseorang di depan umum.
- Perundungan fisik, ini melibatkan tindakan menyakiti tubuh atau harta benda seseorang. Perundungan fisik dapat berupa memukul, menendang, mencubit, meludah, menjegal, mendorong, mengambil atau merusak barang milik orang lain, serta membuat gerakan tangan yang kasar atau tidak sopan.
Dilansir dari Psychology Today, di era modern, banyak orang tua yang cenderung membela anak-anak mereka tanpa benar-benar mempertimbangkan apa yang benar dan salah. Namun, Leslie Blanchard, seorang ibu dari lima anak, menunjukkan pendekatan berbeda dalam menangani perundungan.
Ketika putrinya meninggalkan seorang teman sekelasnya, Leslie menegur putrinya dan mengakui tindakan tersebut sebagai bentuk perundungan yang terselubung. Alih-alih melindungi putrinya, Leslie mengajarkannya untuk mengenal teman sekelasnya tersebut dan melaporkan tiga hal positif tentangnya.
Tindakan Leslie merupakan contoh pengasuhan yang berani dan efektif. Dengan menghentikan pengucilan yang dilakukan putrinya, Leslie tidak hanya melindungi korban perundungan tetapi juga mencegah tindakan tersebut berkembang menjadi perundungan yang lebih serius di masa depan.
Selain itu, Leslie menunjukkan bahwa anak-anak, terutama yang masih berusia sekolah dasar, tidak memiliki pengalaman hidup yang cukup untuk menangani interaksi sosial yang rumit. Mereka membutuhkan bimbingan dan dukungan dari orang tua. Penting bagi orang tua untuk terus memantau dan terlibat dalam interaksi sosial anak-anak mereka, mengajarkan nilai-nilai inklusi dan non-prasangka melalui contoh-contoh nyata dari kehidupan sehari-hari.
Anak-anak yang populer dan disukai, seperti putri Leslie, memiliki peran penting dalam lingkungan sosial mereka. Mereka dapat menjadi teladan dalam inklusi dan keterbukaan pikiran, membantu teman-teman sebaya mereka untuk berperilaku lebih baik dan menghilangkan prasangka dalam kelompok. Sebaliknya, jika tidak diarahkan dengan benar, mereka dapat menjadi pemimpin dalam perundungan.
Karena itu, penting bagi orang tua untuk mendidik anak-anak mereka tentang pentingnya bersikap inklusif dan menghormati orang lain, serta memberikan contoh positif dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, orang tua dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan bebas dari perundungan bagi generasi mendatang.
Pilihan editor: Saran Psikolog untuk Melawan Perundungan di Tempat Kerja