TEMPO.CO, Jakarta - Duduk terlalu lama berdampak pada kesehatan dan struktur tubuh, baik karena bekerja atau perjalanan jauh. Kebanyakan orang mungkin mengalami nyeri punggung, tegang di bagian bahu, dan banyak lagi. Selain itu, bagian tubuh yang paling menderita adalah bokong. Bokong yang selama delapan jam menjadi tumpuan bekerja akan terancam kesehatannya.
Obesitas, gejala rematik, diabetes, atau penyakit lain bisa disebabkan duduk terlalu lama. Salah satu penyakit yang tidak diketahui oleh banyak orang yakni Gluteal Amnesia atau lebih populer dengan nama dead butt syndrome. Kondisi ini dialami banyak orang tanpa disadari.
Dead butt syndrome merupakan pengingat saat tubuh tidak bergerak dalam waktu lama. Otot-otot bokong pun mulai lupa caranya bekerja. Duduk di depan komputer selama delapan jam atau bersantai di sofa sambil menonton serial televisi kesayangan tanpa melakukan aktivitas lain menjadi penyebab sindrom tersebut. Dead butt syndrome terjadi saat salah satu dari tiga otot bernama gluteus medius tidak berfungsi dengan baik.
“Hal tersebut dapat terjadi jika terlalu lama memarkir bokong di atas kursi, juga dapat menyerang yang aktif bergerak, karena otot gluteus medius tidak cukup bergerak,” ujar Kristen Schuyten, ahli terapi di Michigan Medicine di Amerika Serikat, dilansir dari Indian Express.
Jangan lupa peregangan
Gluteus medius berfungsi menjaga stabilitas tulang panggul. Gluteal amnesia atau dead butt syndrome tidak hanya dapat menyebabkan nyeri pada punggung dan pinggul saja tapi juga masalah pada lutut dan pergelangan kaki sebab tubuh berusaha menggantikan ketidakseimbangan.
Sayangnya, mereka yang hidup tanpa melakukan aktivitas lain selain bekerja di depan komputer selama berjam-jam, otot-otot panggul bisa mengalami penyusutan dan kaku. Hal tersebut berdampak pada glutes dalam proses yang dikenal dengan nama reciprocal inhibition. Proses tersebut menjelaskan adanya hubungan timbal balik, beri dan terima, antara otot-otot dan sendi di sekitar.
“Secara umum, saat otot berkontraksi, saraf memberi sinyal pada otot lain untuk relaks,” ujar Andrew Bang, spesialis tulang di Cleveland Clinic’s Wellness Institute.
Jika glutes pada bokong tidak bekerja dengan baik, maka mau tidak mau otot-otot di sekitar, termasuk panggul dan sendi, mengompensasi hal tersebut sehingga menjadi tegang karena adanya tekanan dari otot yang seharusnya relaks. Bang menambahkan, “Hal tersebut juga dapat menyerang yang aktif bergerak, misalnya pelari maraton, pendaki gunung, dan lainnya. Mereka yang kerap bertumpu pada otot keting akan mengalami hal serupa karena terjadi ketidakseimbangan otot.”
Bagaimana cara menghindari kondisi tersebut? Lakukan peregangan dan olahraga saat beristirahat. Atau jika jadwal kerja sangat padat dan tenggat waktu tidak membiarkan Anda bernapas sedikit pun, mungkin ini saatnya berpikir kembali apakah semuanya setimpal dengan kesehatan di kemudian hari.
“Saat olahraga, jangan lupa melakukan squat dan berjalan. Anda juga dapat menggunakan bola untuk olahraga di waktu senggang. Luangkan beberapa menit untuk bangun dari kursi. Apapun yang dilakukan, jangan biarkan tubuh melakukan pola yang sama berulang kali,” saran Bang.
Pilihan Editor: Bahaya Duduk Terlalu Lama bagi Otot Bokong